11.07.2015 Views

IP_ Tagore Issue - Final.indd

IP_ Tagore Issue - Final.indd

IP_ Tagore Issue - Final.indd

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tidak punya ikatan dengandoktrin apapun juga. Dia mulaisadar akan identitas barunya.Dia adalah seorang manusia,bukan Hindu dan bukanpula Kristen. Dia sadar akanke universalitasan-nya. Dari‘Gora’ kita menemukan benihdari ‘The religion of man’ dalamdiri <strong>Tagore</strong>. Professor AsinDasgupta tepat mengatakantidak perlu diragukan bahwaRabindranath berbicara melaluimulut Pareshbabu dan karyaAnandamayee (Vide RabiThakurs Party, Asin Dasgupta,Visva-Bharati Quarterly, NewSeries, Vol. IV, Nos. I & II).Tahun 1910 & 1911 sangatpenting artinya untukmemahami pandanganpandangan<strong>Tagore</strong> mengenaiagama. Pada tahun 1910“Christotsava” (Hari Natal)pertama kali diselenggarakan diruang berdoa Santiniketan. Ataspermintaan <strong>Tagore</strong>, HemlataDevi, isteri keponakan <strong>Tagore</strong>bernama Dwipendranath<strong>Tagore</strong> menerjemahkan sebuahbuku tentang Sufisme, edisipertama terjemahan bukuditerbitkan dalam TattvabodhiniPatrika pada tahun 1911.Dalam Tattvabodhini padatahun yang sama <strong>Tagore</strong>menerbitkan “BouddhadharmeBhaktivada” (Kebaktian dalamAgama Budha). Rabindranath<strong>Tagore</strong> sangat tertarik kepadaterjemahan karya seorangpenyair besar Sufi, Kabir(1440-1518). Dialah yangmengilhami Pandit KsitimohanSen Sastri (1880-1960) untukmenerjemahkan karya KabirDoha. Ini membuktikan bahwaRabindranath ingin mengambilsemua aspek terbaik darisemua agama dan membentukpandangannya sendiri persisseperti pembentukan madu disebuah bunga.Perjalanan <strong>Tagore</strong> menuju“Religion of Man” bermuladengan seloka-seloka(slokas) dalam Upanisadketika dia masih kecil. Inidiperkaya dengan falsafahGita (meskipun dia tidak sukadengan konteks Gita tentangmedan perang dan dia jugamenolak argumen-argumenyang setuju dengan perang),<strong>Tagore</strong> di Kuil Santiniketanberbagai mazhab Vedanta danfalsafah para pendeta Hindu dizaman pertengahan. Vedantadiwarisinya secara alamiahtetapi sama seperti ayahnyaDebendranath, Rabindranathtidak menerima seluruhinterpretasi Advaitik. “Brahmasatya jagat mithya” tidakpernah dapat diterimanya.Sama seperti Debendranath diajuga mempunyai rasa hormatkepada dunia. Dia mengatakanmencari keselamatan denganmeninggalkan dunia bukanlahcaranya. Dia ingin merasakannikmatnya kebebasan ditengahtengahberbagai macam ikatan.Dia tertarik kepada Vaisnavisme,khususnya Visistadvaita dariRamanuja (1017-1137).<strong>Tagore</strong> juga terpengaruholeh tradisi Baul. Baul adalahsebuah keyakinan non-ortodokyang berkembang di Bengala.Falsafah Baul sangat miripdengan falsafah Sufi. Gayahidup sederhana para penyanyiatau penembang Baul yangsuka berkelana dengan menaridan menyanyi yang selalumemperlihatkan suasana rianggembira menyentuh hati <strong>Tagore</strong>.Orang-orang Baul percayabahwa Tuhan ada di setiap hatimanusia dan kehadiranNyabisa dirasakan hanya cinta danpengabdian yang tulus. Tidakada perbedaan antara kastadan jenis kelamin. Di Silaidaha(kediaman keluarga <strong>Tagore</strong>),<strong>Tagore</strong> mengenal pemukapemukaBaul, Gagan Harkara,Fakir Fikirchand (1833-1896)dan Suna-ullah. Di Santiniketandia berkenalan dengan NabaniDas Baul. <strong>Tagore</strong> juga mengenallagu-lagu Lalan Fakir meskipuntidak ada bukti bahwa merekapernah bertemu. Lagu-laguBaul begitu besar pengaruhnyaterhadap Rabindranath sehingganovelnya Gora dimulai dengansebuah lagu Baul. Dalambukunya ‘The Religion of Man’(Hibbert Lecture, Oxford, 1930)dia mengutip sejumlah lagu-laguBaul dan dia mengarang banyaklagu dengan irama Baul, seperti:O my mind,You did not wake up when theman of your heartCame to your door.You woke up in the darkAt the sound of his departingfootstepsMy lonely night passes on a maton the floor.His flute sounds in darkness,Alas, I can not see Him.<strong>Tagore</strong> bersama rakyat di Silaidaha (perkebunan keluarganya)(Oh pikiranku,Engkau tidak bangun ketikaorang yang ada di hatimuDatang mengetuk pintumuEngkau bangun dalam gelapMendengar langkah-langkahnyameninggalkanmuMalamku yang suci berlaludiatas sebuah tikar diataslantai,Serulingnya berbunyi dalamkegelapan,Astaga, aku tidak dapat melihatNya)[Terjemahan dikutip dari “The Spiritualityof Rabindranath <strong>Tagore</strong>”, oleh SitanshuSekhar Chakravarty, dalam The Spiritualityof Modern Hinduism, 274]Disini hubungan antarapenyanyi dan Tuhan – “orangyang ada dalam hatimu” –sangat dekat. Kadang-kadang<strong>Tagore</strong> menyebut “orang yangada dalam hatimu” sebagai“Sahabat Abadi”, kadangkadangdia memanggilnya‘kekasih’. ‘Kekasih’ ini bagi<strong>Tagore</strong> adalah Jivan Devata,‘Tuhan Kehidupan’, azas yangmenuntun hidupnya. JivanDevata ini kadang-kadangmuncul didepannya sebagaipria, kadang-kadang sebagaiwanita. Sama seperti orangorangBaul, dia juga sedangmencari “orang yang ada dalamhati”.◆Penulis adalah dosen Filosofi dan Agama diVisva-Bharati, Santiniketan.INDIA PERSPECTIVES VOL 24 NO. 2/2010 64 INDIA PERSPECTIVES VOL 24 NO. 2/2010 65

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!