13.07.2015 Views

yesaya: sang nabi dan jamannya, pasal 1-39 - Free Bible Commentary

yesaya: sang nabi dan jamannya, pasal 1-39 - Free Bible Commentary

yesaya: sang nabi dan jamannya, pasal 1-39 - Free Bible Commentary

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

I. Pra-suposisiA. Saya percaya Alkitab adalah satu-satunya pernyataan diri dari satu-satunya Allah yang benar. Karena itu,penafsirannya harus menggunakan sudut pan<strong>dan</strong>g maksud <strong>dan</strong> tujuan dari <strong>sang</strong> penulis illahi (Roh Kudus)yang menggunakan seorang manusia sebagai penulis <strong>dan</strong> dalam latar belakang sejarah tertentu.B. Saya percaya Alkitab ditulis untuk orang-orang biasa – untuk semua orang! Tuhan menyediakan diriNyauntuk berbicara secara jelas kepada kita dalam suatu konteks sejarah <strong>dan</strong> budaya tertentu. Tuhan tidakmenyembunyikan kebenaran—Ia ingin kita mengerti! Oleh karena itu, Alkitab harus ditafsirkan dengansudut pan<strong>dan</strong>g zaman pada saat penulisannya, bukan zaman kita saat ini. Alkitab tidak dapat berarti sesuatubagi kita berbeda dengan kepada mereka yang membaca <strong>dan</strong> mendengarnya pertama kali. Hal ini dapatlahsecara mudah dimengerti oleh akal kita, <strong>dan</strong> menggunakan teknik-teknik <strong>dan</strong> bentuk-bentuk komunikasi.C. Saya percaya Alkitab memiliki berita <strong>dan</strong> tujuan yang menyatu. Tidak saling ber tentangan satu denganyang lain, walaupun didalamnya terdapat juga bagian-bagian yang sukar <strong>dan</strong> bersifat paradoks. Dengandemikian penafsir terbaik dari Alkitab adalah Alkitab itu sendiri.D. Saya percaya bahwa setiap bagian (selain nubuatan) hanya memiliki satu arti berdasarkan maksud <strong>dan</strong>tujuan dari si penulis yang diilhami Tuhan sendiri. Meskipun kita tidak akan mungkin bisa sepenuhnyameyakini bahwa kita tahu maksud si penulis, banyak indikator menunjuk kearah hal tersebut:1. Genre (tipe literatur) yang dipilih untuk mengemukakan berita.2. latar belakan sejarah <strong>dan</strong>/atau kejadian tertentu yang mendorong penulisan3. konteks tulisan dari keseluruhan buku, juga tiap satuan tulisan.4. rancangan naskah (garis besar) dari satuan tulisan dalam kaitannya dengan keseluruhan berita.5. ciri-ciri tata bahasa tertentu yang menonjol yang digunakan untuk mengkomunikasikan berita.6. kata-kata yang dipilih untuk menyajikan berita.7. bagian-bagian yang bersifat paralel.Mempelajari setiap bi<strong>dan</strong>g ini adalah tujuan kita dalam mempelajari suatu bagian Alkitab. Sebelum sayamenerangkan mengenai metodologi bagi pembacaan Alkitab yang baik, saya akan menggambarkan beberapametode yang tidak tepat yang bayak digunakan saat ini, yang telah menyebabkan banyaknya keberagaman tafsiran,<strong>dan</strong> yang sebagai konsekuensi harus kita hindari:II. Metode-metode yang Tidak TepatA. Mengabakan konteks tulisan dari buku Alkitab <strong>dan</strong> menggunakan tiap kalimat, anak kalimat, atau bahkankata-kata secara individual sebagai suatu pernyataan kebenaran yang tidak berhubungan dengan maksudpenulis atau konteks yang lebih luas. Hal ini sering disebut dengan “proof-texting”.B. Mengabaikan latar belakang sejarah dari suatu buku, dengan menggantikannya dengan suatu pengandaianlatar belakang sejarah yang kurang atau tidak didukung oleh naskah itu sendiri.C. Mengabaikan latar belakang sejarah dari buku <strong>dan</strong> membacanya seperti sebuah surat kabar lokal yangditulis terutama untuk orang-orang Kristen moderen.D. Mengabaikan latar belakang sejarah dari buku dengan meng alegorisasikan naskah degan berita teologisatau filosofis yang tak ada hubungannya sama sekali dengan si pendengar pertama <strong>dan</strong> maksud asli sipenulis.E. Mengabaikan berita asli dengan menggantikannya dengan sistem teologi seseorang, doktrin favorit, atauisu-isu kontemporer yang tak berhubungan dengan berita yang dinyatakan <strong>dan</strong> dimaksudkan oleh si penulisasli. Gejala ini sering mengikuti pembaaan mula-mula dari Alkitab sebagai cara menetapkan otoritaspembicara. Hal ini seringkali disebut sebagai “tanggapan pembaca” (penafsiran “arti-naskah-bagi-ku”)Paling tidak ada tiga komponen yang saling berhubungan yang bisa ditemukan di dalam semua komunikasimanusia yang bersifat tertulis:Maksud dariSi PenulisAsliNaskahTertulisPenerima AsliDi masa lampau, teknik-teknik pembacaan yang berbeda berfokus pada salah satu dari ketiga komponen ini.Namun untuk bisa meyakini dengan sesungguhnya ilham Alkitab yang unik, suatu diagram yang telah dimodifikasiakan lebih tepat untuk digunakan:xiii

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!