Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
seni hiburan<br />
FILM<br />
rakan ketidaksetujuan mereka lewat Internet.<br />
Protes terus berlanjut di sepanjang produksi<br />
yang tertunda. Skenario bahkan sempat bocor.<br />
Dari sana penggemar memberi masukan agar<br />
ceritanya lebih serius menyinggung sosio-kultural,<br />
bukan hanya menjual action.<br />
Dan sepertinya José Padilha tidak menganggap<br />
sepi pendapat mereka yang menggemari<br />
RoboCop selama hampir tiga dekade. Kostum<br />
robot didesain ulang yang lebih masuk akal,<br />
kali ini tanpa masker, yang membuat wajah<br />
Kinnaman terekspos. Film ini juga punya rating<br />
12A, yang di Hollywood artinya jauh dari kekerasan<br />
besar-besaran seperti di versi orisinal.<br />
Padilha menurunkan sedikit tone RoboCop<br />
dengan menghadirkan action yang lebih mengingatkan<br />
kita pada Elite Squad (2007) garapannya.<br />
Namun dia mengambil jalur yang sama<br />
dengan Verhoeven untuk klimaks RoboCop,<br />
yakni saat Murphy mengabaikan program-program<br />
dari Dr Norton dan mengejar dua pembunuhnya.<br />
Sama “nendang”-nya.<br />
Ada satu adegan khas RoboCop yang membuat<br />
karya Padilha ini lebih manusiawi, yakni<br />
ketika RoboCop telanjang di depan cermin.<br />
Pakaian robotnya dilucuti hingga tampaklah<br />
otak yang tak ditutupi tengkorak, paru-paru<br />
yang berdenyut dalam tabung, dan telapak<br />
tangan tanpa lengan. Sudah, itu saja yang tersisa.<br />
Bagaimana Murphy memandang jijik pada<br />
bayangannya sendiri hingga dia bilang tidak<br />
Majalah detik 17 - 23 februari 2014