07.01.2015 Views

Menuju Keunggulan Operasional dan Kondisi Keuangan yang ...

Menuju Keunggulan Operasional dan Kondisi Keuangan yang ...

Menuju Keunggulan Operasional dan Kondisi Keuangan yang ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN<br />

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI<br />

Tahun <strong>yang</strong> berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2004 <strong>dan</strong> 2003<br />

(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)<br />

Jumlah pembelian tenaga listrik berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut sebesar Rp181,0 miliar pada tahun 2004 <strong>dan</strong><br />

Rp166,3 miliar pada tahun 2003.<br />

k. Perusahaan mempunyai perjanjian dengan Departemen Kehutanan (DK) mengenai eksploitasi bahan baku untuk semen,<br />

pembangunan prasarana <strong>dan</strong> fasilitas pendukung lainnya di kawasan hutan seluas 3.733,97 hektar <strong>yang</strong> berlokasi di Pantai<br />

- Kampung Baru, Kalimantan Selatan. Berdasarkan perjanjian tersebut, DK bersedia memberi izin kepada Perusahaan<br />

untuk menggunakan kawasan hutan di atas untuk tujuan tersebut di atas tanpa imbalan apapun. Namun demikian,<br />

Perusahaan diwajibkan untuk membayar biaya-biaya tertentu sesuai dengan peraturan <strong>yang</strong> berlaku, menanam kembali<br />

wilayah <strong>yang</strong> tidak produktif setiap tahun, memelihara wilayah hutan <strong>yang</strong> dipinjam oleh Perusahaan <strong>dan</strong> mengembangkan<br />

kehidupan masyarakat disekitarnya. Izin tersebut tidak dapat dialihkan <strong>dan</strong> akan berakhir pada bulan Mei 2019.<br />

l. Dalam rangka memenuhi peraturan pertambangan <strong>yang</strong> dikeluarkan oleh pemerintah, Perusahaan berkewajiban untuk<br />

merestorasi lahan tambang dengan menyiapkan <strong>dan</strong> menyerahkan rencana restorasi tahunan <strong>yang</strong> disebut Buku Rencana<br />

Eksploitasi Tambang untuk periode 5 tahun kepada Departemen Pertambangan. Perusahaan telah membuat ca<strong>dan</strong>gan<br />

untuk beban restorasi lahan bekas tambang masing-masing sebesar Rp9.676.346.732 <strong>dan</strong> Rp5.817.891.007 pada<br />

tahun 2004 <strong>dan</strong> 2003 <strong>yang</strong> disajikan sebagai bagian dari “Kewajiban Jangka Panjang - Lain-lain” pada neraca<br />

konsolidasi.<br />

m. Perusahaan menghadapi risiko pasar, terutama karena perubahan kurs mata uang asing, <strong>dan</strong> menggunakan instrumen<br />

derivatif untuk lindung nilai atas risiko tersebut dalam rangka menjalankan manajemen risiko. Perusahaan tidak mempunyai<br />

atau menerbitkan instrumen derivatif untuk tujuan diperdagangkan.<br />

Pada tanggal 31 Desember 2004, Perusahaan memiliki kontrak valuta berjangka dengan Standard Chartered Bank, Cabang<br />

Jakarta, JPMorgan Chase Bank, N.A., Cabang Jakarta (JPMorgan) <strong>dan</strong> ABN-AMRO Bank N.V., Cabang Jakarta dengan<br />

nilai pokok sebesar JP¥1.975 juta <strong>dan</strong> US$25 juta <strong>yang</strong> akan jatuh tempo pada berbagai tanggal pada tahun 2005 dengan<br />

kurs tetap dari Rp85,43 sampai dengan Rp89,24 untuk JP¥1 <strong>dan</strong> Rp8.990 sampai dengan Rp9.477 untuk US$1. Disamping<br />

itu, Perusahaan juga memiliki kontrak opsi (“option contract”) dengan JPMorgan, dengan nilai pokok sebesar JP¥105 juta<br />

<strong>dan</strong> US$1,5 juta dimana JPMorgan <strong>dan</strong> Perusahaan mempunyai hak beli <strong>dan</strong> jual pada kurs Rp8.500 <strong>dan</strong> Rp9.800 untuk<br />

US$1 <strong>dan</strong> Rp79,4 <strong>dan</strong> Rp90,29 untuk JP¥1 (lihat Catatan 26c). Pada tanggal 31 Desember 2004, Perusahaan mengakui<br />

piutang bersih atas nilai wajar dari kontrak valuta berjangka <strong>dan</strong> opsi tersebut sebesar Rp11.541.667.148 <strong>yang</strong> disajikan<br />

sebagai bagian dari “Piutang Lain-lain dari Pihak Ketiga” pada neraca konsolidasi tahun 2004.<br />

Laba <strong>yang</strong> timbul dari transaksi derivatif tersebut sebesar Rp18.812.439.398 <strong>yang</strong> dibukukan sebagai bagian dari “Laba<br />

(Rugi) Kurs - Bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2004.<br />

23. LITIGASI<br />

Pada tanggal 24 Februari 2004, Ati binti Sadim dkk (“Penggugat”), <strong>yang</strong> mengaku sebagai ahli waris pemilik tanah seluas<br />

2.665.044 meter persegi <strong>yang</strong> berlokasi di Cipulus <strong>dan</strong> Pasir Kores, Desa Lulut - Jawa Barat, menggugat Perusahaan karena<br />

melakukan perbuatan melawan hukum, sehubungan dengan praktek <strong>yang</strong> tidak adil <strong>yang</strong> dilakukan oleh Perusahaan pada<br />

saat memperoleh hak atas tanah tersebut di atas, khususnya dengan alasan-alasan sebagai berikut:<br />

• Harga tanah <strong>yang</strong> dibebaskan terlalu rendah <strong>dan</strong> tidak memadai.<br />

• Harga beli ditetapkan secara sepihak oleh Perusahaan.<br />

• Perusahaan tidak melibatkan Penggugat saat proses pengukuran tanah.<br />

• Perusahaan belum membayar tanah <strong>yang</strong> telah dilepaskan hak miliknya seluas 934.111 meter persegi.<br />

Jumlah seluruh kerugian <strong>yang</strong> dituntut oleh Penggugat karena tidak dapat menggunakan tanah tersebut selama 30 tahun<br />

adalah sebesar Rp41.103.585.000.<br />

Berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri Cibinong (“Pengadilan”) tanggal 10 Agustus 2004, Pengadilan menolak semua<br />

tuntutan di atas. Penggugat telah mengajukan naik banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat <strong>dan</strong> pada tanggal laporan<br />

95<br />

Laporan Tahunan Indocement 2004

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!