02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kakanda yang tercinta!<br />

Bahwa dengan surat ini tiadalah suatu apa yang adinda kirimkan,<br />

hanya sekadar salam dan doa, mudah-mudahan kakanda anak-beranak,<br />

di dalam sehat wa lafiat adanya. Demikian juga umur usia kakanda<br />

barang dilanjutkan Allah kiranya dan rezeki pun direndahkannya.<br />

Dengan surat yang secarik ini adinda permaklumkan juga kabar<br />

yang menyenangkan hati, yakni adinda telah mendapat surat pindah<br />

ke Sipirok. Dalam sepuluh hari ini adinda berangkat dari Binjai. Mudahmudahan,<br />

kalau tiada aral melintang adinda di sini dalam sebulan ini.<br />

Di sini kakanda terimalah dengan senang hati kiriman adinda yang<br />

tiada dengan sepertinya, yaitu sehelai kain Batu-Bara*)<br />

Kabar yang lain ada baik.<br />

Salam dan takzim waltakrim<br />

Baginda Mulia<br />

“Bulan di muka ia datang, tiada lama lagi: tepat sesudah padi di<br />

sawah disabit. Jadi pada waktu memangkur sawah ini, suadah tentu<br />

akan diselesaikan pula. Utangku, yaitu bagiannya yang kuhabiskan,<br />

haruslah pula kubayar, karena tiada dapat di sembunyikan lagi. Tapi<br />

siapa tahu, aku harus mencari akal.” Demikianlah Sutan Baringin<br />

berpikir-pikir, setelah surat Baginda Mulia itu dibacanya. Kain<br />

kiriman yang mahal dan bagus itu tiada dipedulikannya lagi. Pikiran<br />

yang buruk itulah balasan hari Banginda Mulia yang baik itu. Ia<br />

memandang Sutan Baringin saudaranya yang menaruh cinta akan<br />

dia, akan tetapi dia dipandang Sutan Baringin sebagai orang yang<br />

menyusah-nyusahkan dia.<br />

Demikianlah budi Sutan Baringin kepada saudaranya yang<br />

datang dari tanah rantau itu. Hati cemburu, loba, tamak, dengki,<br />

dan khizit, sekaliannya itu sudah berurat berakar dalam darahnya;<br />

itulah yang akan merusakkan diri Sutan Baringin.<br />

Setelah mereka itu dua laki-istri selesai makan, istrinya bertanya,<br />

sekadar akan melawan suaminya bercakap-cakap.<br />

“Dari manakah diri tadi, sehingga kita terlambat makan?”<br />

“Pergi ke kantor pos menerima pos paket kiriman adik kita dari<br />

Binjai,” sahut Sutan Baringin dengan ringkas.<br />

188 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!