You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Fokus<br />
Polemik KRi Usman-harun<br />
Pusara Serda Usman dan Kopral<br />
Harun di TMP Kalibata, Jakarta<br />
(12/2). PM Singapura Lee Kuan<br />
Yew sempat menaburkan bunga<br />
di kedua makam pahlawan<br />
tersebut sehingga, menurut<br />
Indonesia, tidak ada alasan<br />
Singapura memprotes ada KRI<br />
memakai nama mereka.<br />
Hasan / detikcom<br />
juga diberikan kepada Lurssen sebagai bagian<br />
dari pembayaran. Brunei mengizinkan Lurssen<br />
menjajakannya kepada negara yang tertarik<br />
lewat anak perusahaan mereka,<br />
Global Naval Systems, yang<br />
berkantor di Singapura.<br />
Tak mudah menjual korvet<br />
yang dibuat khusus untuk ukuran<br />
badan orang Asia itu. Negara<br />
Eropa tidak tertarik karena tak<br />
adanya mesin pemanas udara<br />
buat mengarungi perairan dingin.<br />
Rencana penjualan itu bikin<br />
Inggris ketar-ketir karena cemas<br />
pembelinya negara seperti Korea Utara atau<br />
Myanmar. Dalam keadaan normal, negaranegara<br />
itu tidak akan pernah mampu membeli<br />
kapal perang supercanggih tersebut.<br />
Sempat diisukan dibeli Aljazair pada 2008,<br />
ketiga korvet itu akhirnya jatuh ke tangan<br />
Indonesia dengan harga obralan pada Januari<br />
2012. Brunei dan Inggris bahkan setuju Indonesia<br />
cukup membayar 20 persen dari ongkos<br />
produksi, yakni hanya 120 juta pound sterling<br />
atau sekitar Rp 2,3 triliun.<br />
Memang bukan pertama kalinya Brunei<br />
mengoper kapal perang ke Indonesia. Dua<br />
tahun lalu, Sultan Bolkiah menghibahkan dua<br />
kapal cepat buatan 1970-an, KDB Waspada<br />
dan KDB Pejuang, kepada Indonesia. TNI AL<br />
menjadikannya kapal latih KRI Salawaku dan<br />
KRI Badau.<br />
Dukungan Inggris terhadap pembelian itu<br />
dituangkan dalam nota kesepahaman antara<br />
Menteri Pertahanan Philip Hammond dan<br />
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.<br />
Perjanjian pada November 2012 itu disaksikan<br />
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang<br />
baru diberi gelar Knights Grand Cross of the<br />
Order of the Bath dari Ratu Inggris.<br />
Namun Dewan Perwakilan Rakyat sempat<br />
menolak korvet ini karena tidak stabil, sehingga<br />
mengganggu akurasi tembakan. Selain itu, kapal<br />
miring jika dipacu dalam kecepatan tinggi.<br />
Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Tubagus<br />
Hasanuddin membenarkan bahwa pihaknya<br />
sempat curiga dengan kualitas kapal karena<br />
Brunei langsung menjual lagi setelah membayarnya.<br />
“Informasi awalnya, kapal itu tidak ba-<br />
Majalah detik 17 - 23 februari 2014