05.05.2015 Views

TIM ADVOKASI KEBENARAN DAN KEADILAN - Elsam

TIM ADVOKASI KEBENARAN DAN KEADILAN - Elsam

TIM ADVOKASI KEBENARAN DAN KEADILAN - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

71. Dari keterangan para ahli di atas dan bukti-bukti yang diajukan, dapat disimpulkan bahwa<br />

Pasal 27 UU Nomor 27 Tahun 2004 telah melanggar UUD 1945, berdasarkan hal-hal<br />

sebagai berikut:<br />

• Bahwa hak atas kompensasi dan rehabilitasi merupakan hak melekat pada korban<br />

dan kewajiban negara untuk memenuhinya.<br />

• Bahwa hak tersebut tidak dapat digantungkan pada amnesti.<br />

• Bahwa rumusan Pasal 27 UU Nomor 27 Tahun 2004 mensyaratkan adanya pelaku,<br />

sehingga ketika tidak pelaku tidak dapat ditemukan atau telah meninggal dunia, maka<br />

korban tidak akan mendapatkan haknya.<br />

• Bahwa rumusan Pasal 27 UU Nomor 27 Tahun 2004 juga menempatkan kedudukan<br />

korban tidak seimbang dengan kedudukan pelaku. Korban akan dipaksa untuk<br />

menerima apapun pengakuan pelaku, jika ada, agar korban mendapatkan haknya.<br />

• Bahwa Pasal 27 UU Nomor 27 Tahun 2004 telah menciptakan ketidakadilan dan<br />

melecehkan martabat manusia.<br />

• Bahwa Pasal 27 UU Nomor 27 Tahun 2004 juga telah menimbulkan ketidakpastian<br />

hukum.<br />

• Dengan demikian, Pasal 27 UU Nomor 27 Tahun 2004 telah melanggar jaminan atas<br />

persamaan kedudukan di depan hukum (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945), pengakuan,<br />

jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di<br />

hadapan hukum (Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945) dan jaminan atas perlakuan yang<br />

bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan<br />

terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu (Pasal 28 I ayat (2) UUD 1945).<br />

III.2. Pasal 44 UU Nomor 27 Tahun 2004 Bertentangan dengan Pasal 28 D ayat (1) dan<br />

Pasal 28 I ayat (4) UUD 1945<br />

72. Bahwa dalam memahami UU Nomor 27 Tahun 2004, Pasal 44 UU Nomor 27 Tahun 2004<br />

tidak dapat dilihat secara tersendiri dan tidak dapat berdiri sendiri. Dalam membaca,<br />

memahami dan mengintepretasikan Pasal 44 UU Nomor 27 Tahun 2004 tersebut harus<br />

dikaitkan dengan pasal-pasal lain yang ada di dalam UU Nomor 27 Tahun 2004, termasuk<br />

penjelasan UU Nomor 27 Tahun 2004 tersebut.<br />

73. Bahwa Pasal 44 UU Nomor 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi<br />

berbunyi sebagai berikut :<br />

“Pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang telah diungkapkan dan<br />

diselesaikan oleh Komisi, perkaranya tidak dapat diajukan lagi kepada<br />

Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc.”<br />

74. Bahwa kemudian Penjelasan Umum Alinea Ketiga UU Nomor 27 Tahun 2004<br />

menyatakan:<br />

“Untuk mengungkap pelanggaran hak asasi manusia yang berat perlu<br />

dilakukan langkah-langkah konkrit dengan membentuk Komisi Kebenaran dan<br />

Rekonsiliasi sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pasal 47 ayat (2) UU<br />

Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Selain amanat<br />

tersebut, pembentukan UU tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi ini juga<br />

didasarkan pada Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor<br />

V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional yang<br />

18

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!