19.04.2013 Views

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kerusakan lingkungan negara‐negara lain atau wilayah‐wilayah di<br />

luarbatas yurisdiksi nasional mereka”<br />

Selanjutnya, konfrensi lingkungan hidup dilaksanakan di Nairobi Kenya pada tahun<br />

1982, dan sepuluh tahun kemudian KTT Bumi dilaksanakan di Rio de Janeiro Brasil<br />

tahun 1992. KTT Rio inilah yang menelurkan kesepakatan bahwa PBB perlu perhatian<br />

khusus untuk mencermati dan menanggulangi dampak‐dampak perubahan iklim,<br />

dengan menyepakati sebuah Konvensi kerangka kerja PBB untuk perubahan iklim,<br />

United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).<br />

Conference of Parties (CoP) 4 pertama 5 di Jerman 1995, me<strong>rupa</strong>kan tonggak penting<br />

pertemuan‐pertemuan tingkat tinggi PBB yang membicarakan secara khusus isu<br />

perubahan iklim. hingga kini sudah memasuki CoP ke‐15. Namun, CoP yang paling<br />

memberi pengaruh kearah mana wujud penanggulangan dampak perubahan iklim<br />

adalah COP 3 di Jepang 1997. COP ini merancang target hukum dan tenggang waktu<br />

untuk memangkas emisi GRK <strong>dari</strong> negara‐negara kaya (Annex1parties), dan<br />

kesepakatan inilah yang melahirkan Kyoto Protocol. Inti <strong>dari</strong> Kyoto Protocol adalah<br />

memandatkan agar negara kaya (Annex1) melakukan upaya‐upaya pemangkasan<br />

emisinya. Hal tersebut tertuang dalam periode komitmen pertama (2008‐2012)<br />

“...target dan jadwal penurunan emisi yang dilakukan oleh negara maju, sebesar 5%<br />

<strong>dari</strong> tingkat emisi tahun 1990 dan harus dicapai dalam periode 2008‐2012.<br />

Keputusan yang ditelurkan oleh Kyoto Protocol memberi arahan kepada negara<br />

maju untuk menurunkan emisinya. Mekanisme tersebut dikenal sebagai Flexibilty<br />

Mechanism. Ada 3 hal cara yang mesti dilakukan, yakni : (1) Emission Trading yang<br />

memberi kesempatan kepada sesama negara maju untuk memperdagankan<br />

emisinya. (2) Joint Implementation, atau dikenal sebaga transfer emisi antar negara<br />

maju sehubungan dengan berbagai proyek‐proyek pengurangan emisi yang lebih<br />

khusus. (3) Clean Mechanism Development, negara maju diberi peluang untuk<br />

memangkas emisinya dengan membuat serangkaian proyek di negara berkembang<br />

yang tujuannya mengurangi CO2 di atmosfir.<br />

4<br />

Istilah ini dipakai untuk pertemuan rutin konvensi PBB seperti UNFCCC atau UNCBD. Lembaga ini me<strong>rupa</strong>kan ‘supreme body’<br />

dan otoritas tertinggi dalam pembuatan keputusan. COP bertanggung jawab untuk mengkaji ulang implementasi konvensi<br />

dan instrumen legal lainnya terkait dengan konvensi, selain itu juga COP harus membuat keputusan yang diperlukan untuk<br />

meningkatkan efektivitas implementasi konvensi.<br />

5<br />

Lebih dikenal dengan Berlin Mandate, isi keputusan yang diusung adalah melaunching sebuah proses untuk memutuskan<br />

komitmen yang lebih kuat dan tegas untuk Annex 1 Parties.<br />

4

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!