12.07.2015 Views

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Efisiensi internal sebagaimana dicirikan oleh tingginya angka mengulang dan angka putus sekolah akanmempengaruhi jumlah lulusan SD/ MI yang tersedia dan dapat melanjutkan ke jenjang SMP/ MTs.Data Susenas 2006 menunjukkan bahwa angka putus sekolah kelompok usia 7-12 tahun di <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong>sebesar 3.21 persen per tahun. Angka ingin sangat tinggi dan mengindikasikan besarnya proporsi siswajenjang SD/ MI yang tidak menamatkan pendidikannya, dan dengan demikian akan sangat besar pengaruhnyapada partisipasi pada jenjang pendidikan di atasnya. Kalkulasi kasar berdasarkan angka putus sekolah 3,21persen per tahun ini akan menghasilkan jumlah siswa putus sekolah kumulatif selama enam tahun sejumlahsetara perbedaan antara angka partisipasi sekolah antara kelompok usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun.Terlepas dari besarnya potensi penjelasan yang bersumber dari tingginya angka putus sekolah, penjelasanberdasarkan pada rendahnya angka melanjutkan tetap perlu dicermati.Angka melanjutkan yang rendah dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama kesempatan melanjutkanyang tidak tersedia secara memadai, dalam arti tidak tersedia sekolah dan ruang kelas yang mampumenampung anak-anak yang ingin bersekolah. Data dinas pendidikan kabupaten/ kota di <strong>Gorontalo</strong>menunjukkan bahwa salah satu penghambat partisipasi pendidikan adalah tidak meratanya akses bagipenduduk baik antar kabupaten/kota maupun antar daerah perdesaan dan perkotaan. Sebanyak 122 SD/MI (16.7 persen) terletak di lokasi yang sangat sulit dijangkau. Kedua, kerusakan sekolah juga ikut memperburuksituasi. Pada tingkatan SD, bangunan sekolah yang perlu dilakukan rehabilitasi saat ini di <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong>terdapat 950 ruang (16,3 persen). Hal yang sama dengan SMP dimana di tingkat provinsi saat ini terdapat34 ruang kelas SMP dalam kategori rusak berat dan 162 lainnya rusak ringan.TABEL 3.4.Jumlah Ruang Belajar, Rombongan Belajar dan Kekurangan Ruang di Tingkat SD Menurut Kabupaten/Kota, 2007/ 2008JumlahRuangJumlahRombelNettoRuangKurangRuangKelebihanRuangDiolah dari Profil Pendidikan per Kabupatan/ Kota 2007/ 2008Ketiga, selain kerusakan ruangan kelas, juga terdapat kekurangan ruangan belajar. Kekurangan ruang belajartidak hanya terjadi di tingkat SD/ MI dan SLTP melainkan juga di tingkat SLTA. Di tingkat SD/ MI sebanyak721 ruang kelas, tingkat SLTP 267 ruang dan SLTA 153 ruang. Kekurangan ruang kelas utamanya terjadi didaerah dengan jumlah penduduk padat yakni di wilayah Kota <strong>Gorontalo</strong>. Tingginya permintaan jumlahsekolah di wilayah tersebut tidak hanya berkaitan jumlah penduduknya yang relatif padat, melainkan jugakarena kualitas sekolahnya yang relatif lebih baik membuat penduduk sekitarnya berupaya untuk menjangkausekolah tersebut.29<strong>Pembangunan</strong> <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong>:Perencanaan denganIndeks <strong>Pembangunan</strong> Manusia

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!