Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahun 2007Bahan BacaanMateri : <strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong>perang atau bahaya umum lainnya yangmengancam stabilitas nasional, hak-hakyang dijamin dalam konvensi ini tidak bolehdilanggar. Meskipun dalam keadaandemikian, paling tidak ada 7 (tujuh) hakyang harus tetap dihormati, karenamerupakan intisari dari Konvensi ini, yaituhak atas kehidupan, kebebasan, integritasfisik, status sebagai subyek hukum,kepribadian, perlakuan tanpa diskriminasi<strong>dan</strong> hak atas keamanan. Ketentuan initerdapat juga dalam Pasal 4 Kovenan PBBmengenai hak-hak sipil <strong>dan</strong> politik <strong>dan</strong>Pasal 27 Konvensi HAM Amerika.Selain itu, terdapat pula hak-hak yang takboleh dikurangi (non derogable rights), baikdalam keadaan damai maupun dalamkeadaan sengketa bersenjata. <strong>Hak</strong>-hak yangtak boleh dikurangi tersebut meliputi hakhidup, prinsip (perlakuan) non diskriminasi,larangan penyiksaan (torture), laranganberlaku surutnya hukum pi<strong>dan</strong>a sepertiyang ditetapkan dalam konvensi sipil <strong>dan</strong>politik, hak untuk tidak dipenjarakankarena ketidakmampuan melaksanakanketentuan perjanjian (kontrak), perbudakan(slavery), perhambaan (servitude), laranganpenyimpangan berkaitan dengan denganpenawanan, pengakuan seseorang sebagaisubyek hukum, kebebasan berpendapat,keyakinan <strong>dan</strong> agama, larangan penjatuhanhukum tanpa putusan yang dimumkanlebih dahulu oleh pengadilan yang lazim,larangan menjatuhkan hukuman mati <strong>dan</strong>melaksanakan eksekusi dalam keadaanyang ditetapkan dalam Pasal 3 ayat (1)huruf (d) yang bersamaan pada keempatKonvensi Jenewa.Dalam hukum humaniter internasional,pengaturan mengenai hak-hak yang takdapat dikurangi ini antara lain tercantumdalam ketentuan Pasal 3 tentang ketentuanyang bersamaan pada keempat KonvensiJenewa 1949. Pasal ini penting karenamembebankan kewajiban kepada “pihakpeserta agung” untuk tetap menjaminperlindungan kepada orang perorangandengan mengesampingkan status“belligerent” menurut hukum atau sifat darisengketa bersenjata yang terjadi itu.Kesadaran akan a<strong>dan</strong>ya hubungan hak asasimanusia <strong>dan</strong> hukum humaniter baru terjadipada akhir tahun 1960-an. Kesadaran inimakin meningkat dengan terjadinyaberbagai sengketa bersenjata, seperti dalamperang kemerdekaan di Afrika <strong>dan</strong> diberbagai belahan dunia lainnya yangmenimbulkan masalah, baik dari segihukum humaniter maupun dari segi hakasasi manusia. Konferensi internasionalmengenai hak asasi manusia yangdiselenggarakan oleh PBB di Teheran padatahun 1968 secara resmi menjalin hubunganantara <strong>Hak</strong> <strong>Asasi</strong> <strong>Manusia</strong> (HAM) <strong>dan</strong><strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong> Internasional (HHI).Dalam Resolusi XXIII tanggal 12 Mei 1968mengenai “penghormatan HAM padawaktu pertikaian bersenjata”, meminta agarkonvensi-konvensi tentang pertikaianbersenjata diterapkan secara lebih sempurna<strong>dan</strong> supaya disepakati perjanjian barumengenai hal ini. Resolusi ini mendorongPBB untuk menangani pula <strong>Hukum</strong><strong>Humaniter</strong> Internasional.Dalam kepustakaan ada 3 (tiga) aliranberkaitan dengan hubungan hukumhumaniter internasional :a. Aliran IntegrationisAliran integrationis berpendapat bahwasistem hukum yang satu berasal darihukum yang lain. Dalam hal ini, makaada 2 (dua) kemungkinan, yaitu :1. <strong>Hak</strong> asasi manusia menjadi dasarbagi hukum humaniterinternasional, dalam arti bahwahukum humaniter merupakancabang dari hak asasi manusia.Pendapat ini antara lain dianut olehRobertson, yang menyatakan bahwaLembaga Studi <strong>dan</strong> Advokasi Masyarakat, ELSAM 7
Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahun 2007Bahan BacaanMateri : <strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong>hak asasi manusia merupakan hakdasar bagi setiap orang, setiapwaktu <strong>dan</strong> berlaku di segala tempat.Jadi hak asasi manusia merupakangenus <strong>dan</strong> hukum humanitermerupakan species-nya, karenahanya berlaku untuk golongantertentu <strong>dan</strong> dalam keadaantertentu pula.2. <strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong> Internasionalmerupakan dasar dari <strong>Hak</strong> <strong>Asasi</strong><strong>Manusia</strong>, dalam arti bahwa hakasasi manusia merupakan bagiandari hukum humaniter. Pendapatini didasarkan pada alasan bahwahukum humaniter lahir lebihdahulu daripada hak-hak asasimanusia. Jadi secara kronologis, hakasasi manusia dikembangkansetelah hukum humaniterinternasional.b. Aliran SeparatisAliran separatis melihat <strong>Hak</strong> <strong>Asasi</strong><strong>Manusia</strong> <strong>dan</strong> <strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong>Internasional sebagai sistem hukumyang sama sekali tidak berkaitan,karena keduanya berbeda. Perbedaankedua sistem tersebut terletak pada :1. Obyeknya<strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong> Internasionalmengatur sengketa bersenjataantara negara dengan kesatuan(entity) lainnya; sebaliknya hak asasimanusia mengatur hubunganantara pemerintah dengan warganegaranya di dalam negara tersebut.2. Sifatnya<strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong> Internasionalbersifat mandatory a political sertaperemptory.3. Saat berlakunya<strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong> Internasionalberlaku pada saat perang atau masasengketa bersenjata, se<strong>dan</strong>gkan hakasasi manusia berlaku pada saatdamai.Salah seorang dari penganut teori iniadalah Mushkat, yang menyatakanbahwa secara umum dapat dikatakanbahwa hukum humaniter ituberhubungan dengan akibat darisengketa bersenjata antar negara,se<strong>dan</strong>gkan hak asasi manusia berkaitandengan pertentangan antara pemerintahdengan individu di dalam negara yangbersangkutan. <strong>Hukum</strong> humaniter mulaiberlaku pada saat hak asasi manusiasudah tidak berlaku lagi; hukumhumaniter melindungi mereka yangtidak mampu terus berperang ataumereka yang sama sekali tidak turutbertempur, yaitu penduduk sipil. <strong>Hak</strong>asai manusia tidak ada dalam sengketabersenjata karena fungsinya diambiloleh hukum humaniter, tetapi terbataspada golongan tertentu saja.c. Aliran KomplementarisAliran Komplementaris melihat <strong>Hukum</strong><strong>Hak</strong> <strong>Asasi</strong> <strong>Manusia</strong> <strong>dan</strong> <strong>Hukum</strong><strong>Humaniter</strong> Internasional melalui prosesyang bertahap, berkembang sejajar <strong>dan</strong>saling melengkapi. Salah seorang daripenganut teori ini adalah Cologeropoulus,dimana Ia menentang pendapat aliranseparatis yang dianggapnya menentangkenyataan bahwa kedua sistem hukumtersebut memiliki tujuan yang sama,yakni perlindungan pribadi orang. <strong>Hak</strong>asasi manusia melindungi pribadi orangpada masa damai, se<strong>dan</strong>gkan hukumhumaniter memberikan perlindunganpada masa perang atau sengketabersenjata. Aliran ini mengakui a<strong>dan</strong>yaperbedaan seperti yang dikemukakanoleh aliran separatis, <strong>dan</strong> menambahkanbeberapa perbedaan lain, yaitu :Lembaga Studi <strong>dan</strong> Advokasi Masyarakat, ELSAM 8
- Page 1 and 2: Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk
- Page 3 and 4: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 5 and 6: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 7: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 11 and 12: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 13 and 14: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 15 and 16: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 17 and 18: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 19 and 20: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 21 and 22: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 23 and 24: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 25 and 26: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 27 and 28: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu
- Page 29: Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahu