Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Fokus<br />
Polemik KRi Usman-harun<br />
Usman dan Harun (diborgol)<br />
ketika diajukan ke Pengadilan<br />
Tinggi Singapura pada 1965.<br />
STPhoto<br />
atas 100 perwira TNI. Padahal tim penerbang<br />
Indonesia, Tim Jupiter, akan menghibur dengan<br />
atraksi udara.<br />
Mendapat reaksi keras itu, Indonesia membalasnya<br />
dengan keras pula. Panglima TNI Jenderal<br />
Moeldoko balas membatalkan kedatangannya<br />
ke Singapura meskipun ia tidak masuk<br />
daftar yang undangannya dibatalkan Negeri<br />
Singa. Ia memastikan tidak akan mengubah<br />
nama KRI Usman-Harun. “Tetap, enggak ada<br />
yang berubah,” kata Moeldoko.<br />
Singapura boleh saja menganggap Usman<br />
dan Harun sebagai teroris. Tapi Indonesia telah<br />
menetapkan dua prajurit itu sebagai pah lawan.<br />
Mereka berbakti kepada nusa dan bangsa<br />
dengan menjalankan tugas pemerintah RI yang<br />
dipimpin Sukarno pada masa konfrontasi dengan<br />
Malaysia. Saat itu, tahun 1965, Singapura<br />
masih menjadi bagian dari Federasi Malaysia.<br />
Usman dan Harun ditempatkan di Basis X<br />
Subbasis II di Pulau Sambu. Keduanya bertugas<br />
bersama relawan lain, Gani bin Arup, di bawah<br />
komando Kapten Paulus Subekti. Misinya<br />
adalah menyusup ke Singapura dan melakukan<br />
sabotase.<br />
Buku Usman dan Harun karya Lettu (Laut)<br />
Murgiyanto, yang diterbitkan Direktorat Perawatan<br />
Personel TNI AL, menyebutkan Usman,<br />
Harun, dan Gani menyeberang pada 8<br />
Maret 1965. Sasaran mereka sangat strategis,<br />
gedung MacDonald House di Orchard Road.<br />
MacDonald House merupakan salah satu<br />
Majalah detik 10 - 16 februari 2014