11.07.2015 Views

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

Strategi Pembangunan Kalimantan Timur yang Berkelanjutan dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

99ekspansi perkebunan kelapa sawit. Gabungan deforestasi dari perkebunan kelapa sawit,pertambangan, petani rakyat, <strong>dan</strong> semua sumber-sumber lainnya mengakibatkan hampir 20.000ha hutan hilang setiap tahunnya, setara dengan 2 persen dari tutupan hutan <strong>yang</strong> tersisa.Kutai <strong>Timur</strong> dapat mengurangi emisi sebesar 31,5 persen terhadap skenario bisnisnormal tahun 2030, dengan fokus pada penggunaan lahan kritis. Dengan 350.000 halahan sangat kritis <strong>dan</strong> kritis, Kutai <strong>Timur</strong> memiliki lebih banyak lahan kritis dibandingkan dengankabupaten lain. Bila lahan seluas 500 ha atau lebih dikeluarkan, masih terdapat 160.000 ha lahan<strong>yang</strong> tersedia. Tanah ini dapat digunakan untuk perkebunan kelapa sawit <strong>dan</strong> memberikanpengurangan emisi 3,4 MtCO2e akibat pencegahan deforestasi. Deforestasi dari pertambanganbatu bara tidak dapat dikurangi melalui tukar guling dengan lahan kritis, karena sumber daya batubara harus digali ditempatnya ditemukan.Karena batu bara merupakan hal <strong>yang</strong> vital dalam perekonomian Kutai <strong>Timur</strong>,optimalisasi dapat dilakukan dengan mendukung coal bed methane <strong>dan</strong> memastikanrehabilitasi di arela bekas tambang. Seperti Kabupaten Kutai Kertanegara, ca<strong>dan</strong>gancoal bed methane <strong>yang</strong> cukup besar juga ada di Kutai <strong>Timur</strong>, <strong>dan</strong> produksi batu bara saat inimelepaskan <strong>dan</strong> membuang gas-gas <strong>yang</strong> berharga. Kabupaten ini telah memiliki satu blok CBM:Sangatta CBM PSC Barat. Kabupaten ini dapat membantu meyakinkan BP Migas bahwa pentingbagi BP Migas untuk segera melelang blok berikutnya serta menghilangkan hambatan-hambatanregulasi. Di bawah kendali langsung, Kutai <strong>Timur</strong> juga harus mengevaluasi kembali bagaimanamenerbitkan izin-izin <strong>yang</strong> akan datang, karena pengembangan CBM lebih sulit apabila banyakizin KP kecil <strong>yang</strong> masing-masing memiliki porsi lapisan batu bara <strong>yang</strong> lebih besar, sehinggaoperator CBM perlu bernegosiasi dengan banyak perusahaan sebelum memulai investasi. Juga,dengan ekspansi pertambangan <strong>yang</strong> besar itu, Kutai <strong>Timur</strong> perlu menempatkan prioritas <strong>yang</strong>lebih tinggi pada rehabilitasi <strong>dan</strong> reklamasi lahan pasca tambang. Lebih dari 140 ribu ha lahandiperkirakan akan terganggu hingga tahun 2030; jika lahan ini tidak direklamasi <strong>dan</strong> direhabilitasi(seperti kasus saat ini, sekitar 80 persen perusahaan pertambangan tidak melakukannya), makatanah itu tidak akan digunakan untuk kegiatan ekonomi lainnya seperti pertanian, perkebunanakasia, atau perkebuanan kelapa sawit. Reklamasi, rehabilitasi, <strong>dan</strong> menggunakan kembali lahanpertambangan merupakan kesempatan ekonomi <strong>yang</strong> besar bagi kabupaten ini.MALINAUMalinau memiliki hutan alam terbesar <strong>yang</strong> tersisa di <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong> <strong>dan</strong> telahmempertahankan setidaknya 90 persen tutupan hutan. Sekitar 3,8 juta ha hutan di Malinauhampir mencakup sepertiga dari tutupan hutan di seluruh provinsi. Malinau memiliki tingkatkehilangan hutan terkecil, secara mutlak, hanya 4.000 ha per tahun dari kabupaten mana pun,tidak termasuk keempat kota. Malinau juga merupakan kabupaten terbesar dengan 4,2 juta ha<strong>dan</strong> memiliki populasi terkecil <strong>dan</strong> kepadatan penduduk terendah dengan 66.000 jiwa <strong>dan</strong> 2orang per kilometer persegi. PDB Malinau adalah <strong>yang</strong> terendah sebesar Rp 485 miliar. Karenatidak memiliki minyak, gas, atau pertambangan, ekonomi Malinau tergantung pada kehutanan,pertanian <strong>dan</strong> sektor jasa (terutama dari administrasi publik). Malinau juga resmi menjadikabupaten konservasi; merupakan bagian integral dari kawasan konservasi Heart of Borneo <strong>dan</strong>juga rumah bagi taman nasional Sebuku Sembakung, serta rumah bagi beberapa macan tutul<strong>yang</strong> tersisa, beruang madu, <strong>dan</strong> hewan ikonik lainnya <strong>yang</strong> hampir punah di <strong>Kalimantan</strong>.DRAFTBaseline emisi Malinau hanya sekitar 8 MtCO2e pada tahun 2005, kelima terendah di<strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong> <strong>dan</strong> lebih dari setengah dari seluruh emisi berasal dari pembalakan.Konsesi HPH terbesar di <strong>Kalimantan</strong> <strong>Timur</strong> adalah konsesi 355.000 ha milik PT Essam Timberdi Malinau. Secara total, kabupaten ini memiliki sembilan perusahaan <strong>yang</strong> mengoperasikankonsesi HPH dengan luas total 765.000 ha. Praktik pembalakan <strong>yang</strong> tidak ramah lingkungan,seperti penggunaan jalur kendaraan roda <strong>yang</strong> buruk, menyebabkan degradasi hutan <strong>dan</strong> emisi4,7 MtCO2e . Terdapat juga sekitar 2,6 MtCO2e deforestasi <strong>yang</strong> berasal dari pertanian rakyat,se<strong>dan</strong>gkan sumber-sumber lain sangat kecil.Malinau dapat mengurangi 7,4 MtCO2e terhadap skenario bisnis seperti biasa tahun2030, terutama melalui pembalakan dengan dampak <strong>yang</strong> telah dikurangi. Mengingatluasnya lahan HPH, Malinau harus fokus pada pelaksanaan RIL. Bekerja dengan sembilanpemegang konsesi HPH untuk mengimplementasikan jalur kendaraan beroda, menggunakan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!