02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pada tanggal 1 Januari 1868 semua mandor pabrik berkumpul<br />

di rumah administratur untuk memberi ucapan selamat tahun baru<br />

sebagaimana biasa diadatkan pada mereka. Dan sana mereka<br />

menuju ke rumah Joyopranoto dan diterima di 6 pendopo yang berdiri<br />

di sebelah rumah di mana setelah siap teratur berderet-deret meja<br />

hidangan, kursi untuk para tuan bersuka ria, makan dan minum.<br />

Sorenya, jam 4, Siti Mariah, pengantin baru, diarak dengan payung<br />

berprada mengelilingi pabrik, dirias pengantin, berkebaya sutra putih,<br />

kain banyumas, selop beledu berhiaskan penuh mas-intan.<br />

Ahai, betawi manis gelius Mariah, bintang Sokaraja, Bidadari<br />

Banyumas. Edas! Edas! Sesudah diarak diiringi gendang dan segala<br />

permainan, selamatan pun dimulai di 6 pendopo, dihadiri lebih dari<br />

1000 tamu.<br />

Malamnya benar-benar pesta besar. Pada kaca-kaca, pendopopendopo,<br />

dan rumah mandor-besar, terpasang lampu besar-kecil.<br />

Wayang, tayuban dan lain-lain pertunjukan ramai dan meriah.<br />

Ratusan orang datang menyaksikan. Pada jam 12 malam petasan<br />

dan kembang api disulut. Bagus sekali.<br />

Pada jam 6 pagi pengantin Siti Mariah diantar ke rumah Henri<br />

Dam, dikawal ratusan orang dan diiringi banyak permainan. Dengan<br />

disaksikan semua keluarga Joyopranoto, Mariah diserahkan pada<br />

Henri Dam.<br />

Iring-iringan itu disambut dengan segala hormat oleh Henri Dam<br />

sendiri bersama kawan-kawannya. Pada jam 9 pagi semua hadirin<br />

pada pulang. Tertinggallah pengantin laki-perempuan sendiri. Habis<br />

perkara! Ehem.<br />

Cita-cita Henri Dam dan Mariah sudah terkabul. Mereka telah<br />

berhasil bersatu dan hidup sebagai laki-istri. Syukur. Syukur!<br />

Ini terjadi pada 2 Januari 1868.<br />

Keluarga Henri Dam nampak berbahagia. Sarinem diterima<br />

sebagai babu untuk merawat ndoro nyonya, ndoro mas Ajeng. Dari<br />

Henri Dam, Sarinem mendapat hadiah 200 dan dua bahu sawah di<br />

desa Suren. Sedang dari bapak dan ibunya Mariah mendapat hadiah<br />

pakaian dan perhiasan mas-intan berharga ribuan dan lagi 12 bahu<br />

sawah di desa Randubukit. Biaya pesta hajat itu sendiri menelan kirakira<br />

lebih dari 5000.<br />

Menegakkan Keadilan 183

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!