12.07.2015 Views

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TABEL 3.7.Angka Partisipasi Sekolah Usia 13–15 tahunMenurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga (RT)Tahun 2006Data di atas menunjukkan bahwa dampak program wajar pendidikan dasar untuk tingkat SMP danimplementasi dana BOS yang menjadikan biaya sekolah menjadi gratis sejak akhir 2005 belum menjaminkelompok miskin berpartisipasi, khususnya di semua kabupaten di <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong>. Penyebab kondisiantara lain karena i) anak usia sekolah tersebut sudah terlibat dalam kegiatan ekonomi yaitu bekerja, ii) tidakadanya dukungan dari orang tua, iii) masih adanya biaya yang harus dikeluarkan untuk sekolah, iv) jarakyang cukup jauh dan beberapa alasan lainnya. Hal ini menunjukkan kebijakan pemerataan pendidikansudah saatnya diarahkan untuk membantu peningkatan akses pada kelompok miskin. Pada kelompokmenengah, target 80 persen partisipasi sudah banyak tercapai kecuali di Kabupaten Pohuwato. yang barumencapai 69,7 persen.Ketimpangan akses pendidikan SMP antara kelompok pengeluaran terendah dan tertinggi terlihat di hampirseluruh wilayah <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong> dengan angka 70,3. Ketimpangan paling tinggi terjadi di Kabupaten<strong>Gorontalo</strong> dengan angka hanya 61,8. Sementara di Kota <strong>Gorontalo</strong> terjadi sedikit ketimpangan karenaangkanya mencapai 90,2.APS anak usia 16-18 tahun pada tingkat kabupaten/ kota disajikan pada tabel dibawah ini yangmenggambarkan angka partisipasi berdasar kelompok pengeluaran penduduk. Secara keseluruhan angkapartisipasi sekolah penduduk usia 16-18 tahun di <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong> tercatat sebesar 47,60 persen dari total49.894 penduduk. Angka ini jauh lebih kecil dibanding angka yang sama untuk penduduk usia 7-12 tahunsebesar 93.39 persen dan penduduk usia 13-15 tahun sebesar 75,84 persen. Ini jelas menunjukkan semakinbanyak kendala dihadapi oleh penduduk pada semua kelompok ditiap wilayah, utamanya di kalangankelompok miskin yang angka partisipasinya lebih rendah lagi.34Jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, pencapaian APS pada tingkat SMA bahkan pada kelompokpengeluaran tertinggi pun belum terlalu menggembirakan. Pencapaian APS yang tinggi pada kelompokpengeluaran tertinggi hanya terjadi di Kota <strong>Gorontalo</strong> (83,26 persen) dan Bone Bolango (76,91 persen). Padakelompok pengeluaran menengah lebih rendah lagi, angka APS tidak sampai 60 persen, kecuali di Kota<strong>Gorontalo</strong> (73,92 persen). Pada kelompok rumah tangga dengan pengeluaran terendah, APS pada tingkat<strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong> hanya mencapai 34,86 persen, dan lebih memprihatinkan jika melihat APS di Kabupaten<strong>Gorontalo</strong> yang hanya 22,28 persen. Hal ini menunjukkan prioritas ekspansi akses pendidikan yang harussegera dilakukan di kabupaten/ kota di <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong>.Disparitas ketimpangan akses antar kabupaten/ kota tercatat cukup bervariasi. Ketimpangan akses Kota<strong>Gorontalo</strong> (69,15 persen) dan Kabupaten Bone Bolango (54,3 persen) adalah dua daerah yang nilainya lebihdari setengahnya dan lebih tinggi dari disparitas tingkat provinsi (47,60 persen). Kabupaten lainnya mempunyainilai ketimpangan akses yang menunjukkan kelompok miskin tidak diuntungkan dalam hal APS di tingkatSMA.<strong>Pembangunan</strong> <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong>:Perencanaan denganIndeks <strong>Pembangunan</strong> Manusia

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!