Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
12 | Medical References | <strong>SCG</strong> februari <strong>2020</strong><br />
dr. Mira Irmawati, SpA.(K)<br />
Spesialis Anak, Konsultan<br />
Tumbuh Kembang Anak<br />
dan Remaja<br />
RS Darmo Surabaya<br />
Waspadai<br />
Keterlambatan Bicara<br />
Pada Anak<br />
Keterlambatan bicara pada anak seringkali<br />
diremehkan oleh orangtua. Sebagian besar<br />
orangtua masih berpendapat, anak yang<br />
terlambat bicara ditunggu saja karena pasti<br />
nantinya akan dapat berbicara sendiri. Pendapat<br />
yang dipercaya secara turun menurun.<br />
Namun, pendapat ini sama sekali tidak<br />
tepat. Keterlambatan bicara pada anak akan<br />
mempengaruhi perkembangannya di masa yang<br />
akan datang. Penelitian terkini di bidang tumbuh<br />
kembang anak membuktikan, kemampuan<br />
kognitif anak yang terlambat bicara nilainya<br />
lebih rendah dibandingkan anak yang mampu<br />
berbicara sesuai dengan usianya.<br />
Hingga saat ini, masih perlu untuk<br />
meningkatkan kesadaran dan kemauan orang<br />
tua pada khususnya dan seluruh masyarakat agar<br />
melakukan deteksi dini keterlambatan bicara pada<br />
anak, sehingga dapat dilakukan pencegahannya<br />
sejak dini. Dengan mengetahui ‘rambu-rambu’<br />
kemampuan perkembangan bicara bahasa anak<br />
spesifik sesuai usianya, orangtua dapat segera<br />
bertanya atau mencari pertolongan kepada<br />
petugas kesehatan terdekat. Semakin cepat<br />
dideteksi, akan lebih mudah untuk diatasi atau<br />
diperbaiki.<br />
Berikut ini beberapa petunjuk bagi orangtua<br />
atau pengasuh, mengenai kemampuan anak<br />
dalam aspek perkembangan bicara dan bahasa<br />
sebelum usia 2 tahun.<br />
Deteksi Dini Kemampuan Bicara dan Bahasa :<br />
• Anak usia 3 bulan, sudah dapat mengoceh<br />
spontan, atau bereaksi terhadap segala<br />
sesuatu dengan mengoceh, suka tertawa<br />
keras tanpa diraba atau digelitik.<br />
• Anak usia 3–6 bulan, sudah mampu<br />
mengeluarkan kata tanpa arti (ma.. ma.. ma..<br />
ba… ba… ba…, da… da… da… da).<br />
• Anak usia 9–12 bulan. Pada rentang usia<br />
ini, seorang anak seharusnya mampu untuk<br />
mengulang atau menirukan bunyi yang<br />
didengar, dapat berbicara 2 sampai 3 suku<br />
kata yang sama tanpa arti, dan mampu<br />
menunjukkan reaksi terhadap suara yang<br />
perlahan atau bisikan.<br />
• Anak usia 12–18 bulan, pada umumnya sudah<br />
mampu memanggil ayah dengan kata ‘papa’<br />
dan ibu dengan kata ‘mama’.<br />
• Anak usia 18–24 bulan. Pada rentang usia ini,<br />
seorang anak sudah mampu menyebutkan<br />
3–6 kata yang mempunyai arti, selain ‘papa’<br />
‘mama’.<br />
Bagaimana caranya agar anak mampu<br />
memenuhi kemampuan perkembangan spesifik<br />
sesuai usianya? Orangtua perlu melakukan<br />
stimulasi. Apa yang dimaksud dengan stimulasi?<br />
Stimulasi adalah kegiatan untuk mengasah<br />
kemampuan perkembangan anak yang dilakukan<br />
setiap saat setiap waktu dengan cinta dan kasih<br />
sayang, sesuai dengan usianya.<br />
Berikut ini sebagian contoh melakukan<br />
stimulasi perkembangan bicara dan bahasa<br />
yang bisa dilakukan orangtua sejak anak usia dini,<br />
yaitu antara lain :<br />
• Anak usia 0–3 bulan: ajak anak berbicara<br />
sesering mungkin, meniru berbagai suara di<br />
sekitar kita, serta mengenali berbagai suara.<br />
• Anak usia 3–6 bulan: melanjutkan stimulasi<br />
seperti usia sebelumnya, ditambah dengan<br />
kegiatan mencari sumber suara dan<br />
menirukan kata-kata.<br />
• Anak usia 6–9 bulan: melanjutkan stimulasi<br />
seperti usia sebelumnya, ditambah dengan<br />
kegiatan menunjukkan serta menyebutkan<br />
nama gambar-gambar di buku atau majalah,<br />
seperti binatang dan benda-benda sederhana