NASKAH AKADEMIS dan RANCANGAN UNDANG-UNDANG
NASKAH AKADEMIS dan RANCANGAN UNDANG-UNDANG
NASKAH AKADEMIS dan RANCANGAN UNDANG-UNDANG
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Mahkamah Pi<strong>dan</strong>a Internasional<br />
pemerintahan <strong>dan</strong> agar terbebas dari penuntutan di masa mendatang 89 .<br />
Misalnya setelah Perang Dunia II, Perancis <strong>dan</strong> Itali memberikan amnesti<br />
kepada warganegaranya yang telah berperang melawan Jerman. Chile <strong>dan</strong><br />
Argentina memberikan amnesti kepada semua kejahatan yang terjadi selama<br />
periode pasca Allende. Sementara Peru <strong>dan</strong> Uruguay juga memberikan amnesti<br />
kepada semua pelanggaran berat Hukum HAM termasuk penganiayaan. 90<br />
Dihadapkan oleh kenyataan untuk menyelamatkan demokrasi terlebih<br />
dahulu, masyarakat-masyarakat transisi banyak yang memilih kebijakan<br />
amnesty ketimbang pengajuan ke Pengadilan. Jalan inilah yang ditempuh<br />
untuk menyelesaikan masa lalu mereka, untuk menarik garis pembeda yang<br />
tajam dari rezim terdahulu: bahwa rezim ini bukanlah kelanjutan dari rezim<br />
lama. Kebijakan amnesty merupakan necessary evil yang harus diambil oleh<br />
pemerintah baru untuk mencapai tujuan yang lebih besar yakni menjaga<br />
stabilitas demokrasi yang masih rapuh yang sewaktu-waktu dapat berbalik ke<br />
arah sistem politik semula yang otoriter. Pemberian amnesty dengan demikian<br />
dapat dipan<strong>dan</strong>g sebagai tindakan khusus dalam konteks menyelesaikan<br />
masalah transisi. 91<br />
Namun, dalam berbagai konvensi internasional aturan hukum amnesti sudah<br />
dianggap sebagai aturan hukum yang bertentangan dengan aturan-aturan<br />
hukum mengenai Hak Asasi Manusia, khususnya aturan yang mengatur<br />
bahwa semua pelaku kejahatan internasional harus dihukum. 92 Ada beberapa<br />
pendapat yang mengatakan bahwa tidak selamanya amnesty bertentangan<br />
dengan hukum internasional, karena amnesty bisa dibenarkan sebagai bentuk<br />
derogation (pengurangan) yang dibenarkan dalam hukum internasional. 93 Jose<br />
Zalaquett, mantan pengacara HAM Amnesti International, berkewarganegaraan<br />
Chille, menyatakan bahwa negara yang se<strong>dan</strong>g menghadapi masa transisi,<br />
dapat masuk ke dalam konteks ”public emergency” yang diatur dalam Pasal 4<br />
Persetujuan Internasional hak-Hak Sipil <strong>dan</strong> Politik, sehingga diperbolehkan<br />
89 Antonio Casesse, International Criminal law, Oxford University Press, New York, 2003, p. 312.<br />
90 Ibid.<br />
91 Ifdhal Kasim, Menghadapi Masa Lalu : Mengapa Amnesty?, Briefing paper Series tentang Komisi Kebenaran <strong>dan</strong><br />
Rekonsiliasi No.2 tanggal 1 Agustus 2000, ELSAM, p. 6<br />
92 Misalnya, Konvensi Genosida 1948 <strong>dan</strong> Konvensi Jenewa 1949 mewajibkan semua Negara pihak untuk<br />
menuntut <strong>dan</strong> menghukum orang-orang yang diduga melakukan kejahatan yang diatur dalam perjanjian tersebut<br />
(genosida <strong>dan</strong> kejahatan perang). Sehingga, memberlakukan hukum amnesti terhadap para pelaku kejahatan tersebut<br />
merupakan hal yang sangat bertentangan dengan Konvensi tersebut.<br />
93 Ifdhal Kasim,…Op.Cit,p. 6<br />
47