03.02.2020 Views

Majalah SCG Edisi Februari 2020

Ragam Logat Aneka Coklat

Ragam Logat Aneka Coklat

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

28 | Kelana Kota | <strong>SCG</strong> februari <strong>2020</strong><br />

Slow Living,<br />

Pilihan Cerdas<br />

Pekerja?<br />

Healthylifestyle<br />

06 Januari <strong>2020</strong>, Pukul 12.00-13.00 wib<br />

Narasumber : Qonita Rahmah, S.Gz, M.Sc<br />

(Dosen Dept. Gizi Kesehatan Fak. Kesehatan<br />

Masyarakat Unair Surabaya)<br />

Sejak 1986, slow living sudah muncul ke<br />

permukaan. Nah mulai tren lagi belakangan<br />

ini. Slow living bukan dimaknai sebagai hidup<br />

lambat, mengerjakan apa-apa lelet. Tidak<br />

seperti itu. Tapi slow living diartikan tiap<br />

melakukan aktivitas dihitung dengan cermat.<br />

Kalau waktunya lambat ya melambat, kalau<br />

waktunya cepat ya dikerjakan cepat. Jadi<br />

ritmenya lebih teratur.<br />

Ritmenya tidak seperti kebanyakan orang<br />

yang bagai dikejar pekerjaan. Bekerja dengan<br />

terburu-buru, dikejar waktu untuk segera<br />

menyelesaikan pekerjaan, dan seterusnya.<br />

Ritme bekerjanya diatur dengan rapi sehingga<br />

pekerjaan bisa diselesaikan dalam tempo yang<br />

terencana, tidak kemrungsung.<br />

Slow living lebih mementingkan kualitas<br />

hidup daripada kuantitas. Bukan berarti tidak<br />

ada target. Tapi dalam memenuhi target<br />

lebih memilih tetap menjaga ‘kewarasan diri’<br />

daripada nuruti belenggu pekerjaan. Bekerja<br />

ya bekerja, tapi menikmati hidup niscaya lebih<br />

penting.<br />

Yang mengherankan, munculnya konsep<br />

slow living ditengarai dimunculkan oleh pendiri<br />

McDonald yang terkenal dengan fastfoodnya.<br />

Agak bertabrakan tapi sistem bekerja slow<br />

living juga harus berjalan.<br />

Hal itu agak mirip dengan fenomena digital<br />

life sekarang. Semua seperti harus mengerjakan<br />

segala sesuatu secara cepat. Ruang untuk<br />

menikmati hidup seperti tergerus oleh<br />

berbagai kepentingan dan pekerjaan.<br />

Tapi ketika orang sudah menemukan<br />

ruangnya untuk menikmati hidup, segala<br />

sesuatunya ternyata bisa dikerjakan sambil<br />

santai. Sambil ngopi di café bisa menyelesaikan<br />

tugas. Bahkan sambil menikmati travelling,<br />

tugas pekerjaan juga bisa dituntaskan. Dan<br />

dunia dengan digitalisasi seperti sekarang<br />

sangat memungkinkan untuk itu.<br />

Lagi-lagi, memilih menikmati hidup tetap<br />

di atas beban kerja. Seperti itulah konsep slow<br />

living berada dalam kordinatnya yang tepat.<br />

Bukan pelan asal sampai tujuan. Tapi dengan<br />

cara menjaga ritme pekerjaan sehingga sesuai<br />

target dengan tapa terburu-buru.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!