02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

itu berarti dia kan bertemu dengan seseorang yang sangat ingin<br />

dijumpainya, yang ingin dia cium punggung tangannya. Namun,<br />

entah mengapa rasa gelisah itu sempat-sempatnya menelusup di hati.<br />

Irfan meraba tangannya. Dingin.<br />

“...Apa yang akan kau lakukan bila berjumpa?”<br />

Sepenggal kalimat itu tiba-tiba hadir di benaknya. Membuat rasa<br />

gelisah yang sudah menyergap dirinya semakin menjadi-jadi.<br />

“Bisa saya bantu, Dik?”<br />

Irfan terkejut. Dia tidak menyadari seseorang sudah ada<br />

disampingnya.”Assalamu’alaikum, Bu!” sapanya cepat, masih<br />

dengan jantung yang berdetak cepat.<br />

“Wa ‘alaikum salam. Ada yang bisa saya bantu?”setelah<br />

membalas salam, pertanyaan itu kembali dilontarkan.<br />

Irfan memandang sosok di depannya. seorang wanita yang<br />

diperkirakannya berumur hampir setengah abad, ada kerut-kertu<br />

di beberapa sudut wajahnya, rambutnya yang terlihat mulai<br />

memutih tampak dari selendang cokelat yang menutupi kepalanya,<br />

dan sebuah senyuman teduh. Inikah ibu kandungnya itu? Irfan terus<br />

bertanya-tanya.<br />

“Dik!” panggil wanita di depan Irfan itu.<br />

“Adik cari siapa?”<br />

“Eh ...” Irfan tersadar. Buru-buru dia mengeluarkan kertas dari<br />

saku bajunya. “Saya mencari alamat ini,”kata Irfan samil<br />

menyerahkan kertas itu.<br />

Wanita itu memperhatikan secarik kertas pemberian Irfan. Sedetik<br />

kemudian, “Adik mencari Bu Naila?”tanyanya.<br />

Irfan mengangguk cepat. Berharap agar pencariannya berakhir.<br />

“Kalau begitu, Adik terlambat,”kata wanita itu lagi.<br />

Mulut Irfan hanya bisa melongo.<br />

“Baru empat bulan lalu, Bu Naila pindah tugas ke Rumah Sakit<br />

Otorita Batam,”lanjut wanita itu.<br />

Tiba-tiba saja, Irfan merasakan seluruh persendian lemas.<br />

“Adik ini siapanya Bu Naila? Keluarganya?” Irfan semakin lemas.<br />

Backpack cokelat itu dilemparkannya di sudut kamar. Tanpa<br />

sempat membuka sepatu, Irfan merebahkan diri di atas kasur tipis<br />

194 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!