Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute
Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute
Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
agian <strong>dari</strong> program Heart of Borneo (HOB). HoB sendiri adalah kerjasama tiga<br />
negara yakni Indonesia Malaysia dan Brunai Darusalam, untuk menjaga kawasan<br />
penting di sepanjang perbatasan ke tiga negara tersebut. Inisiatif tersebut sudah<br />
mulai berjalan dengan melakukan pengintegrasian kesepakatan‐kesepakatan antar<br />
ketiga negara dengan berbagai program, terutama di dua kabupaten yang menjadi<br />
fokus HoB. Contoh pengintegrasiannya adalah menganggarkan dana kegiatan HOB<br />
20<br />
bersumber <strong>dari</strong> Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)F<br />
F.<br />
Secara umum, jika bicara <strong>mengenai</strong> apa saja aturan hukum atau kebijakan <strong>mengenai</strong><br />
REDD, dan apa saja kelembagaan yang terbentuk guna merespon isu REDD di Kalbar,<br />
berdasarkan interview dan telaahan penelitian belum sepenuhnya menemukan<br />
kebijakan dan kelembagaan yang dibentuk semisal Pokja Perubahan Iklim, Dewan<br />
Daerah Perubahan Iklim dan atau penamaan lainnya pada level propinsi. Praktis<br />
selama ini kegiatan DA REDD yang dilaksanakan di dua kabupaten, yang lebih banyak<br />
“bermain” Dinas Kehutanan dengan kapasitas sebagai perpanjangan tangan<br />
Kementrian Kehutanan di daerah. Situasi ini didukung oleh keadaan seperti contoh:<br />
Flora and Fauna International (FFI) yang mengusung skema pasar lebih<br />
memfokuskan dirinya ke kabupaten (pendekatan kabupaten) sehingga Pemprov<br />
tidak memiliki andil yang begitu besar. Begitu pula kerjasama bilateral Indonesia‐<br />
Jerman dalam proyek Forest and Climate Change Programe (ForClime), hampir<br />
semua proses yang saat ini sedang berjalan, hanya berkisar di tataran Dinas<br />
Kehutanan Provinsi dan langsung menuju Dinas Kehutanan Kabupaten Kapuas Hulu<br />
sebagai tempat pelaksanaan.<br />
Kabupaten Kapuas Hulu<br />
Kapuas Hulu menyita perhatian publik terutama berkaitan isu konservasi. Pada<br />
tahun 2003, kabupaten ini mendeklarasikan dirinya sebagai “Kabupaten Konservasi”.<br />
Menjadikan kabupaten ini sebagai kabupaten konservasi terbilang berani diambil<br />
para penggagas, jika menilik trend hutan sebagai penyumbang pendapatan<br />
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kala itu. Namun, dengan<br />
keyakinan penuh bahwa pembangunan tidak perlu selamanya menjadikan hutan<br />
20 Informasi ini me<strong>rupa</strong>kan hasil interview dengan Bambang Bider (Koordinator HOB),tanggal 26 Maret 2010 di Pontianak.<br />
26