19.04.2013 Views

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

membuahkan hasil yang memuaskan, perundingan tersebut hanya menghasilkan<br />

Copenhagen accord, yang tidak mengikat para pihak secara hukum (legally binding).<br />

Indonesia yang terlibat secara aktif mendorong pelaksanaan REDD sebagai<br />

mekanisme pangganti Kyoto Protocol, secara sadar mengikatkan diri pada<br />

copenhagen accord dengan menyebutkan bahwa Indonesia akan menurunkan 26%<br />

emisinya dan akan lebih tinggi lagi jika ada bantuan internasional.<br />

Selain persoalan negosiasi yang rumit, persoalan teknis terkait pelaksanaan REDD<br />

sejauh ini juga memberi hambatan tersendiri bagi para pihak untuk berpartisipasi.<br />

Dalam situasi yang demikian, secara umum skema REDD membuat kebingungan<br />

termasuk Pemda Kalbar maupun kabupaten Kapuas Hulu yang menjadi lokasi<br />

ujicoba REDD. Dilematis terjadi karena di sisi lain harus bergerak cepat<br />

mengantisipasi maupun menangkap peluang, namun sebaliknya Pemda harus<br />

menunggu kebijakan atau aturan hukum yang benar‐benar jelas <strong>dari</strong> Jakarta dan<br />

tentu saja kepastian skema REDD yang nanti dijalankan. Contohnya adalah keragu‐<br />

raguan Pemda dalam mengambil kebijakan tentang perubahan iklim (REDD) karena<br />

harus menunggu peraturan nasional, dan tak heran jika berbagai daerah cenderung<br />

memilih untuk pasif.<br />

Tapi di Kapuas Hulu ada perbedaan situasi agak berbeda ketika menyikapi REDD,<br />

setelah keluarnya Permenhut tentang demonstration activities kabupaten ini<br />

langsung menyambut tawaran kerjasama Fauna and Flora International (FFI) dan<br />

Macquarie Capital Limited untuk secara bersama‐sama mengerjakan proyek<br />

pengurangan emisi di lahan gambut. Iming‐iming kucuran uang dalam jumlah besar,<br />

dan cadangan carbon yang memadai karena masih memiliki hutan yang luas<br />

membuat tawaran kerjasama bak gayung bersambut. Akhirnya pada tanggal 22<br />

Agustus 2008, Pemda menanda‐tangani Memorandum of Understanding/MoU<br />

dengan FFI dan Macquarie Capital Limited (Australia) untuk melakukan kerjasama<br />

proyek jual beli karbon di lahan gambut Danau Sentarum. Latar belakangan<br />

kerjasama ini tak lain adalah melimpahnya cadangan karbon yang ada di Kapuas<br />

Hulu, dan sejumlah uang yang siap dikucurkan jika proyek berlangsung dengan baik.<br />

contoh hitung‐hitungan atau simulasi berbasis keadaan hutan di Kapuas Hulu dan<br />

berapa uang yang didapat, ternyata menarik minat Pemda untuk menjalankan<br />

kerjasama, tentunya bertujuan untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD)<br />

52

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!