11.07.2015 Views

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

11Ringkasan Eksekutif<strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong> memiliki sasaran <strong>yang</strong> dilandasi tekad kuat menjadi Provinsi <strong>yang</strong> Hijau.Tercakup di dalam sasaran ini adalah kontribusi kepada target penurunan emisi nasional Indonesiasebesar 26 persen pada tahun 2020. Visi kami <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong> <strong>yang</strong> Hijau juga mencakupmembangun sektor-sektor perekonomian ramah lingkungan berkelanjutan baru, <strong>yang</strong> juga adil<strong>dan</strong> sesuai dengan keyakinan kami dalam ”membangun <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong> untuk semua.”Dokumen ini juga menjabarkan rangkaian inisiatif <strong>yang</strong> komprehensif <strong>yang</strong> tertuju padapembangunan perekonomian berbasis perubahan iklim. Kami mempertimbangkan langkahlangkah<strong>yang</strong> perlu kami ambil untuk melindungi masyarakat kami dari dampak perubahan iklim.Langkah-langkah pengurangan, langkah-langkah adaptasi <strong>dan</strong> peluang-peluang pembangunanmerupakan satu kesatuan kerangka kerja strategi pembangunan sesuai iklim provinsi kami.PENGURANGAN EMISILima inisiatif <strong>yang</strong> besar berkontribusi sebesar 75 persen dari semua peluang penurunan CO2e diprovinsi. Dan sementara kelima inisiatif tersebut membutuhkan pendekatan <strong>yang</strong> berbeda, semuaupaya tersebut memiliki kesamaan: meningkatkan efisiensi penggunaan lahan.1.Satu langkah terpenting <strong>yang</strong> dapat diambil untuk menurunkan emisi adalahmenerapkan kebijakan nir-pembakaran. Upaya ini menghasilkan pengurangan terbesardengan biaya terendah. Dengan melarang penggunaan pembakaran sebagai alat untukmembuka lahan, dengan menerapkan larangan ini, <strong>dan</strong> dengan menciptakan sistemperingatan dini <strong>dan</strong> pemadam kebakaran, dapat mencegah pembakaran hutan <strong>dan</strong> lahangambut <strong>yang</strong> bersifat merusak. Kebijakan ini dapat menurunkan emisi di <strong>Kalimantan</strong><strong>Timur</strong> sebesar 47 MtCO2e hingga tahun 2030, dengan biaya USD 0.40 per ton.DRAFTSejak perusakan hutan besar-besaran <strong>yang</strong> terjadi pada dekade 1980-an sampai akhir 1990-an, kami telah belajar banyak tentang kerusakan <strong>yang</strong> disebabkan oleh pembakaran, <strong>dan</strong> jugatentang kesulitan-kesulitan praktis dalam mencegahnya. Penegakan hukum tetap merupakantantangan terbesar. Kami juga belajar bahwa tekanan-tekanan ekonomi mendorong parapetani, pemilik perkebunan, <strong>dan</strong> penambang untuk menggunakan pembakaran sebagai alat<strong>yang</strong> paling sering digunakan oleh para petani rakyat, <strong>dan</strong> dengan demikian upaya kami harusmemberikan kepada mereka insentif <strong>dan</strong> cara <strong>yang</strong> jelas untuk menggunakan metode-metodealternatif pembukaan lahan.2. Pembalakan dengan dampak <strong>yang</strong> telah dikurangi, secara keseluruhan merupakanpeluang pengurangan terbesar kedua, dengan potensi untuk mencegah 34 MtCO2eemisi, dengan biaya USD 1.10 per ton. Pembalakan dengan dampak <strong>yang</strong> telah dikurangiakan memerlukan investasi <strong>yang</strong> relatif tinggi, lebih dari USD 100 per ha <strong>dan</strong> bahkan dapatlebih tinggi apabila diperlukan investasi <strong>yang</strong> besar dalam pembangunan jalan. Meskipunkontribusi ekonomi sektor kehutanan untuk <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong> lebih sedikit dari sebelumnya,namun sektor tersebut tetap penting bagi banyak masyarakat kami <strong>yang</strong> paling terpencil.Praktik-praktik pembalakan <strong>yang</strong> buruk, <strong>yang</strong> seringkali dilakukan dengan melanggarperaturan perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan <strong>yang</strong> ada, telah menyebabkan a<strong>dan</strong>ya tambahan lima tonkarbon dari setiap satu ton karbon <strong>yang</strong> dihasilkan dari perdagangan kayu. Tambahan inidiemisikan oleh pohon <strong>yang</strong> rusak <strong>dan</strong> dibiarkan membusuk atau dibakar sebagai sampah.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!