11.07.2015 Views

Hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia - Elsam

Hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia - Elsam

Hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahun 2007Bahan BacaanMateri : <strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong>2.1. Zaman KunoSebelum perang dimulai, maka pihakmusuh akan diberi peringatan dahulu. Laluuntuk menghindari luka yang berlebihan,maka ujung panah tidak akan diarahkan kehati. Dan segera setelah ada yang terbunuh<strong>dan</strong> terluka, pertempuran akan berhentiselama 15 hari. Gencatan senjata semacamini sangat dihormati, sehingga para prajuritdari kedua pihak yang berperang ditarikdari me<strong>dan</strong> pertempuran. Pada masa inipula, pemimpin militer memerintahkanpasukan mereka untuk menyelamatkanmusuh yang tertangkap, memperlakukanmereka dengan baik, menyelamatkanpenduduk sipil musuh, <strong>dan</strong> pada waktupenghentian permusuhan, maka pihakpihakyang berperang biasanya sepakatuntuk memperlakukan tawanan perangdengan baik.Selain itu, dalam berbagai peradabanbangsa-bangsa selama tahun 3000 sampaidengan 1500 Sebelum Masehi upaya-upayaseperti itu terus dikembangkan. Hal inidikemukakan oleh Pictet, antara lain sebagaiberikut :(1) Diantara bangsa-bangsa Sumeria,perang sudah merupakan lembaga yangterorganisir. Ini ditandai dengan a<strong>dan</strong>yapernyataan perang, kemungkinanmengadakan arbitrase, kekebalanutusan musuh <strong>dan</strong> perjanjian damai.(2) Kebudayaan Mesir kuno, sebagaimanadisebutkan dalam “seven works of truemercy”, yang menggambarkan a<strong>dan</strong>yaperintah untuk memberikan makanan,minuman, pakaian <strong>dan</strong> perlindungankepada musuh; juga perintah untukmerawat yang sakit <strong>dan</strong> menguburkanyang mati. Perintah lain pada masa itumenyatakan, ”anda juga harusmemberikan makanan kepada musuh anda”.Seorang tamu, bahkan musuhpun takboleh diganggu.(3) Dalam kebudayaan bangsa Hitite,perang dilakukan dengan cara-carayang sangat manusiawi. <strong>Hukum</strong> yangmereka miliki didasarkan atas keadilan<strong>dan</strong> integritas. Mereka menandatanganipernyataan perang <strong>dan</strong> traktat. Parapenduduk yang menyerah, yang berasaldari kota, tidak diganggu. Kota-kotadimana para penduduknya melakukanperlawanan, akan ditindak tegas.Namun hal ini merupakan pengecualianterhadap kota-kota yang dirusak <strong>dan</strong>penduduknya dibantai atau dijadikanbudak. Kemurahan hati mereka berbedadengan bangsa Assiria yang menang,datang dengan kekejaman.(4) Di India, sebagaimana tercantum dalamsyair kepahlawanan Mahabrata <strong>dan</strong>un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g Manu, para ksatriadilarang membunuh musuh yang cacat,yang menyerah, yang luka harus segeradipulangkan ke rumah mereka setelahdiobati. Semua senjata dengan sasaranmenusuk ke hati atau senjata beracun<strong>dan</strong> panah api dilarang, penyitaan hakmilik musuh <strong>dan</strong> syarat-syarat bagipenahanan para tawanan perang telahdiatur, <strong>dan</strong> pernyataan tidakmenyediakan tempat tinggal dilarang.Dalam sejarah kehidupan masyarakatIndonesia juga dapat ditemukan beberapakebiasaan <strong>dan</strong> hukum perang yangdiberlakukan pada periode pra sejarah,periode klasik, maupun periode Islam.Praktek <strong>dan</strong> kebiasaan perang yangdilakukan, antara lain tentang pernyataanperang, perlakuan tawanan perang sertalarangan menjadikan anak-anak <strong>dan</strong>perempuan sebagai sasaran perang, <strong>dan</strong>juga tentang pengakiran perang. Sebuahprasasti yang ditemukan di SumateraSelatan (prasasti Talang Tuwo) misalnya,berisikan berota raja yang memuat tentangkutukan (<strong>dan</strong> ultimatum). Jadi bagi merekayang tidak menuruti perintah raja akanLembaga Studi <strong>dan</strong> Advokasi Masyarakat, ELSAM 2

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!