11.09.2013 Views

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pendahuluan xiii<br />

Vessa (Sansekerta Vaisya) atau pedagang, dan yang terakhir adalah<br />

Sudda (Sansekerta ¢udra) atau pekerja. Di bawah ketiga itu hanya<br />

tersisa beberapa budak (kita bahkan mendengar bahwa Sudda juga<br />

memiliki seorang budak), dan beberapa yang kurang beruntung<br />

yang kemudian menjadi dikenal sebagai ‘tak tersentuh’. Tetapi<br />

sebagai tambahan pengelompokan ini, ada sejumlah orang yang<br />

cukup banyak, termasuk beberapa orang wanita, yang memilih<br />

untuk keluar dari sistem masyarakat konvensional.<br />

Di dalam teks, kita sering menemukan padanan samaõa-bràhmaõà,<br />

yang diterjemahkan menjadi ‘petapa dan Brahmana’. Sementara,<br />

dalam kamus Pali Text Society menyatakan dengan tepat bahwa<br />

pernyataan padanan tersebut mengacu secara umum pada<br />

‘pemimpin kehidupan religius’, dan juga benar bahwa kedua<br />

kelompok tersebut biasanya bersaing.<br />

Situasi religius di India <strong>Utara</strong> sekitar tahun 500 S.M. sangat<br />

menarik, dan tidak diragukan sangat menunjang pengembangan<br />

dari Buddhisme dan keyakinan lainnya. Meskipun para Brahmana<br />

membentuk sebuah kependetaan turun temurun yang berkembang<br />

dengan kuat, mereka tidak pernah, seperti kelompok lainnya, yang<br />

dapat menyatakan keputusan mutlak untuk mendiskriminasikan<br />

atau bahkan memusnahkan kelompok religius lainnya. Sepertinya<br />

beberapa Brahmana tidak mengecam tindakan seperti itu, tetapi<br />

juga tidak menerima hal tersebut. Mereka merupakan sebuah kasta<br />

yang membedakannya dari yang lainnya (pada saat membaca<br />

tentang mereka dalam teks Buddhis, selalu diingatkan tentang<br />

penggambaran Pharisees dalam Perjanjian Baru, meskipun<br />

dalam kedua kasus, gambar tersebut disajikan, setidaknya ada<br />

keberpihakan). Hanya mereka yang mempelajari Ketiga Veda,<br />

mengetahui mantra-mantra mistis, dan dapat melakukan semua<br />

pengorbanan yang penting, penuh darah, dan mahal. Bahkan, tidak<br />

semua Brahmana melakukan fungsi kependetaannya; beberapa<br />

telah berhenti dan berani atau bahkan berdagang, sembari tetap<br />

lanjut melaksanakan tugas-tugas yang mereka anggap sebagai<br />

kewajibannya.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!