19.04.2013 Views

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

Indah kabar dari rupa: Studi mengenai ... - Epistema Institute

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dari ketiga cara pemangkasan emisi yang digariskan oleh Protocol Kyoto, hanya<br />

skema CDM yang bersinggungan dengan negara‐negara berkembang. Tujuan CDM<br />

secara mendasar ada dua yaitu 6 :<br />

1. Membantu negara‐negara berkembang yang menjadi tuan rumah proyek CDM<br />

untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.<br />

2. Menyediakan ke negara‐negara maju fleksibilitas untuk mencapai target<br />

pengurangan emisi yang dijalankan di negara berkembang.<br />

Pada tujuan kedua, berbagai proyek pengurangan emisi negara maju di negara<br />

berkembang akan menghasilkan kontra‐prestasi be<strong>rupa</strong> CER (Certificate of Emission<br />

Reduction) yang menjadi cikal bakal penghitungan prestasi pengurangan emisi di<br />

negara maju tersebut. Untuk itu, semakin banyak CERs dikumpulkan maka semakin<br />

besar jumlah pemotongan emisi. Dan pada suatu saat, negara maju yang telah<br />

memenuhi target pemotongan emisi akan keluar <strong>dari</strong> label Annex 1 dan bebas <strong>dari</strong><br />

kewajiban pemotongan emisi.<br />

Di tengah perjalanannya ternyata keputusan mengikat secara hukum (Legally<br />

Binding) dengan dasar Protocol Kyoto, mendapat resistensi <strong>dari</strong> negara‐negara maju.<br />

Alasan yang dikemukan bahwa tugas untuk menurunkan emisi adalah tanggung<br />

jawab bersama (common responsibility) bukan hanya tugas negara maju. Padahal,<br />

Protocol Kyoto memandatkan bahwa dalam periode komitmen pertama (2008‐2012)<br />

penurunan emisi harus adil dan harus berdasarkan sejarah pencemaran berbasis<br />

data Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) 7 . Penelitian IPCC<br />

membuktikan pencemaran oleh negara‐negara kaya lah yang menjadi penyumbang<br />

terbesar terakumulasinya gas berbahaya di atmosfer sehingga berdampak pada<br />

berubahnya iklim. Oleh karena itu, protes pun bermunculan <strong>dari</strong> negara berkembang<br />

yang menyatakan bahwa Common Responsibilty tidak adil, karena negara<br />

berkembang bukan emiter layaknya negara maju, perhatian bersama namun dengan<br />

tanggung jawab yang berbeda (Common but Differentiated) adalah jalan keadilan<br />

menurut menurut mereka.<br />

6<br />

Steni Bernardinus, “Pemanasan Global; Respon Pemeritah & Dampaknya Terhadap Masyarakat Adat” HuMa Jakarta 2009, hal<br />

29<br />

7<br />

Suatu Panel ilmiah yang didirikan pada tahun 1988 oleh pemerintah anggota Konvensi Perubahan Iklim yang terdiri <strong>dari</strong> para<br />

ilmuwan <strong>dari</strong> seluruh dunia untuk melakukan pengkajian (assessment) terhadap perubahan iklim, menerbitkan laporan khusus<br />

tentang berbagai topik yang relevan dengan implementasi Kerangka Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim. Panel ini memiliki<br />

tiga kelompok kerja (working group): I. Dasar Ilmiah, II. Dampak, Adaptasi, dan Kerentanan, III. Mitigasi.<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!