11.09.2013 Views

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pendahuluan xxix<br />

10. Perwujudan mengondisikan Kelahiran ( bhava-paccayà jàti);<br />

11. Kelahiran mengondisikan (12) Pelapukan-dan-Kematian ( jàtipaccayà<br />

jarà-maraõaÿ)<br />

Untuk memahami dengan baik, lebih mudah dengan urutan<br />

terbalik. Dalam Sutta 15, bait 2, Sang Buddha berkata kepada<br />

ânanda: ‘Jika engkau ditanya: “Apakah Pelapukan-dan-kematian<br />

merupakan sebuah kondisi keberadaannya?” engkau seharusnya<br />

menjawab: “Ya.” Jika ditanya: “Apakah yang mengondisikan<br />

pelapukan-dan-kematian?” engkau seharusnya menjawab:<br />

“Pelapukan-dan-kematian dikondisikan oleh kelahiran,” dan<br />

seterusnya. Karena itu, jika tidak ada kelahiran, maka tidak ada<br />

pelapukan-dan-kematian: kelahiran adalah sebuah kondisi yang<br />

wajib untuk kemunculannya.<br />

Sesuai dengan pandangan umum, yang memang pasti benar, tetapi<br />

mungkin bukan satu-satunya cara untuk memahami hal ini, dua<br />

belas mata rantai (nidàna) tersebar pada tiga kehidupan: 1-2 adalah<br />

kehidupan lampau, 3-10 adalah kehidupan sekarang, dan 11-12<br />

pada kehidupan yang akan datang. Karena itu, pengembangan<br />

dari ‘bentukan-bentukan-kamma’ kita atau pola kebiasaan itu<br />

dikarenakan ketidaktahuan kita yang lampau (sesuai dengan fakta<br />

bahwa ‘kita’ belum tercerahkan). Pola-pola ini mengondisikan<br />

munculnya sebuah kesadaran baru dalam rahim, di mana<br />

sebuah kompleks psikologi-fisik baru muncul menjadi makhluk<br />

hidup, dilengkapi dengan enam landasan-indria (penglihatan,<br />

pendengaran, penciuman, perasa, dan sentuhan, dengan pikiran<br />

sebagai indria ke enam). Kontak pada salah satu indria tersebut<br />

dengan objek-indria (gambar, suara, dsb.) menghasilkan perasaan,<br />

yang bisa menyenangkan, tidak menyenangkan, atau netral.<br />

Karena perasaan menyenangkan, keinginan, atau nafsu muncul.<br />

Kaitan dari kesadaran sampai perasaan adalah hasil dari perbuatan<br />

lampau (vipàka), dimana nafsu keinginan, kemelekatan dan proses<br />

perwujudan adalah atas dasar kehendak (yaitu, kamma), dan<br />

karena itu, akan memiliki hasil di masa yang akan datang. Bahkan<br />

mereka berurutan bersama proses kelahiran (kembali) (karena<br />

ketidaktahuan) yang telah kita saksikan sebelumnya, dan kelahiran

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!