11.07.2015 Views

IP_ Tagore Issue - Final.indd

IP_ Tagore Issue - Final.indd

IP_ Tagore Issue - Final.indd

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

mengajar mahasiswa-mahasiswayang lebih yunior dan diizinkanmakan bersama dosen-dosennya,sebuah penghormatan besar danlangka. Ucapannya jelas danalamiah dan tidak mengesankankecongkakan. Saya sangatterkesan olehnya. Disini kitabertemu dengan seorang anakmuda berusia sekitar duapuluh lima tahun yang telahdibentuk oleh lingkunganJesuitnya. Saya bertanya, apayang ingin dilakukannya di masadepannya, dan jawabannyatidak mengagetkan saya. “Sayaakan menjadi seorang guru,Pak! Saya ingin mengabdidi lembaga ini. Saya sangatmencintainya.” Dengan rasairi tetapi sedikit kecewa, sayamenyadari bahwa anak mudaini barangkali tidak pernahmengalami keragu-raguanmengenai hasil pendidikannyadan pembentukan karakternya;dia nampaknya tidak pernahmengalami betapa beratnyarasa ragu-ragu itu dalam diriseseorang.Rasa iri saya timbul setelahmenyadari bahwa kehidupansaya sendiri tidak pernah selurusdan sesederhana itu. Sebagaiorang yang sering mengalamiberbagai konflik dan pengaruh,saya harus berjuang terus untukmenemukan tujuan saya, sambilbertanya dan berdoa apakahtujuan yang terbaik dan palingpraktis bagi saya. Kadang-kadangsaya merasa bahagia karenakeputusan saya, yang saya ambildengan penuh keberanian telahmembawa saya lebih jauh dariimpian saya sebagai seorangmanusia dan penulis. Adakalanya juga saya sulit untukmengendalikan kekecewaanterhadap kesalahan-kesalahanyang saya lakukan. Kekecewaansaya melihat produk yang masihmuda dari sekolah misi initimbul setelah menyadari betapabanyak kesempatan yang hilangdari anak muda ini.Apakah yang ingin sayasampaikan dengan ucapanucapandiatas dalam konteksuniversalitas Rabindranath<strong>Tagore</strong>? Pujangga Bengala initidaklah menulis puisi-puisinyadan lagu-lagunya tanpamengalami keterasingan dankecemasan, tanpa rasa takutdan gemetar yang pernahdirasakannya dalam menghadapimisteri-misteri kehidupan.Meskipun dia hidup bersamarakyat dengan bahasa dankebudayaan yang sama, diatidak membatasi diri kepadamereka saja, seperti anak mudadi Darjeeling yang terkungkungdalam suatu mindset tunggal.Rabindranath <strong>Tagore</strong> seringmengalami pasang naik danpasang surut, mengalamiananda (kegembiraan) dandukha (duka, kesedihan) danbahkan karya-karya sastranyasarat dengan ini semua. Disinisaya melihat keuniversalannya.Membaca karya-karyaRabindranath <strong>Tagore</strong> di Jermanmenyadarkan kita akan suatudimensi lain dari karya-karyaPujangga ini. Disini, kitamenghadapi masalah bahasasebagai suatu halangan. Bahasaadalah sebuah perintangmaupun juga sebuah jembatan,jembatan sempit. Bengalibukanlah sebuah bahasadunia - tetapi Rabindranathadalah seorang PujanggaDunia. Di luar Bengala, bahasaRabindranath tidak lagi sekedaralat untuk menyampaikankonten kebudayaan danmampu mewujudkan suaturuang lingkup kultural yanglebih jauh jangkauannya daribahasa. Karya-karya Goethe,pujangga klasik dan pemikirJerman paling universal, telahditerjemahkan kedalam bahasabahasaEropa lainnya dengansangat bagus sekali dan mampumempengaruhi orang-orang yangmembacanya.Shakespeare dan Dante, VictorHugo dan Ezra Pound telahmenjadi mercu suar di masingmasingnegeri mereka yangcahayanya memancar sampai diluar batas kebudayaan merekadan masuk ke semua sudutnegeri-negeri barat. Pengaruhmereka tergantung kepadapenerjemahannya secara baguskedalam bahasa-bahasa Eropalainnya. Ada sebuah “culture oftranslation” atau kebudayaanpenerjemahan di Eropa danAmerika; kita bisa memintasupaya penulis-penulis pentingnasional harus mendapatperhatian internasional melaluiterjemahan-terjemahan. Adasuatu ‘perasaan kekeluargaan’atau ‘family feeling’ yangmenyelinap kedalam diri kita bilaseorang Prancis mengapresiasiseorang penyair atau pujanggaSpanyol, atau seorang wargaJerman membaca sebuah karyapenyair Italia.Perasaan kekeluargaan serupaini masih belum terdapat diIndia. India masih memilikikekurangan dalam kebudayaanpenerjemahan. Walaupunbeberapa lembaga kesusasteraantelah berusaha dengan keras,karya-karya sastra dalamberbagai bahasa daerah di Indiabelum menyebar luas ke daerahdaerahlain dengan bahasa yangberbeda. Pertama, tidak ada uanguntuk menerjemahkan dari satubahasa daerah India ke bahasadaerah lainnya, dan kedua,sampai saat ini masih sedikitsekali profesional yang dimilikiIndia yang cukup terlatih untukmelakukan pekerjaan yang sulitini. Hasilnya, setiap karya sastradaerah tidak banyak diketahuiatau diminati oleh daerah-daerahlain di India.Pekerjaan penerjemahan daribahasa Bengali ke, katakanlah,bahasa Jerman adalah suatupekerjaan yang cukup berat.Rabindranath harus mampumenyeberang, tidak saja darisatu bahasa ke bahasa laindalam kelompok bahasa Indo-Jerman, tetapi pikiran-pikirandan kata-kata Pujangga ini harusbergerak dari satu kebudayaanke kebudayaan lain, dari satuagama ke agama lain, darisatu organisme emosional dansosial ke sesuatu yang samaINDIA PERSPECTIVES VOL 24 NO. 2/2010 72 INDIA PERSPECTIVES VOL 24 NO. 2/2010 73

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!