11.07.2015 Views

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

32sedikit pendapatan tambahan dari kayu tetapi <strong>yang</strong> lebih penting lagi adalah menawarkanlebih sedikit kesulitan dalam hal isu kepemilikan lahan. Berkomunikasi, bernegosiasi, <strong>dan</strong>mengakomodasi masyarakat tentang lahan untuk konsesi kelapa sawit merupakan proses<strong>yang</strong> panjang <strong>dan</strong> terka<strong>dan</strong>g mahal. Sebaliknya, karena perpindahan penduduk ke hutan lahangambut utuh lebih kecil, maka dengan demikian terdapat lebih sedikit tantangan terkait hak ataslahan. Sehingga, para pembudi daya kelapa sawit berkata bahwa cara tercepat untuk mengelolaperkebunan kelapa sawit adalah dengan mendapatkan izin untuk membuka lahan hutan. Namun,praktik-praktik perluasan ke hutan <strong>dan</strong> lahan gambut inilah <strong>yang</strong> menghasilkan emisi sangat tinggipada sektor terkait.Sebagian besar emisi kelapa sawit berasal dari perkebunan <strong>yang</strong> dibuka di atas lahangambut. Lahan gambut memiliki tanah <strong>yang</strong> penuh air bersifat asam, <strong>yang</strong> pada kondisi kering,60 persennya adalah karbon dalam bentuk unsur organik <strong>yang</strong> telah terakumulasi selama ribuantahun. Apabila lahan gambut dikeringkan untuk penanaman kelapa sawit, lahan gambut tersebutakan terisi dengan udara <strong>dan</strong> mulai beroksidasi <strong>dan</strong> membusuk. Pembusukan lahan gambut <strong>yang</strong>perlahan tetapi terus-menerus diperkirakan menghasilkan emisi sebesar 17 MtCO2e pada 2030,sementara oksidasi karbon gambut <strong>yang</strong> lebih cepat melalui pembakaran diperkirakan mencapairata-rata 26 MtCO2e per tahun.Sumber emisi kedua terbesar terkait industri kelapa sawit adalah deforestasi <strong>yang</strong>timbul selama konversi wilayah hutan menjadi perkebunan. Karena konversi (setidaknyasebagian) wilayah hutan diperkirakan akan terus berlangsung sampai dengan tahun 2030, emisitahunan sebesar 22.4 MtCO2e dari deforestasi akan juga sama. Perusahaan-perusahaan besarbiasanya menggunakan teknik-teknik mekanik untuk pembukaan <strong>dan</strong> persiapan lahan; namundemikian, banyak petani rakyat masih menggunakan teknik-teknik tebang <strong>dan</strong> bakar, <strong>yang</strong> jugamenghasilkan emisi dalam jumlah besar.Di luar kebutuhan sektor akan lahan, emisi kelapa sawit relatif kecil. Emisi dari limbahpengilangan minyak kelapa sawit (palm oil mill effluent – POME) 7 saat ini berkontribusi atas lebihdari 1 MtCO2e. Meskipun hanya seperlima dari emisi penggunaan lahan, emisi dari prosespemanenan <strong>dan</strong> pengilangan masih tetap besar. Sebagai contoh, total emisi POME mencapaisetengah emisi seluruh sektor transportasi provinsi.DRAFTTotal emisi kelapa sawit diperkirakan meningkat sebesar 1 persen per tahun <strong>dan</strong>mencapai 67 MtCO2e pada tahun 2030 di bawah skenario bisnis seperti biasa (GAMBAR14) Emisi dari deforestasi terkait kelapa sawit diperkirakan tetap konstan, tetapi emisi secarakeseluruhan diperkirakan meningkat karena lebih banyak lahan gambut dibuka untuk perkebunankelapa sawit baru. Perkebunan kelapa sawit baru pada lahan gambut di kabupaten/kota Nunukan,Kutai Kertanegara, <strong>dan</strong> Kutai barat (ditunjukkan oleh izin-izin lokasi di sana) akan menghasilkanemisi tambahan <strong>yang</strong> besar dari pembusukan gambut. Di samping itu, emisi dari pembakarangambut diperkirakan meningkat, karena lebih banyak lahan gambut <strong>yang</strong> dijadikan lahan budidaya <strong>dan</strong> karena para petani rakyat terus menggunakan pembakaran sebagai alat utamamereka untuk persiapan <strong>dan</strong> penyuburan lahan. Emisi tahunan dari pembakaran gambut akanberfluktuasi, karena tingkat kebakaran keseluruhan <strong>dan</strong> rata-rata wilayah <strong>yang</strong> terbakar selamaperistiwa pembakaran berhubungan dengan curah hujan tahunan, ketinggian air tanah, <strong>dan</strong>lamanya musim kering.Perkiraan-perkiraan tersebut didasarkan atas asumsi global bahwa perkebunan kelapa sawit akanmencakup wilayah seluas kurang lebih 1,25 juta ha pada tahun 2030, <strong>yang</strong> berdasarkan padaproyeksi target Propeda resmi kami dari tahun 2025 ke tahun 2030. Rencana ini menunjukkanperluasan tambahan seluas 790.000 ha dari 465.000 ha <strong>yang</strong> telah ditanami (GAMBAR 15).Namun demikian, kabupaten/kota telah mengeluarkan lebih dari 3,2 juta ha izin lokasi, <strong>yang</strong> akan7 Limbah pengilangan minyak kelapa sawit <strong>yang</strong> tidak diolah melepaskan sejumlah besar gas metana sebagihasil dari pembusukan anaerobik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!