11.09.2013 Views

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

Digha Nikaya - Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Beberapa Nama dan Sebutan<br />

Brahmà<br />

Pendahuluan xxxix<br />

Dalam Buddhisme, tidak hanya ada satu Brahmà atau Brahmà Besar,<br />

tetapi banyak, dan mereka tidak abadi. Asal usul dari kepercayaan<br />

bahwa Brahmà sebagai pencipta alam semesta diberikan pada Sutta<br />

1, baik 2.2ff., dan sebuah gambaran sindiran dari Brahmà Besar<br />

yang sombong (yang merupakan pengikut sejati dari Sang Buddha)<br />

dijelaskan dalam Sutta 11. Tetapi, meskipun tidak mahakuasa atau<br />

abadi, Brahmà adalah makhluk yang kuat dan baik, yang masih<br />

diyakini pada negara-negara Buddhis Oriental, dapat memberikan<br />

bantuan keduniawian (sebagai contoh kuil Brahmà di luar Hotel<br />

Erawan di Bangkok). Salah satu Brahmà Besar, Sahampati, memohon<br />

pada Sang Buddha yang baru tercerahkan untuk mengajarkan pada<br />

mereka yang memiliki ‘sedikit debu pada matanya’.<br />

Tidak ada rujukan pasti atau bahkan kesan tentang jenis kelamin<br />

dari Brahma dalam teks Pali. Di dalam Sutta 13, dua Brahmana<br />

muda bertanya pada Sang Buddha tentang bagaimana cara<br />

untuk mencapai ‘penyatuan dengan Brahmà’ atau lebih tepatnya<br />

‘bersahabat dengan Brahmà’. Rhys Davids telah menuduh bahwa<br />

terjadi salah penerjemahan sahavyatà sebagai ‘penyatuan’, karena itu<br />

menyatakan sebuah penyatuan mistis dibandingkan dengan hanya<br />

bersama dengan Brahmà. Tetapi para Brahmana telah menjelaskan<br />

pada Sang Buddha bahwa mereka bingung karena setiap guru<br />

mengajarkan interpretasi jalan menuju pada Brahmà yang berbedabeda.<br />

Karena itu, kedua interpretasi disinggung di sini.<br />

Buddha<br />

Ini tentu saja sebuah istilah umum, bukan sebuah nama: Gotama<br />

adalah ‘Sang Buddha’, bukan hanya ‘Buddha’ (hal yang sama juga<br />

berlaku pada Kristiani ‘Yang Sudah Diurapi’, tetapi penggunaannya<br />

bertentangan dengan ini). Kata ini merupakan bentuk kata kerja<br />

lampau yang berarti ‘Yang Sadar’, dengan demikian ‘Tercerahkan’.<br />

Buddha muncul dalam jangka waktu yang sangat lama. Selain

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!