11.07.2015 Views

Hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia - Elsam

Hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia - Elsam

Hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kursus HAM untuk Pengacara XI, Tahun 2007Bahan BacaanMateri : <strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong>bahwa anggota dinas kesehatan <strong>dan</strong> yangluka-luka dalam pertempuran dilindungidengan jalan “menetralisir mereka”. Padatahun 1864, Dewan Federal Swissmelaksanakan saran-saran ini denganmengadakan suatu konferensi internasionalyang dihadiri oleh wakil-wakil berkuasapenuh dari negara-negara yang mengikutikonferensi sebelumnya. Konferensi inimenghasilkan apa yang kemudian dikenaldengan Konvensi Jenewa 1864. Konvensi inididalamnya mengandung asas-asas bagiperlakuan korban perang yang hingga kinimasih berlaku.Konvensi 1864, yaitu Konvensi untukPerbaikan Keadaan yang Luka di Me<strong>dan</strong>Perang Darat, dipan<strong>dan</strong>g sebagai konvensikonvensiyang mengawali Konvensi Jenewaberikutnya yang berkaitan denganperlindungan korban perang. Konvensi inimerupakan langkah pertama dalammengkodifikasikan ketentuan perang didarat. Berdasarkan konvensi ini, maka unitunit<strong>dan</strong> personil kesehatan bersifat netral,tidak boleh diserang <strong>dan</strong> tidak bolehdihalangi dalam melaksanakan tugastugasnya.Begitu pula penduduk setempatyang membantu pekerjaan kemanusiaanbagi yang luka <strong>dan</strong> mati, baik kawanmaupun lawan, tidak boleh dihukum.Konvensi memperkenalkan tanda PalangMerah di atas dasar putih sebagai tandapengenal bagi bangunan <strong>dan</strong> personilkesehatan. Tanda Palang Merah inimerupakan lambang dari InternationalCommittee of the Red Cross, yang sebelumnyabernama International Committee for the Aidthe Wounded, yang didirikan oleh beberapaorang warga Jenewa <strong>dan</strong> Henry Dunantpada tahun 1863.Peristiwa penting lainnya adalah rancanganKode Leiber ( Instructions for Government ofArmies of the United States, 1863), di AmerikaSerikat, yang mencantumkan instrumeninstrumenpanjang <strong>dan</strong> serba lengkap darisemua hukum <strong>dan</strong> kebiasaan perang, <strong>dan</strong>juga menggarisbawahi asas-asaskemanusiaan tertentu yang tak begitu jelassebelumnya. Kode Lieber ini memuataturan-aturan rinci pada semua tahapanperang darat, tindakan perang yang benar,perlakuan terhadap penduduk sipil,perlakuan terhadap kelompok-kelompokorang tertentu, seperti tawanan perang,orang yang luka, dsb.Dengan demikian, tidak seperti pada masamasasebelumnya yang terjadi melaluiproses hukum kebiasaan, maka pada masakini perkembangan-perkembangan yangsangat penting bagi hukum humaniterdikembangkan melalui traktat-traktat yangditandatangani oleh mayoritas negaranegarasetelah tahun 1850.III. Pengertian <strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong>Istilah <strong>Hukum</strong> <strong>Humaniter</strong> atau lengkapnyadisebut International Humanitarian LawApplicable in Armed Conflict, pada awalnyadikenal sebagai hukum perang (laws of war),yang kemudian berkembang menjadihukum sengketa bersenjata (laws of armsconflict), <strong>dan</strong> pada akhirnya dikenal denganistilah hukum humaniter. Istilah <strong>Hukum</strong>humaniter sendiri dalam kepustakaanhukum internasional merupakan istilahyang relatif baru. Istilah ini lahir sekitartahun 1970-an dengan diadakannyaConference of Government Expert on theReaffirmation and Development in ArmedConflict pada tahun 1971. Sebagai bi<strong>dan</strong>gbaru dalam hukum internasional, makaterdapat rumusan atau definisi mengenaihukum humaniter :Jean Pictet : “International humanitarianlaw in the wide sense is constitutional legalprovision, whether written and customary,ensuring respect for individual and his wellbeing.”Lembaga Studi <strong>dan</strong> Advokasi Masyarakat, ELSAM 4

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!