11.07.2015 Views

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

62dibedakan berdasarkan jenis tanaman. Sebagai contoh, perkebunan lada <strong>yang</strong> lazim di antarapara pendatang Bugis biasanya dikembangkan selama tiga sampai lima tahun, <strong>yang</strong> setelahnyatanah dipulihkan atau ditinggalkan untuk lahan pertanian baru <strong>yang</strong> berbeda. Sebaliknya,perkebunan karet memerlukan 10 sampai 15 tahun untuk mencapai produktivitas puncak.Pengolahan tebang bakar atau berpindah-pindah melibatkan pembukaan lahan pertanian atauhutan, umumnya melalui pembakaran, mengolah lahan selama jangka waktu singkat yaitu hanyasampai tingkat kesuburan atau rumput liar mengurangi produktivitasnya, kemudian berpindah kewilayah <strong>yang</strong> baru, <strong>yang</strong> pada akhirnya berotasi kembali ke la<strong>dan</strong>g-la<strong>dan</strong>g <strong>yang</strong> telah dipulihkan.Meskipun kebijakan konvesional menganggap pengolahan tebang bakar sebagai penyebabutama deforestasi <strong>dan</strong> sangat tidak ramah lingkungan, dampaknya bergantung pada perioderotasi. Praktik-praktik pertanian tebang bakar <strong>yang</strong> diterapkan oleh suku Dayak dianggap lebihramah lingkungan mengingat jangka waktu rotasinya <strong>yang</strong> panjang dibandingkan dengan praktikpraktiktebang bakar terhadap tanaman perkebunan petani rakyat <strong>dan</strong> praktik la<strong>dan</strong>g tebangbakar <strong>dan</strong> berpindah di dataran rendah, <strong>yang</strong> memiliki jangka waktu rotasi lebih pendek.Pertanian bertanggung jawab atas emisi <strong>yang</strong> besar yaitu 52 MtCO2e pada tahun 2005,terutama dari perluasannya ke hutan <strong>dan</strong> lahan gambut. Proses-proses pertanian, sepertibahan bakar <strong>yang</strong> digunakan untuk menjalankan perlengkapan tani <strong>dan</strong> mengangkut hasil panen,<strong>dan</strong> metana <strong>yang</strong> dilepaskan dari la<strong>dan</strong>g padi <strong>yang</strong> terkena banjir, saat ini hanya bertanggungjawab atas 3,2 MtCO2e, <strong>dan</strong> 94 persen emisi sisanya disebabkan oleh pembukaan lahanhutan untuk pertanian baru (9,4 MtCO2e), penggunaan pembakaran untuk membuka lahan<strong>dan</strong> penyebaran apinya <strong>dan</strong> perusakan lahan-lahan terbengkalai selanjutnya (31 MtCO2e), <strong>dan</strong>pembusukan gambut dari lahan-lahan gambut <strong>yang</strong> aktif <strong>dan</strong> terbengkalai <strong>yang</strong> telah dibuka<strong>dan</strong> dikeringkan untuk pertanian (8 MtCO2e). Emisi-emisi tersebut masing-masing adalah <strong>yang</strong>terbesar di kabupaten Nunukan, Kutai Kertanegara, <strong>dan</strong> Kutai Barat.Potensi PenguranganPertanian dapat mengurangi jejak karbon sampai 24 MtCO2 hingga tahun 2030, melaluikebijakan nirbakar <strong>dan</strong> rehabilitasi lahan gambut. Pembakaran <strong>yang</strong> dilakukan petani rakyatmerupakan sumber emisi <strong>yang</strong> signifikan. Kebijakan nir pembakaran dapat dapat menghasilkanpengurangan sebesar 18,5 MtCO2 dengan biaya USD 0,40 per ton (di luar biaya pelaksanaan)melalui program metode pembukaan lahan alternatif, pencegahan pembakaran <strong>yang</strong> tegas,<strong>dan</strong> penggunaan pemadam kebakaran setempat. Merehabilitasi lahan-lahan gambut kritis <strong>yang</strong>dibuka untuk pertanian <strong>dan</strong> kemudian terbengkalai akan menghasilkan pengurangan sebesar 5,4MtCO2 dengan biaya USD 5,20 per ton.DRAFTKebijakan nir pembakaran dapat menurunkan emisi dari pembakaran hutan denganmelarang pembakaran sebagai alat untuk persiapan lahan, membentuk pemadamkebakaran, <strong>dan</strong> memastikan penindakan <strong>yang</strong> tegas <strong>dan</strong> denda <strong>yang</strong> besar untukpelanggaran peraturan. Rata-rata 250.000 ha lahan di <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong> dibakar setiap tahun.Hutan murni sebenarnya tahan api, sehingga strategi pelengkapnya adalah untuk mencegahkonversi pada lahan hutan-hutan utuh. Lahan-lahan pertanian <strong>yang</strong> aktif dibakar untuk persiapanpenanaman, sehingga strategi pencegahan pembakaran akan mencakup investasi metodemetodealternatif untuk pembukaan lahan <strong>dan</strong> pelatihan. <strong>Strategi</strong>-strategi ini juga bertujuan untukmenghapus insentif regulasi <strong>yang</strong> mendorong pembukaan lahan dengan pembakaran sebagaialat untuk membuktikan ‘pengelolaan <strong>yang</strong> aktif’ <strong>yang</strong> bertujuan untuk mempertahankan konsesiatau membuktikan kepemilikan. Lahan-lahan <strong>yang</strong> terbengkalai cukup rentan terhadap kebakaran<strong>yang</strong> menjalar dari lahan-lahan aktif. Dengan demikian, unsur penting dari strategi pemadamankebakaran adalah pengembangan pemadam kebakaran masyarakat <strong>yang</strong> dapat menetapkan<strong>dan</strong> mengatasi titik panas kebakaran dengan cepat.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!