05.05.2015 Views

NASKAH AKADEMIS dan RANCANGAN UNDANG-UNDANG

NASKAH AKADEMIS dan RANCANGAN UNDANG-UNDANG

NASKAH AKADEMIS dan RANCANGAN UNDANG-UNDANG

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Mahkamah Pi<strong>dan</strong>a Internasional<br />

Kekaisaran Jepang. 6 Hal ini sangat bertolak belakang mengingat sumbangan<br />

yang paling besar dari Pengadilan ini adalah konsep “pertanggungjawaban<br />

komando” ketika mengadili Jenderal Tomoyuki Yamashita (teori ini kemudian<br />

menjadi dasar penuntutan di ICTY atas kasus Mladic <strong>dan</strong> Karadzic). Impunitas<br />

lain yang dipraktekan dalam pengadilan ini adalah tidak diadilinya para<br />

industrialis Jepang yang menjajakan perang serta pemimpin-pemimpin<br />

nasionalis yang senang kekerasan.<br />

Hampir setengah abad setelah Perang Dunia berakhir, masyarakat internasional<br />

kembali dikejutkan dengan praktek pembersihan etnis yang lagi-lagi terjadi<br />

di Eropa yakni di Negara bekas Yugoslavia. Konflik di Bosnia-Herzegovina,<br />

sejak April 1992 <strong>dan</strong> berakhir bulan November 1995, merupakan praktek<br />

pembersihan etnis yang kekejamannya sudah mencapai tingkat yang tidak<br />

pernah dialami Eropa sejak Perang Dunia II. Kamp-kamp konsentrasi,<br />

perkosaan yang sistematis, pembunuhan besar-besaran, penyiksaan, <strong>dan</strong><br />

pemindahan penduduk sipil secara massal adalah bukti-bukti yang tidak dapat<br />

diingkari yang akhirnya mendorong Dewan Keamanan PBB untuk mendirikan<br />

International Criminal Tribunal for The Former Yugoslavia (ICTY) berdasarkan<br />

Resolusi 808 tanggal 22 February 1993, dengan pertimbangan bahwa sudah<br />

meluasnya tindakan pelanggaran terhadap hukum humaniter termasuk praktek<br />

pembersihan etnis sehingga sangat mengancam perdamaian <strong>dan</strong> keamanan<br />

internasional. 7 Berbagai kritikan kembali muncul seiring terbentuknya ICTY ini,<br />

banyak kalangan yang menganggap bahwa mahkamah ini hanyalah kebetulan<br />

belaka mengingat berbagai kegagalan diplomasi <strong>dan</strong> sanksi serta penolakan<br />

PBB untuk mengorbankan tentara keamanannya melalui intervensi bersenjata<br />

membuat mahkamah terhadap penjahat perang sebagai alat satu-satunya untuk<br />

menyelamatkan muka PBB. 8<br />

Walaupun mahkamah ini bukan lagi merupakan keadilan pemenang perang<br />

namun justru dikenal sebagai keadilan yang selektif (selective justice) karena<br />

hanya mendirikan Mahkamah untuk mengadili kejahatan yang dilakukan<br />

di Negara-negara tertentu, serta Mahkamah ini juga jelas berdasarkan pada<br />

anti-Serbian bias. 9 Selain itu, Mahkamah ini juga tidak mengadili angkatan<br />

6 Geoffrey Robertson…Op.Cit, p. 252<br />

7 Florence Hartman, Bosnia, diambil dari Roy Gutman and David Rieff, Crimes of War : What Public Shuld Know,<br />

W.W Norton Company, New York-London, 1999, p. 53.<br />

8 Geoffrey Robertson, …Op.Cit, p. 352-353.<br />

9 Antonio Cassese, International Criminal Law, Oxford University Press, 2003, p. 337.<br />

3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!