Khazanah ANTROPOLOGI
Khazanah ANTROPOLOGI
Khazanah ANTROPOLOGI
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
42<br />
Sumber: www.tempointeraktif.com<br />
Gambar 3.1 Dampak gerakan separatisme di<br />
Indonesia<br />
awasan Kebhinekaan<br />
<strong>Khazanah</strong> Antropologi SMA 1<br />
Agustus 1945, Indonesia selalu diwarnai oleh<br />
gerakan separatisme, seperti gerakan separatis<br />
DI/TII dan RMS di Maluku. Gerakan<br />
tersebut saat ini juga berlangsung di Provinsi<br />
Papua yang dilakukan oleh OPM (Organisasi<br />
Papua Merdeka) di provinsi paling timur di<br />
Indonesia tersebut.<br />
Karena struktur sosial budayanya yang<br />
sangat kompleks, Indonesia selalu berpotensi<br />
menghadapi permasalahan konflik antaretnik,<br />
kesenjangan sosial, dan sulitnya terjadi<br />
integrasi nasional secara permanen. Hal<br />
tersebut disebabkan adanya perbedaan<br />
budaya yang mengakibatkan perbedaan<br />
dalam cara pandang terhadap kehidupan<br />
politik, sosial, dan ekonomi masyarakat.<br />
Menurut Samuel Huntington, Indonesia<br />
adalah negara yang mempunyai potensi disintegrasi paling besar setelah<br />
Yugoslavia dan Uni Soviet pada akhir abad ke-20. Menurut Clifford<br />
Geertz apabila bangsa Indonesia tidak mampu mengelola keanekaragaman<br />
etnik, budaya, dan solidaritas etniknya maka Indonesia akan<br />
berpotensi pecah menjadi negara-negara kecil. Misalnya, potensi<br />
disintegrasi akibat gerakan Organisasi Papua Merdeka yang<br />
menginginkan kemerdekaan Provinsi Papua dari Indonesia.<br />
Kemajemukan masyarakat Indonesia<br />
merupakan potensi yang memperkaya<br />
budaya nasional. Namun, di sisi lain di<br />
dalam kemajemukan juga tersimpan<br />
potensi disintegrasi nasional. Kecende-<br />
rungan masing-masing kelompok kultural<br />
untuk terorganisasi secara politik akan<br />
menciptakan sentimen primordial dan mengembangkan<br />
politik aliran yang dapat<br />
mengancam integrasi nasional.<br />
Pola kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dibedakan menjadi<br />
dua. Pertama, diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat<br />
(custom differentiation) karena adanya perbedaan etnik, budaya, agama,<br />
dan bahasa. Kedua, diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan<br />
struktural (structural differentiation) yang disebabkan oleh adanya<br />
perbedaan kemampuan untuk mengakses potensi ekonomi dan politik<br />
antaretnik yang menyebabkan kesenjangan sosial antaretnik.<br />
Sebagai masyarakat majemuk, Indonesia memiliki dua kecenderungan<br />
atau dampak akibat keberagaman budaya tersebut, antara<br />
lain sebagai berikut.<br />
1. Berkembangnya perilaku konflik di antara berbagai kelompok etnik.<br />
2. Pemaksaan oleh kelompok kuat sebagai kekuatan utama yang<br />
mengintegrasikan masyarakat.