- Page 1 and 2:
Sudaryatno Sudirham Analisis Keadaa
- Page 3 and 4:
Hak cipta pada penulis, 2011 SUDIRH
- Page 5 and 6:
Bab 8: Pembebanan Nonlinier Sistem
- Page 7 and 8:
A. Schopenhauer, 1788 - 1860 dari M
- Page 9 and 10:
dφ e = − (1.2) dt Tanda negatif
- Page 11 and 12:
Intensitas Medan Magnet. Dalam perh
- Page 13 and 14:
COTOH-1.1 : Suatu toroid terdiri da
- Page 15 and 16:
Reluktansi rangkaian magnetik pada
- Page 17 and 18:
COTOH-1.3 : Pada rangkaian magnetik
- Page 19 and 20:
COTOH-1.4 : Berapakah mmf yang dipe
- Page 21 and 22:
Dari gambar loop histerisis jelas t
- Page 23 and 24:
2 1 1 Fm 1 2 W = φFm = = φ R joul
- Page 25 and 26:
1 2 −1 Fxdx = −dW = − d( Fm R
- Page 27 and 28:
diperlukan untuk membangkitkan φ,
- Page 29 and 30:
COTOH-1.6: Hitunglah resistansi dan
- Page 31 and 32:
E t E 1 a). Induktor ideal. I f Φ
- Page 33 and 34:
2.2. Teori Operasi Transformator Tr
- Page 35 and 36:
ini 90 o mendahului φ l1 (seperti
- Page 37 and 38:
E 2 = V2 + I 2 R2 + El2 = V2 + I 2
- Page 39 and 40:
Dengan mengabaikan resistansi belit
- Page 41 and 42:
∼ I 1 ' I 2 R 1 jX 1 I f R′ 2 j
- Page 43 and 44:
Uji Hubung Singkat. Uji hubung sing
- Page 45 and 46:
Karena pada uji hubung singkat arus
- Page 47 and 48:
Dua tipe konstruksi yang biasa digu
- Page 49 and 50:
Hubungan Y-Y. Hubungan ini diperlih
- Page 51 and 52:
Penyelesaian : a). Untuk hubungan
- Page 53 and 54: 3.1. Mesin Kutub Menonjol Skema kon
- Page 55 and 56: Dengan (3.5) ini jelaslah bahwa unt
- Page 57 and 58: ( φ cosθ ) dφs dφ d dθmagnetik
- Page 59 and 60: Karena ada dua pasang kutub maka te
- Page 61 and 62: 3.2. Mesin Sinkron Rotor Silindris
- Page 63 and 64: Perhatikanlah bahwa karakteristik b
- Page 65 and 66: 2. Tegangan terminal V a dan arus j
- Page 67 and 68: Suku kedua (3.19) dapat kita tulis
- Page 69 and 70: Dengan mengambil V a sebagai refere
- Page 71 and 72: 64 Sudaryatno Sudirham, Analisis Ra
- Page 73 and 74: hukum Lenz, arus tiga fasa ini akan
- Page 75 and 76: torka, harus ada arus mengalir di k
- Page 77 and 78: COTOH-4.1 : Tegangan seimbang tiga
- Page 79 and 80: Rangkaian Ekivalen Rotor. Jika roto
- Page 81 and 82: otor riil yang berupa tegangan slip
- Page 83 and 84: Rangkaian Ekivalen Pendekatan. Dala
- Page 85 and 86: Penyelesaian: Dari rangkaian ekival
- Page 87 and 88: Rugi inti : 2 2 P inti = P0 − 3×
- Page 89 and 90: Torka maksimum. Torka ini penting d
- Page 91 and 92: Aplikasi. Motor dibagi dalam bebera
- Page 93 and 94: C A C ≈ VAB A C A B B B N Gb.5.2.
- Page 95 and 96: I B V C I CA Im − V B V AB I AB
- Page 97 and 98: 100 PB = VB I B cos ϕ 3 → I B =
- Page 99 and 100: S3φ1 300 S f 1 = = = 100 kVA 3 3
- Page 101 and 102: Sistem Seimbang. Jika sistem berope
- Page 103: 5.4. Sistem Enam Fasa Seimbang Kita
- Page 107 and 108: elektronik yang dapat menunjukkan l
- Page 109 and 110: a a b 0 n n 1 = T 2 = T 2 = T m ∑
- Page 111 and 112: Tabel-6.1. Analisis Harmonisa Sinya
- Page 113 and 114: Kurva tegangan dan arus pada contoh
- Page 115 and 116: komponen fundamental (y 1 ), dan ko
- Page 117 and 118: 0,5 I1 rms = = 0,354 A 2 I hrms 2 2
- Page 119 and 120: V 600 400 200 v i 0 0 0 0.005 0.01
- Page 121 and 122: P rr = 202 W (c) Kurva p R selalu p
- Page 123 and 124: Inilah frekuensi harmonisa ke-9. CO
- Page 125 and 126: Jadi secara umum daya yang diberika
- Page 127 and 128: Tinjauan Di Sisi Beban. Nilai punca
- Page 129 and 130: Penyelesaian: Rangkaian sistem ini
- Page 131 and 132: Pada rangkaian sederhana ini, di si
- Page 133 and 134: i sTh 0,833Ω A v sTh = 200sinω 0
- Page 135 and 136: (e) Tegangan sumber adalah v = 240s
- Page 137 and 138: ⎛ n maks i( t) = I ⎜ m A + ⎜
- Page 139 and 140: Im V = A∠θ θ Re a). b). Im Im o
- Page 141 and 142: Perlu kita perhatikan bahwa pernyat
- Page 143 and 144: sedangkan tegangan sumber biasanya
- Page 145 and 146: 7.4. Sumber Tegangan Sinusiodal Den
- Page 147 and 148: pula disebutkan teorema ini juga me
- Page 149 and 150: Impedansi pada frekuensi fundamenta
- Page 151 and 152: P b = 2174 W , dan S b = 2257 VA ;
- Page 153 and 154: Nilai efektif arus total adalah I 2
- Page 155 and 156:
Bentuk gelombang tegangan sumber da
- Page 157 and 158:
Contoh-7.8: Jika pada Contoh-7.7 se
- Page 159 and 160:
sebagian daya nyata diterima secara
- Page 161 and 162:
Kita coba memasang kapasitor untuk
- Page 163 and 164:
Contoh-7.9 ini menunjukkan bahwa ko
- Page 165 and 166:
400 [V] [A] 200 v s /5 i R +i C i R
- Page 167 and 168:
V A 300 200 100 0 -100 i Rb v s /5
- Page 169 and 170:
162 Sudaryatno Sudirham, Analisis R
- Page 171 and 172:
perbedaan fasa antara harmonisa ke-
- Page 173 and 174:
8.2. Relasi Tegangan Fasa-Fasa dan
- Page 175 and 176:
V ffrms = 2 2 800 (3/ 2) + 100 (3/
- Page 177 and 178:
I I I 60 / 2 = 0,85 3 rms = 30 / 2
- Page 179 and 180:
Sistem Tiga Kawat. Pada sistem ini
- Page 181 and 182:
Penyulang. Dalam model satu fasa, p
- Page 183 and 184:
sumber arus harmonisa digambarkan s
- Page 185 and 186:
Dibandingkan dengan susut daya semu
- Page 187 and 188:
Diagram fasor arus dan tegangan kap
- Page 189 and 190:
Penyelesaian: Jika persamaan tegang
- Page 191 and 192:
8.7.3. Induktor Induktor Ideal. Ind
- Page 193 and 194:
φ m adalah nilai puncak fluksi, da
- Page 195 and 196:
P h rugi histerisis [watt], w h lua
- Page 197 and 198:
penyeimbang yang diperlukan yang be
- Page 199 and 200:
Fluksi Dan Rugi-Rugi Karena Fluksi.
- Page 201 and 202:
menimbulkan rugi arus pusar sebandi
- Page 203 and 204:
Penyelesaian: Tegangan mengandung h
- Page 205 and 206:
ζ = kI vrms I irms cosϕ Pada alat
- Page 207 and 208:
a) Fasor urutan positif (ABC): V V
- Page 209 and 210:
Jika baris ke-dua (9.4) kita kalika
- Page 211 and 212:
I I 2 0 2 ( I A + a I B + a C ) o o
- Page 213 and 214:
dan dapat dituliskan dengan lebih k
- Page 215 and 216:
Pada (9.16) ini kita hitung [ ] [ ]
- Page 217 and 218:
9.4. Sistem Per-Unit Sistem per-uni
- Page 219 and 220:
COTOH-9.4: Nyatakanlah besaran-besa
- Page 221 and 222:
214 Sudaryatno Sudirham, Analisis R
- Page 223 and 224:
10.1. Resistansi Material yang bias
- Page 225 and 226:
v A A N i A i A A′ N′ v′ A D
- Page 227 and 228:
Kita lihat sekarang fluksi lingkup
- Page 229 and 230:
Penurunan relasi (10.9) sudah baran
- Page 231 and 232:
Konfigurasi ∆ (Segitiga Sama-sisi
- Page 233 and 234:
COTOH-10.1: Penyulang tiga fasa, 20
- Page 235 and 236:
Tegangan fasa-netral di ujung kirim
- Page 237 and 238:
Impedansi per satuan panjang konduk
- Page 239 and 240:
10.4. Admitansi Kita pandang satu k
- Page 241 and 242:
v BC ρ B ρ B D = ln 2πε r BC B
- Page 243 and 244:
⎡VA ⎤ ⎡ f AA ⎢ ⎥ = ⎢
- Page 245 and 246:
Admitansi Y Y 0 1 = jωC = jωC 1 0
- Page 247 and 248:
COTOH-10.4: Hitunglah admitansi uru
- Page 249 and 250:
Saluran transmisi ini bertegangan V
- Page 251 and 252:
d Vx γx = ZI x = kv1 γe − kv2 d
- Page 253 and 254:
Persamaan (11.11) ini memberikan ni
- Page 255 and 256:
Jadi dalam rangkaian ekivalen π Yt
- Page 257 and 258:
COTOH-11.1: Dari saluran transmisi
- Page 259 and 260:
COTOH-11.2: Tentukan rangkaian ekiv
- Page 261 and 262:
Konstanta-konstanta ini dapat dapat
- Page 263 and 264:
Tegangan fasa-netral di ujung kirim
- Page 265 and 266:
Pengaruh Panjang Saluran. Perubahan
- Page 267 and 268:
Tegangan dan Arus di Ujung Kirim. J
- Page 269 and 270:
Jika kita menghendaki tegangan jatu
- Page 271 and 272:
Daya Maksimum di Ujung Terima. Dala
- Page 273 and 274:
Sistem ini kita anggap memiliki teg
- Page 275 and 276:
Daftar Simbol φ : fluksi magnet λ
- Page 277 and 278:
270 Sudaryatno Sudirham, Analisis R
- Page 279:
Analisis Keadaan Mantap Rangkaian S