30perusahaan <strong>dan</strong> masyarakat <strong>yang</strong> bekerja dalam sektor tersebut akan mendukung pembangunanberkelanjutan karena mereka secara langsung akan merasakan manfaatnya.Bab ini meninjau kembali setiap sektor tersebut berdasarkan urutan situasi usaha seperti biasanyasaat ini, peluang pengurangannya, proyek-proyek percontohan, potensi peningkatan PDB, <strong>dan</strong>kebijakan-kebijakan (atau perubahan-perubahan kebijakan) <strong>yang</strong> diperlukan untuk melakukanperubahan dalam tiap-tiap sektor.• Kelapa sawit• Kehutanan• Pertanian• Batu bara• Minyak <strong>dan</strong> gasSektor kelapa sawitDokumen ini menganalisis kelapa sawit terpisah dari semua tanaman pertanian lain, karena sektorkelapa sawit 2 sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong> <strong>dan</strong> juga karenakelapa sawit merupakan pokok dari profil <strong>dan</strong> peluang pengurangan emisi CO2enya. Indonesiaadalah penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, namun demikian <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong> baru memulaipembangunan sektor tersebut. Meskipun kelapa sawit hanya berkontribusi atas kurang dari 1persen PDB saat ini, konsesi kelapa sawit saat ini bertambah secara pesat. Kelapa sawit adalahsektor penting terlepas dari kontribusi PDBnya karena merupakan salah satu dari beberapakegiatan <strong>yang</strong> sangat menguntungkan di wilayah-wilayah pedesaan, sehingga menciptakanlapangan-lapangan pekerjaan <strong>dan</strong> pendapatan <strong>yang</strong> dibutuhkan bagi masyarakat pedesaan <strong>dan</strong>menyeimbangkan kesenjangan antara pedesaan dengan perkotaan.Meskipun tanaman kelapa sawit sangat efisien dibandingkan dengan tanaman penghasil minyaklainnya seperti rapa, <strong>dan</strong> proses aktual menanam, memanen, <strong>dan</strong> menggiling kelapa sawitmenghasilkan emisi <strong>yang</strong> relatif sedikit, namun perluasan sektor terkait ke hutan <strong>dan</strong> lahan gambutmenghasilkan emisi <strong>yang</strong> besar <strong>dan</strong> telah menjadikan sektor kelapa sawit sebagai penghasil emisiterbesar di provinsi. Kami telah berhasil mengidentifikasi inisiatif-inisiatif untuk menurunkan lebihdari 60 persen emisi usaha seperti biasa kelapa sawit, dengan menggunakan basis lahan kamisecara lebih efisien. Daripada melakukan perluasan wilayah ke wilayah hutan, pembangunanperekonomian dapat dicapai melalui intensifikasi pertanian, penggunaan lahan kritis secara lebihbaik, <strong>dan</strong> berpindah ke rantai nilai <strong>yang</strong> selanjutnya yaitu ke pengolahan minyak kelapa sawit.Namun demikian, perubahan-perubahan ini memerlukan kebijakan pendukung, pelatihan, <strong>dan</strong>sumber daya keuangan <strong>yang</strong> mendukung.DRAFTKonteks saat iniKelapa sawit sangat menguntungkan di Indonesia sehingga mendapat julukan “emascair.” Kelapa sawit adalah tanaman <strong>yang</strong> sangat menguntungkan dengan perolehan 3 tahunanberkisar antara USD 1,000 per ha per tahun 4 di perkebunan rakyat independen sampai denganlebih dari USD 3,000 per ha per tahun di perkebunan milik swasta <strong>yang</strong> besar (GAMBAR 11).Perolehan <strong>yang</strong> tinggi ini telah menjadikan kelapa sawit sebagai tanaman perkebunan terpentingdi <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong>, dengan kontribusi PDB lebih dari Rp 1 triliun pada tahun 2008. Kelapa sawitkhususnya penting untuk menurunkan kemiskinan di wilayah-wilayah pedesaan <strong>Kalimantan</strong><strong>Timur</strong>; lebih dari 40.000 petani rakyat telah menanam sekitar 85.000 ha kelapa sawit. Sektor2 Minyak kelapa sawit menggambarkan sektor industri secara keseluruhan, meskipun minyak kelapa sawitdigunakan untuk menggambarkan operasi-operasi hulu dalam perkebunan, seperti penanaman Elaeisguineensis (kelapa sawit Afrika)3 Pada harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (CPO) sebesar USD 700 per ton4 Pada harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (CPO) sebesar USD 700 per ton
31tersebut nampaknya memiliki masa depan <strong>yang</strong> cerah karena kebutuhan dunia diperkirakanmeningkat, didorong oleh pertumbuhan pasar ekspor <strong>yang</strong> besar seperti Cina <strong>dan</strong> India.Budi daya kelapa sawit meluas secara pesat, tumbuh hingga lebih dari 35,000 ha pertahun. Saat ini sekitar 465,000 ha 5 lahan ditanami kelapa sawit. Target resmi kami, <strong>yang</strong> tercatatpada tahun 2008 adalah untuk melipattigakan kontribusi PDB sektor tersebut dari tahun 2008sampai dengan 2025, 6 di mana memerlukan tambahan lahan seluas 790,000 ha penanaman<strong>dan</strong> investasi pada pengolahan CPO bernilai tambah. Dengan demikian, PDB dari kelapa sawitdiperkirakan bertumbuh sebesar 7.6 persen per tahun sampai dengan tahun 2020, mencapai Rp1.8 triliun dalam skenario bisnis seperti biasa. Kelapa sawit bertumbuh pesat secara mutlak tetapibahkan lebih mengesankan ketika dibandingkan dengan produk pertanian lain, <strong>yang</strong> diperkirakanmemiliki angka pertumbuhan <strong>yang</strong> se<strong>dan</strong>g yaitu 3 persen per tahun, atau dengan kehutanan, <strong>yang</strong>diharapkan terus mengalami penurunan sebesar 3 persen per tahun. Meskipun PDB kelapa sawitmasih di bawah ba<strong>yang</strong>-ba<strong>yang</strong> sektor minyak, gas, <strong>dan</strong> batu bara provinsi, kelapa sawit tetapmemberikan kontribusi <strong>yang</strong> penting terhadap pertumbuhan, penciptaan lapangan pekerjaan,<strong>dan</strong> keadilan.Kelapa sawit menghasilkan emisi <strong>yang</strong> besar, yaitu 57 MtCO2e pada tahun 2010, <strong>dan</strong>diperkirakan meningkat menjadi 67 MtCO2e pada tahun 2030 oleh karena perluasanperkebunan <strong>yang</strong> pesat secara terus-menerus.Emisi netto sektor kelapa sawit <strong>yang</strong> sebesar 57 MtCO2e pada tahun 2010 menjadikannyasebagai sumber emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar provinsi. Perkebunan kelapa sawitmemerlukan lahan <strong>yang</strong> besar; di <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong>, lahan tersebut sebagian besar berasal darihutan <strong>dan</strong> wilayah lahan gambutnya karena selain hutan <strong>dan</strong> wilayah lahan gambut memberikanKeuntungan perkebunan kelapa sawit <strong>yang</strong> jauh lebih tinggidaripada perkebunan lain telah mengakibatkan perluasan lahan<strong>yang</strong> sangat pesatRata-rata keuntungan tahunan dari kelapa sawit <strong>dan</strong>penggunaan lahan lainnyaUSD/ha3,340Perkebunan skalabesar-inti 1DRAFT2,100Perkebunan skalabesarpetanirakyatplasma 22,000Perkebunankayu buburkertas960Petanirakyatmandiri480Karet28LahanpadiUbi19Kelapa sawitPertumbuhan 2004-08 di areapenanamanhaKelapa sawit 237,984Perkebunan kayuUbi 683Karet 14,518PadiJagung-9112,840221,200Gambar 111 Dikelola oleh swasta atau perusahaan milik negara; pusat konsentrasi perbukan mencakup min. 80% area perkebunan2 Dikelola oleh petani rakyat, swasta, atau perusahaan inti milik negara <strong>yang</strong> menyediakan bantuan teknisSUMBER: APP, Grieg-Gran 2006, BPS <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong>, Kementerian Kehutanan, Analisis tim5 Dinas Perkebunan <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong>6 Bappeda <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong>