13.04.2014 Views

VthCUJ

VthCUJ

VthCUJ

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

selingan<br />

Majid/Getty Images<br />

di Jakarta, tak ada pembatasan jam malam.<br />

Bukan cuma itu. Ia juga menilai tak ada pembedaan<br />

berarti antara kaum perempuan dan<br />

lelaki dalam aktivitas keseharian. “Pokoknya<br />

saya merasa lebih nyaman dan aman di Iran<br />

dibanding di Jeddah (Arab Saudi) atau Qatar,<br />

misalnya,” ujar Lena.<br />

Dina Y. Sulaeman, yang pernah 8 tahun<br />

tinggal di Iran, membenarkan kesaksian Lena.<br />

Pemerintah Iran, kata dia, sebenarnya mewajibkan<br />

semua perempuan di atas 9 tahun, apa<br />

pun agama atau kewarganegaraannya, saat<br />

berada di Iran mengenakan jilbab bila keluar<br />

dari rumah. Namun, sejak pemerintahan Presiden<br />

Muhammad Khatami (1997-2005) berkuasa,<br />

aturan itu sedikit longgar. Ketika Mahmud<br />

Ahmadinejad ingin kembali mengetatkan aturan<br />

itu, tak sepenuhnya masyarakat di kota-kota<br />

besar setuju.<br />

“Apalagi menyangkut kehidupan yang termasuk<br />

wilayah pribadi, pemerintah tak akan terlalu<br />

jauh ikut campur. Jadi, kalau ada foto perempuan<br />

Iran mengenakan pakaian “you can see”<br />

di dalam rumah, ya tak ada masalah karena itu<br />

wilayah privat,” kata Dina, yang menerbitkan<br />

buku Journey to Iran pada 2011.<br />

Dalam hubungan perkawinan, ia melanjutkan,<br />

perempuan mempunyai posisi tawar<br />

cukup baik karena dapat meminta mahar yang<br />

nilainya cukup tinggi. Hal ini lebih dimaksudkan<br />

Majalah detik 17 - 23 februari 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!