11.09.2013 Views

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kehidupan Sang Buddha<br />

Pendahuluan xi<br />

Siddhattha Gotama (dalam Sansekerta, Siddhàrtha Gautama), yang<br />

menjadi Sang Buddha, Yang Tercerahkan, diperkirakan hidup sekitar<br />

tahun 563-483 S.M., meskipun banyak peneliti memperkirakan<br />

lebih lama dari itu. I Tradisi timur memiliki beberapa penanggalan<br />

alternatif, yang dipakai di Sri Lanka dan Asia Tenggara adalah 623-<br />

543. Dengan dasar ini, perayaan 2500 mangkatnya Beliau dirayakan,<br />

Buddha Jayanti, di Timur pada 1956-1957. Beliau berasal dari suku<br />

Sakya dan hidup di tepi pegunungan Himàlaya, tempat lahir<br />

sebenarnya berada beberapa mil di utara dari batas negara India<br />

sekarang, di Nepal. Ayahnya, Suddhodana, adalah seorang kepala<br />

suku yang dipilih bukannya seorang raja yang seperti dikatakan<br />

sekarang, meskipun gelarnya adalah ràjà -- sebuah istilah yang<br />

hanya berhubungan sebagian pada kata ‘raja’ dalam bahasa kita.<br />

Beberapa daerah di India <strong>Utara</strong> pada waktu itu adalah kerajaankerajaan,<br />

dan lainnya adalah republik, dan republik Sakya di bawah<br />

kekuasaan raja Kosala, yang berkuasa sampai ke daerah selatan.<br />

Terlepas dari fakta-fakta yang mungkin dari banyak legenda<br />

tentang kehidupan Gotama, kita bisa menganggap berikut ini<br />

kira-kira tepat. Meskipun dibesarkan dalam kehidupan mewah,<br />

sang pangeran muda tersadarkan oleh sisi duka mendasar dari<br />

kehidupan, dan Beliau memutuskan untuk mencari sebab dan obat<br />

dari keadaan ini yang Beliau sebut dukkha (secara umum, tetapi masih<br />

kurang tepat diterjemahkan menjadi ‘penderitaan’). Pada usia dua<br />

puluh sembilan tahun, Beliau meninggalkan kehidupan duniawi,<br />

pergi ‘dari kehidupan perumah tangga menjadi tanpa-rumah’<br />

sesuai dengan tradisi yang sudah berjalan, bergabung dengan<br />

petapa pengembara (samanas). Beliau belajar dengan berurutan<br />

pada âëàra Kàlàma dan Uddaka Ràmaputta, yang mengajari-Nya<br />

bagaimana mencapai keadaan meditatif yang tinggi. Menyadari,<br />

akan tetapi, pencapaian dari keadaan ini tidak menyelesaikan<br />

masalahnya, Gotama pergi sendiri dan berlatih dengan sangat keras<br />

selama enam tahun, berkumpul bersama sebuah kelompok kecil<br />

yang terdiri dari lima petapa. Namun, mendapati bahwa latihan<br />

pertapaan yang sangat keras tidak membawa pada tujuan, Beliau

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!