mekanisme domestik untuk mengadili pelanggaran ham ... - Elsam
mekanisme domestik untuk mengadili pelanggaran ham ... - Elsam
mekanisme domestik untuk mengadili pelanggaran ham ... - Elsam
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Kursus HAM <strong>untuk</strong> Pengacara X, 2005<br />
Bahan Bacaan<br />
Materi : Pengadilan Hak Asasi Manusia<br />
7. Proses Penuntutan oleh Pengadilan Nasional Negara Lain<br />
Pengadilan hukum pidana oleh suatu negara di luar tempat dimana <strong>pelanggaran</strong> HAM berat terjadi juga<br />
merupakan salah satu opsi. Negara yang berusaha <strong>mengadili</strong> kejahatan yang dilakukan di luar negeri<br />
dapat menerapkan jurisdiksi atas dasar nasionalitas pelaku atau nasionalitas korban. Apabila negara<br />
tersebut tidak ada kaitannya dengan kejahatan tersebut, asas yang digunakan adalah asas universalitas<br />
dengan memberlakukan jurisdiksi universal.<br />
Dalam hal ini negara yang bersangkutan harus membuat ketentuan hukum pidana yang mengijinkan<br />
penuntutan atas perbuatan extra-territorial atau mengijinkan penuntutan langsung atas dasar hukum<br />
internasional.<br />
Dalam kerangka ini seharusnya kejahatan internasional yang dilakukan di luar negeri mungkin dituntut<br />
atas dasar ketentuan khusus yang diumumkan bahwa negara tersebut mentaati kewajiban hukum<br />
internasional. Bisa juga konvensi internasional itu sendiri menentukan bahwa negara tersebut menetapkan<br />
hukum yang mengatur tentang perbuatan extra-territorial. Contohnya adalah Konvensi Penyiksaan 1984<br />
mewajibkan negara-negara <strong>untuk</strong> mengatur ketentuan yang mengijinkan penuntutan terhadap penyiksaan<br />
yang dilakukan di luar batas negara. Demikian pula dengan Konvensi Jenewa 1949 dan Protocol I. Dalam<br />
kedua hal ini negara-negara harus memiliki suatu perundang-undangan yang diperlukan <strong>untuk</strong><br />
mengkriminalisasikan ‘grave breaches’ tanpa memperhatikan tempat di mana perbuatan dilakukan.<br />
Beberapa negara perundang-undangannya mengatur mengenai perbuatan extra-territorial sekalipun<br />
konvensi yang relevan tidak mewajibkan penalisasi perbuatan tersebut. Contohnya adalah AS dan Perancis<br />
yang mengatur genosida atas dasar asas nasionalitas dan Perancis atas dasar asas nasionalitas dan<br />
personalitas pasif, di samping asas teritorialitas yang ditentukan dalam Konvensi.<br />
Beberapa negara juga mengatur kejahatan internasional di samping yang ditentukan dalam Konvensi.<br />
Belgia, Spanyol, Swedia dan AS dalam mengatur kejahatan perang mencakup kejahatan-kejahatan lain di<br />
luar ‘grave breaches’. Konvensi Jenewa termasuk <strong>pelanggaran</strong> Protocol II. Pengaturan tentang genosida di<br />
Perancis tahun 1992 mencakup pula tentang kejahatan terhadap kemanusiaan. Ketentuan di Canada yang<br />
mengatur tentang kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan mengijinkan penuntutan<br />
terhadap seorang asing atas perbuatannya di luar Canada terhadap orang asing lain. Syaratnya adalah atas<br />
dasar kehadirannya di Canada .<br />
Praktek di pelbagai negara menunjukkan bahwa sampai pertengahan 1990-an terungkap bahwa ada<br />
kecenderungan negara-negara tidak menghendaki (unwillingness) <strong>untuk</strong> memidana pelaku kekejaman yang<br />
dilakukan di luar negeri, lebih-lebih bilamana kejahatan tidak dilakukan oleh atau diarahkan kepada<br />
warganegaranya. Perkembangan yang menarik terjadi setelah ICTR dan ICTY digelar, dalam hal mana<br />
sejumlah negara Eropa mulai menuntut pelaku kejahatan yang berada dalam wilayahnya, atas dasar<br />
ketentuan <strong>domestik</strong> yang melaksanakan Konvensi Jenewa atau Konvensi lain.<br />
Tersangka dalam konflik Yugoslavia dapat dituntut di Belanda, Jerman dan Denmark serta Austria dan<br />
Swiss. Demikian pula tersangka kasus Rwanda yang dapat dituntut di Swiss, Perancis dan Belgia. Demikian<br />
pula yang terjadi di Spanyol dan negara lain, yang menerapkan asas jurisdiksi universal <strong>untuk</strong> <strong>mengadili</strong><br />
mantan-mantan pejabat di Chili, Argentina dan Guatemala dalam rezim militer tahun 1970 dan 1980-an<br />
seperti Jendral Augusto Pinochet. Januari tahun 2000 Senegal <strong>mengadili</strong> diktator Chad Hissene Habre yang<br />
diasingkan ke Senegal sejak 1990.<br />
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 6