02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dengan tenteram dan damai.”<br />

“Dilihat sepintas memang sudah baik. Namun, kenyataannya<br />

tidaklah demikian. Hamba sebagai rakyat dapat merasakan pahit<br />

getir kehidupan sebagai rakyat.”<br />

Abu Hasan melanjutkan ocehannya, “Kalau menjadi raja seharisaja,<br />

hamba hukum para penghulu yang kejam yang kerjanya<br />

hanya memeras rakyat. Banyak rakyat yang hamba usir. Pengacau,<br />

penipu, pemeras semuanya akan hamba bereskan sehingga rakyat<br />

hidup aman dan tenteram.”<br />

“Coba saja lihat, penghulu kampung yang sudah mendapat gaji<br />

dari Raja, masih menyuruh rakyat beriuran. Para pedagang memeras<br />

rakyat. Rakyat meminjam sepuluh, diharuskan membayar seratus.<br />

Kelakuannya lebih dari orang Yahudi. Tidak lagi mengetahui lagi<br />

mana yang halal dan mana haram. Pantaslah mereka kaya-kaya,<br />

sedangkan rakyat tetap miskin. Apakah hal semacam ini diketahui<br />

Raja? “kata Abu Hasan menggebu-gebu.<br />

“Kalau hamba diberi kesempatan menjadi raja agak sehari saja,<br />

hamba bereskan semuanya sehingga rakyat hidup dengan tenang,”<br />

lanjut Abu Hasan.<br />

Sedang asyik berceloteh, Abdul Gafar menuangkan obat bius<br />

ke dalam cangkir Abu Hasan. Raja dan menteri tersenyum<br />

berpandang-pandangan. Tidak lama kemudian Abu Hasan mulai<br />

mengantuk. Kuatnya berapi-api. Akhirnya, Abu Hasan pingsan tidak<br />

sadarkan diri.<br />

Raja memerintahkan supaya Abu Hasan digotong ke istana.<br />

Masuk melalui pintu rahasia supaya tidak diketahui orang.<br />

Raja sebetulnya sangat senang dengan kehadiran Abu Hasan di<br />

istana karena beliau gagah dan bijak bicara. Kelihatannya juga<br />

cerdik. Apalagi Raja tidak mempunyai anak laki-laki. Begitu juga<br />

Puti Zubaidah, permaisuri Raja. Kehadiran Abu Hasan merupakan<br />

kebahagian sendiri baginya. Ia sangat memikirkan siapa yang akan<br />

menjadi pengganti raja kelak. Ia sangat mendambakan kelahiran<br />

seorang anak laki-laki, tetapi Tuhan belum memberikannya.<br />

Sumber: Hikayat Puti Zaitun, karya Maidar Arsyad.<br />

Lika-Liku Kehidupan 251

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!