11.07.2015 Views

IP_ Tagore Issue - Final.indd

IP_ Tagore Issue - Final.indd

IP_ Tagore Issue - Final.indd

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dan ‘Teora’ – yang biasanyahanya diketahui oleh para ahlimusik klasik Hindustani) danmenggubah 104 lagu.<strong>Tagore</strong> menggunakan bentukklasik yang disebut khayal(sejenis bentuk lagu) danthumri (lagu percintaan) untukmenciptakan hampir 300lagu, yang mencakup semuagaya musik klasik Hindustani.Misalnya dia menggunakan gaya‘tappa’ dalam musiknya, dimananaskah lagunya sangat pendekdan tidak serumit sebuah nomorkhayal atau thumri yang sangatterstruktur. Tappa mempunyaidua gaya yang berbeda, satuyang berkembang di Punjab,dalam garis keturunan ShoriMiyan, dan yang satu lagiadalah yang telah diadaptasioleh Ramnidhi Gupta, dengannama Nidhubabu di Bengala.Sejak dari kecilnya <strong>Tagore</strong> telahterbiasa dengan kedua gaya ini.<strong>Tagore</strong> mengadaptasi ‘tappas’nya dari kedua gaya ini, danmelepaskan ‘tappa’ bergayaPunjabi, tetapi ketika diamenulis dalam bahasa ibunya(Bahasa Bengali) lagu-lagunyamenjadi lembut dan maniskedengarannya. Misalnya lagu‘Ke bosile hridayasane aaji,bhubaneshwara prabhu’, yangdipengaruhi oleh irama sebuahPunjabi tappa, tetapi lebihlembut dalam melodi.Rabindranath menggunakanirama berbasis lagu-lagu rakyat(folk) secara ekstensif. Diapernah tinggal di perkebunanSilaidah dan Patisar sehinggadia sangat dekat dan sangatmengenal lagu-lagu rakyatBengala yang penuh dengansemangat hidup sepertiBhatiyali, Kirtan, Ramprashadi,Shari, Baul dan Jhumur. Diaberkenalan dengan lagu-laguLalan Fakir (1774-1890) danmuridnya Gagan Harkaradan sangat terpengaruh olehmereka berdua. Pada masagerakan kemerdekaan IndiaRabindranath mengarang banyaklagu-lagu rakyat dalam berbagaigaya, yang menyentuh hatirakyat biasa dan menjadi sumberinspirasi. Sebagai contoh,Lagu kebangsaan Bangladesh‘Amar Sonar Bangla’ banyakdipengaruhi oleh lagu-lagu baulgubahan Rabindranath.Upaya pertama <strong>Tagore</strong> di bidangmusik adalah ‘Bhanusingherpadabali’ sebuah komposisiyang dipengaruhi oleh gayaPadabali Kirtan dari zamanpertengahan. Dia menggubahbeberapa lagu dalam gaya inidan adaptasi yang dilakukannyamembuat lagu-lagu tersebutmodern. ‘Je chilo amar sapanocharini’ adalah sebuah contohdari gaya ini.<strong>Tagore</strong> mengadaptasi irama(tunes) dari berbagai daerah diseluruh India: Gujarat, Kannada,Punjab, Tamil serta musikringan Hindi, termasuk Bhajans(himne) dan menciptakanmusiknya sendiri. Lagu-lagu inidikenal dengan nama BhangaGaan (secara harfiah berarti‘Broken songs’). Sebuah lagunyayang terkenal ‘Basanti, heybhubonmohini’ yang berasaldari sebuah lagu dari candiMeenakshi di Madurai (sebuahlagu purba yang ditulis olehMuthuswami Dikshitar) adalahsebuah contoh ‘Bhanga Gaan’.Lagu-lagu yang juga mendapatpengaruh dari musik Barat itujuga termasuk kedalam kategoriini. Pemahamannya mengenaikarakter dan ciri-ciri khas musikIndia dan Barat pada masanyatelah memungkinnya untukmenciptakan sebuah perpaduanyang perfek. ‘Purano sei dinerkatha’, adaptasi yang dibuatRabindranath <strong>Tagore</strong> dari lagurakyat Skotlandia merupakansebuah contoh yang sangatbagus mengenai irama atau tuneserupa itu.Taal atau beat adalah salah satuaspek penting dari sebuah lagu.<strong>Tagore</strong> bereksperimen denganbeat-beat yang sudah ada sepertiDhamar – sebuah taal 14-beatdan menggubah 16 tune denganmenggunakan beat jenis ini.Dia juga menciptakan beberapabeat atau taal baru. Salahsatunya adalah Shasti-taal yangmempunyai enam hitungan,tetapi berbeda dengan beat 6hitungan yang standar dimanaDadra dibagi dalam 3/3 taalbaru ini dibagi dalam 2/4. Navataaladalah beat serupa yanglain yang khusus diciptakanuntuk ‘pakhwaj’ (sebuah drumberkepala dua).<strong>Tagore</strong> selalu menekankanbahwa sebuah lagu yang idealadalah lagu yang dihasilkandari suatu perpaduan yangRabindra-Bhavana, Visva-Bharatisempurna antara lirik danmelodi, dimana keduanyabergandengan dengan selaras.Lagu-lagu <strong>Tagore</strong> menyuguhkansebuah perpaduan yangsmooth antara melodi danlirik dimana keduanya tidakdapat dipisahkan satu samalain, dan keduanya menyatudalam suatu bahasa musik yangunik. Suchitra Mitra berkata,‘menyanyikan nada-nadalagu <strong>Tagore</strong> saja tidaklahberarti apa-apa... penyanyinyaharus mengerti liriknya. .. dia memakai irama ataumenciptakan beat-beat barukarena tuntutan ritme syairsyairnya’.Hal ini akan menjadi semakinjelas jika kita mengkaji lagu-laguyang berbasiskan syair atau lirik– lagu-lagu dalam Kavyadharmiatau kategori lirikal. Sebetulnya,ketika dia sedang menelitikompendium semua lagu-lagu –Gitabitan (1938), Rabindranathpernah berkata bahwa diaingin mengembangkannyasedemikian rupa sehinggakompendium tersebut tidak sajadilihat sebagai sebuah koleksilagu-lagu tetapi juga harus dapatditerima sebagai bahan bacaantanpa melodi. Tetapi dalammusikal-musikalnya sepertiValmiki Pratibha, Shyama atauChandalika kita dapat melihatbagaimana dia menggunakanbahasa keseharian denganmelodi modern yang pas.Menyangkut variasi struktural,komposisi-komposisi musikRabindranath memperlihatkanINDIA PERSPECTIVES VOL 24 NO. 2/2010 8 INDIA PERSPECTIVES VOL 24 NO. 2/2010 9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!