11.09.2013 Views

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pendahuluan xv<br />

pengembangan berbagai kekuatan paranormal. Kepercayaan<br />

bahwa hal-hal ini dapat dicapai dengan latihan-latihan seperti<br />

itu, dan khususnya, menahan nafsu seksual. Dengan demikian,<br />

sangat jauh dari latihan keras seperti pertobatan Kristiani, untuk<br />

menebus dosa-dosa lampau, mereka melakukan latihan-latihan ini<br />

dengan harapan kekuatan yang dicapai nanti, termasuk, mungkin,<br />

kenikmatan yang sedang ditinggalkannya sementara.<br />

Para pengembara (paribbàjaka), beberapa yang merupakan<br />

Brahmana, memakai pakaian (tidak seperti yang lainnya, yang<br />

benar-benar telanjang), dan mereka hidup tidak semenderita yang<br />

lain. Mereka adalah ‘ahli filsafat’ yang mencetus banyak berbagai<br />

teori tentang dunia dan alam, dan senang dalam berdebat. Kanon<br />

Pali memperkenalkan kita pada enam guru yang dikenal pada<br />

masa itu, semuanya lebih tua dari Gotama. Mereka adalah Påraõa<br />

Kassapa, seorang amoral, Makkhali Gosàla, seorang deterministik,<br />

Ajita Kesakambali, seorang materialis, Pakudah Kaccàyana, seorang<br />

kategorialis, Nigaõñha Nàtaputta (pemimpin Jain yang dikenal<br />

sebagai Mahàvãra), yang merupakan seorang penganut relativis<br />

dan ecletic, dan Sa¤jaya Belaññhaputta, seorang agnostik skeptik<br />

atau positivis (saya meminjam sebagian besar istilah tersebut dari<br />

Jayatilleke). Perbedaan pandangan mereka disinggung oleh Raja<br />

Ajàtasatthu di Sutta 2, bait 16-32.<br />

Disamping mereka, ada para pencetus ajaran rahasia yang<br />

awalnya merupakan bagian dari Upaniªad yang disisipkan dalam<br />

Brahmanisme ortodoks, dan doktrin-doktrin tersebut kemudian<br />

membentuk inti dari sistem Vedànta. Untuk mereka, Brahma<br />

impersonal adalah realitas tertinggi, dan tujuan dari ajarannya<br />

adalah realisasi roh atau jiwa (àtman) dari individu manusia<br />

menjadi identik dengan Diri universal (âtman), yang merupakan<br />

sebuah istilah lain bagi brahma (Huruf besar di sini hanya untuk<br />

kejelasan saja: ajaran tersebut awalnya dan bertahan lama dalam<br />

bentuk mulut ke mulut, dan bahkan ketika dituliskan dalam abjad<br />

Oriental, perbedaan tersebut tidak dapat dilakukan, karena huruf<br />

besar tidak terdapat di abjad Timur sama sekali). Para aupaniªada<br />

tidak disinggung dalam Kanon Pali, meskipun hampir (jika bukan,

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!