Khazanah ANTROPOLOGI
Khazanah ANTROPOLOGI
Khazanah ANTROPOLOGI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia 35<br />
awasan Kebhinekaan<br />
Pada tahun 2000, di Kalimantan Barat<br />
terjadi konflik bernuansa sara antara etnik<br />
Melayu dan etnik Madura yang dipicu oleh<br />
perkelahian antarpemuda. Sepanjang<br />
sejarah, daerah Kalimantan Barat sering<br />
dilanda konflik sosial. Konflik sosial tersebut<br />
ntropologia<br />
Penanaman sikap toleransi dan empati<br />
sosial terhadap keanekaragaman budaya<br />
bangsa dapat dilakukan melalui sarana<br />
pendidikan multikultural di sekolah. Dengan<br />
angkuman<br />
Masyarakat Indonesia adalah<br />
masyarakat majemuk yang dibedakan<br />
secara horizontal maupun secara vertikal.<br />
Secara horizontal, masyarakat Indonesia<br />
3. Penanganan Masalah Akibat Keberagaman Budaya<br />
Penanganan masalah akibat keberagaman budaya<br />
membutuhkan pendekatan yang bijak karena masalah<br />
keberagaman berhubungan isu-isu sensitif, seperti suku,<br />
agama, ras, dan antargolongan (sara). Dalam menangani<br />
masalah yang ditimbulkan keberagaman budaya diperlukan<br />
langkah dan proses yang berkesinambungan. Pertama,<br />
memperbaiki kebijakan pemerintah di bidang pemerataan<br />
hasil pembangunan di segala bidang. Hal ini disebabkan<br />
karena permasalahan yang ditimbulkan karena perbedaan<br />
budaya merupakan masalah politis. Kedua, penanaman sikap<br />
toleransi dan saling menghormati adanya perbedaan budaya<br />
melalui pendidikan pluralitas dan multikultural di dalam<br />
jenjang pendidikan formal. Sejak dini, siswa ditanamkan<br />
nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati, toleransi, dan<br />
solidaritas sosial sehingga mampu menghargai perbedaan<br />
secara tulus, komunikatif, dan terbuka tanpa adanya rasa<br />
saling curiga. Dengan demikian, model pendidikan pluralitas<br />
dan multikultur tidak sekadar menanamkan nilai-nilai<br />
keberagaman budaya, namun juga memperkuat nilai-nilai<br />
bersama yang dapat dijadikan dasar dan pandangan hidup<br />
bersama.<br />
muncul karena sistem sosial masyarakat<br />
Kalimantan Barat yang heterogen, tidak<br />
adanya lembaga sosial sebagai wadah<br />
pembauran antaretnik, dan adanya faktor<br />
kesenjangan ekonomi antaretnik.<br />
adanya pendidikan tersebut diharapkan<br />
masyarakat mampu menghargai perbedaan<br />
budaya di dalam masyarakat<br />
secara terbuka, komunikatif, dan tulus.<br />
ditandai dengan perbedaan ras, agama,<br />
suku bangsa, dan golongan serta secara<br />
vertikal ditandai dengan perbedaan<br />
ekonomi, politik, sosial budaya, dan