19.04.2013 Views

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pandangan berbeda dalam perdebatan <strong>mengenai</strong> kelembagaan apa yang akan<br />

mengurusi isu iklim, termasuk REDD di Kapuas Hulu. Pandangan pertama,<br />

mengusulkan agar segala urusan <strong>mengenai</strong> isu perubahan iklim diurusi oleh Pokja<br />

Konservasi yang pernah dibentuk oleh Pemda guna mengawal konsep kabupaten<br />

konservasi,dan tentu saja tujuan dan intisari yang diurus tak jauh berbeda, usulan ini<br />

datang <strong>dari</strong> Kantor Bupati atau sekretariat daerah. Namun pandangan kedua<br />

berpendapat bahwa, isu iklim termasuk REDD sebaiknya diurusi oleh sebuah<br />

organisasi baru be<strong>rupa</strong> Pokja Perubahan Iklim dan atau dengan nama lain, karena<br />

ada kebijakan pusar yang membenarkan hal tersebut, yakni <strong>dari</strong> Dewan Nasional<br />

Perubahan Iklm (DNPI) dan kementrian Kehutanan, pandangan ini dimunculkan oleh<br />

Dinas Kehutanan sebagai tindak lanjut <strong>dari</strong> arahan Kementrian Kehutanan agar<br />

daerah segera membentuk Pokja atau Dewan Daerah Perubahan Iklim sebagai<br />

respon atas mekanisme REDD yang mulai berdinamika.<br />

Anak Tiri bernama Masyarakat Adat<br />

Sejarah dan pengalaman panjang masyarakat adat yang bermukim di dalam dan<br />

sekitar hutan telah membuktikan, bahwa mereka adalah pelaku konservasi sejati.<br />

Perilaku peduli terhadap alam terutama hutan, bukanlah semata didorong oleh rasa<br />

cinta lingkungan an‐sich, melainkan didasari oleh perilaku hidup turun‐temurun<br />

dibalut oleh keyakinan socio‐religius‐magis yang kental dengan hutannya. Perilaku<br />

bijak memperlakukan hutan bukan hanya sebagai objek ekonomi, hingga saat ini<br />

dapat ditemukan pada berbagai komunitas masyarakat adat di berbagai kawasan di<br />

Indonesia termasuk termasuk yang dilakukan oleh masyarakat adat d Kapuas Hulu.<br />

Kearifan pengelolaan hutan yang dipakai masyarakat adat selama ini, nyatanya<br />

berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh Pemerintah. Paradigma usang<br />

yang menganggap hutan sebagai tambang uang hingga kini masih saja awet<br />

dipertahankan oleh penyelenggara negara. Tentu saja, akibat yang dirasakan saat ini<br />

adalah kerusakan hutan yang masif dan bencana ekologi yang tiada henti.<br />

Potret buram pengelolaan hutan oleh negara yang sentralistik serta miskin pelibatan<br />

masyarakat, di sana‐sini telah menimbulkandampak serius terhadap degradasi dan<br />

deforestasi hutan di Indonesia. Dikeluarnya peraturan dan kebijakan <strong>mengenai</strong><br />

59

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!