05.05.2015 Views

NASKAH AKADEMIS dan RANCANGAN UNDANG-UNDANG

NASKAH AKADEMIS dan RANCANGAN UNDANG-UNDANG

NASKAH AKADEMIS dan RANCANGAN UNDANG-UNDANG

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Mahkamah Pi<strong>dan</strong>a Internasional<br />

internasional yang tengah mempromosikan MPI, namun hal ini memang<br />

diperlukan agar dapat mendorong kemajuan perlindungan HAM <strong>dan</strong><br />

penegakan hukumnya terutama dalam perbaikan sistem peradilan Indonesia.<br />

Tujuan penerapan MPI ke dalam hukum nasional:<br />

1. untuk menempatkan Negara Pihak dalam kewajibannya untuk<br />

bekerjasama penuh dengan MPI<br />

2. agar jurisdiksi MPI dapat menjadi pelengkap terhadap sistem<br />

pengadilan nasional negara pihak (prinsip komplementer)<br />

Negara sebagai bagian dari masyarakat internasional mempunyai kewajiban<br />

untuk menghukum para pelaku kejahatan yang termasuk dalam kejahatan<br />

internasional yang dianggap dapat mengancam <strong>dan</strong> mengganggu perdamaian,<br />

keamanan <strong>dan</strong> ketertiban dunia sesuai dengan isi Piagam PBB. Hal ini<br />

ditegaskan dalam Resolusi Majelis Umum PBB 3074 (XXVIII) yang dikeluarkan<br />

pada tanggal 3 Desember 1973 yang menyatakan bahwa penerapan jurisdiksi<br />

internasional mengikat semua Negara anggota PBB, “setiap negara berkewajiban<br />

untuk bekerjasama satu sama lain secara bilateral atau multilateral untuk mengadili<br />

mereka yang dianggap bertanggungjawab melakukan kejahatan perang <strong>dan</strong> kejahatan<br />

terhadap kemanusiaan.”<br />

Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menjadi negara pihak<br />

dalam Statuta Roma tentang MPI, mengingat salah satu tujuan pendirian MPI<br />

yaitu menjamin penghukuman terhadap pelaku kejahatan yang serius yang<br />

menjadi perhatian masyarakat internasional. Sehingga dengan menjadi Negara<br />

Pihak Statuta Roma mau tidak mau suatu negara akan termotivasi untuk<br />

melaksanakan penegakan hukum melalui pengefektifan praktek <strong>dan</strong> sistem<br />

peradilan nasionalnya yang dilatarbelakangi salah satu prinsip fundamental<br />

MPI yaitu prinsip komplementer.<br />

Proses ratifikasi Statuta Roma merupakan upaya pencegahan terjadinya<br />

kejahatan dengan akibat yang lebih besar di kemudian hari, juga memberikan<br />

perlindungan <strong>dan</strong> reparasi bagi korban. Beranjak dari pengalaman pengadilanpengadilan<br />

ad hoc yang pernah ada, dimana pertanggungjawaban dirasa<br />

kurang mencukupi karena selalu dipengaruhi unsur politik, MPI menekankan<br />

pertanggungjawaban individu 45 atas kejahatan perang, genosida, kejahatan<br />

terhadap kemanusiaan <strong>dan</strong> agresi.<br />

45 Necessity of Ratifying the Statute of the International Criminal Court, Zagerb April 10, 2000, Translation of Press<br />

Release. www.beehive.govt.nz<br />

27

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!