12.07.2015 Views

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TABEL 3.6.Distribusi Biaya Pendidikan untuk Tingkat SMPSelama Januari-Juni 2006.PendaftaranSPP/BP3 Pakaian TransportasiBuku/BhnBelajarLainnyaTotal(%)Total(000RP)Sumber: Modul Susenas 2006 dalam BPS. 2007. Statistik Pendidikan.Penjelasan aspek ekonomi tersebut belum cukup kuat dalam memberikan penjelasan mengenai angkapartisipasi sekolah yang rendah pada kelompok usia 13-15 tahun. Faktor budaya dapat berkontribusi padaangka partisipasi sekolah kelompok usia ini dan di atasnya, 16-18 tahun. Susenas (2006) menemukanperasaan “tidak suka/ malas” untuk bersekolah merupakan alasan yang sangat dominan pada anak-anakyang tidak sekolah. Faktor ini sangat menonjol untuk anak-anak usia 7-13 tahun di Kabupaten <strong>Gorontalo</strong>,Bone Bolango, dan anak-anak umur 13-15 tahun Kabupaten <strong>Gorontalo</strong>, Bone Bolango dan Kota <strong>Gorontalo</strong>.Yang menarik, alasan yang sama tidak lagi mengemuka secara dominan pada kelompok usia yang lebihtinggi, saat anak-anak sudah mulai remaja (16-18 tahun); alasan yang kemudian menonjol bergeser ke faktorekonomi yaitu tingginya biaya yang harus dikeluarkan.KOTAK 3.2Mendorong Budaya PendidikanSlogan masyarakat <strong>Gorontalo</strong> “Adat bersendikan sara dan sara bersendikan kitabullah” mengandung makna suatu keyakinanbahwa menghargai sesuatu jika ada hubungannya dengan adat dan keagamaan. Mereka berupaya untuk memberikan yangterbaik dalam acara tradisi yang dikombinasikan dengan keagaamaan karena menginginkan kelompoknya menjadi yangterbaik. Tidak segan mereka mengumpulkan uang yang cukup banyak untuk acara tradisi-keagamaan, misalnya ketika tradisiMaulid.Sayangnya kebiasaan tersebut tidak dilakukan untuk bisa membuat pandai generasi penerus. Walaupun sebagian masyarakatmenyadari bahwa pendidikan penting dan mengharapkan keturunannya dapat melanjutkan sekolah setinggi mungkin.Namun alasan klasik yang sering diungkapkan membuat anak-anak tidak melanjukan sekolah karena biaya. Upaya untukmereformulasi kegiatan-kegiatan keagamaan dengan memasukkan pentingnya ilmu sehingga ungkapan “tuntutlah ilmusampai ke negeri China” menjadi bagian dari budaya mereka. Sehingga ada upaya untuk memobilisasi potensi dana masyarakatdan realokasi dana sehingga tidak hanya untuk kegiatan tradisi semata melainkan untuk peningkatan kualitas sumberdayamanusia.3.3. Akses Pendidikan Penduduk Miskin32Akses semua kelompok penduduk berdasar tingkat pengeluaran ditampilkan pada grafik dibawah ini.Pada jenjang pendidikan dasar terlihat hal yang cukup menggembirakan. Angka partisipasi sekolah tidakjauh berbeda untuk masing-masing kelompok. Hal ini mengindikasikan bahwa program pemerintah dibidang pendidikan yaitu program wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas), mulai menampakkanhasilnya terutama pada usia 7-12 tahun di semua lapisan masyarakat. Angka partisipasi sekolahmengindikasikan hal tersebut. APS <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong> untuk anak usia 7-12 tahun sudah mencapai angka93,40 persen. Walaupun pada kelompok I yaitu 40 persen rumah tangga dengan pengeluaran terendah,angka partisipasi masih di bawah target pemerintah sebesar 95 persen, namun angka 91,25 persen sudahsangat menggembirakan. Sehingga dalam upaya peningkatan akses di tingkat SD/ MI tidak terlalu besarlagi energi yang harus dicurahkan bagi pemerintah kabupaten/ kota maupun provinsi.<strong>Pembangunan</strong> <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong>:Perencanaan denganIndeks <strong>Pembangunan</strong> Manusia

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!