teknik pengelasan kapal jilid 2 smk
teknik pengelasan kapal jilid 2 smk
teknik pengelasan kapal jilid 2 smk
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
TEKNOLOGI LAS KAPAL<br />
Ukuran dan unsur-unsur di dalam partikel-partikel ini bergantung<br />
pada material yang terkandung di dalam batang las, kawat las dan jenis<br />
material dasarnya. Karena ukuran partikel-partikel ini memungkinkan<br />
untuk mudah masuk ke dalam paru-paru, maka alat-alat perlindung harus<br />
digunakan.<br />
Menurut Tabel VI.3, apabila <strong>pengelasan</strong> dengan gas CO2<br />
menggunakan kawat padat dan elektrode terbungkus ilmenit (oksida besi<br />
dan titanium), maka unsur utama asapnya adalah oksida besi, tetapi asap<br />
las pada umumnya bergantung pada kandungan material<br />
pembungkusnya dan kawat lasnya.<br />
Tabel VI.3 Komposisi kimia asap las<br />
Jenis Fe2O2 SiO2 MnO TiO2 Al2O3 CaO MgO Na2O K2O F<br />
Jenis hidrogen<br />
rendah<br />
Jenis hidrogen<br />
rendah tidak<br />
berbahaya<br />
13.69 3.70 3.82 0.25 0.32 12.25 0.97 10.11 25.20 17.50<br />
19.55 5.95 4.49 0.57 0.36 13.35 6.76 24.90 3.65 11.54<br />
Jenis ilmenit 46.54 19.35 11.24 2.14 0.41 1.72 0.53 6.20 6.44 --<br />
Pengelasan<br />
dengan gas<br />
CO2<br />
Peneglasan<br />
tanpa gas<br />
75.47 10.69 12.57 -- -- -- -- -- -- --<br />
16.22 1.33 2.14 -- 7.83 18.30 42.10 0.30 tr 11.12<br />
Jika sejumlah besar volume asap las diisap, maka gejala penyakit akut<br />
yang disebut “demam logam” dapat terjangkit, ditandai dengan sakit<br />
kepala, demam, menggigil, dan kelelahan yang terjadi dalam waktu<br />
singkat. Gejala-gejala ini terlihat apabila digunakan batang elektrode las<br />
hidrogen rendah. Walaupun demikian, ini hanyalah gejala penyakit<br />
sesaat, dan pasien akan pulih kembali kesehatannya setelah beberapa<br />
jam. Namun apabila asap las itu diisap dalam waktu lama, maka partikelpartikel<br />
murni akan terakumulasi di dalam paru-paru dan dapat<br />
menyebabkan kondisi kronis yang disebut “pneumokoniosis” (radang<br />
paru-paru).<br />
Radang paru-paru pada tahap awal hampir tidak menunjukkan<br />
gejala penyakit yang subyektif, tetapi fungsi paru-paru semakin<br />
memburuk seiring dengan berkembangnya gejala penyakit itu, ditandai<br />
dengan kesulitan bernapas. Sampai sekarang masih belum ada<br />
pengobatan yang dapat mengembalikan paru-paru seperti dalam kondisi<br />
kesehatan semula, selain itu dalam beberapa kasus pasien meninggal<br />
dunia karena berbagai komplikasi.<br />
479