12.07.2015 Views

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

Pembangunan Provinsi Gorontalo - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

4.5. Permasalahan Kualitas KesehatanKeberhasilan pembangunan manusia seperti yang diukur dengan Indeks <strong>Pembangunan</strong> Manusia (IPM)hanya dicerminkan oleh Angka Harapan Hidup, tidak memperhitungkan dimensi kualitas kesehatan lain.Sementara banyak sekali indikator yang digunakan untuk mencerminkan status kesehatan yang juga perlumendapat perhatian. Kualitas kesehatan perlu mendapat perhatian yang cukup penting, yang dianggapsebagai kunci bagi efektivitas kesehatan dan berperan dalam meningkatkan kualitas manusia di masa depan.Kualitas kesehatan yang baik akan meningkatkan kemampuan belajar, menurunkan tingkat pembolosankerja, dan meningkatkan hasil kerja. Kesehatan berdampak pada produktivitas individu, dan produktivitasnasional.Upaya peningkatan kualitas kesehatan memerlukan promosi kesehatan dan pemberdayaan mayarakat,peningkatan sumber daya kesehatan termasuk peningkatan mutu dan pemerataan tenaga kesehatan,penyediaan dan pengendalian obat dan pebekalan kesehatan, pengawasan obat dan makananpengembangan kebijakan dan manjemen pembangunan kesehatan termasuk pengembangan sisteminformasi kesehatan, serta penelitian dan pengembangan termasuk didalamnya pembangunan dan bantuanterhadap lembaga pendidikan kesehatan. Disamping itu perlu ditempuh berbagai upaya lain sepertimembuka lembaga pendidikan baru di bidang kesehatan seperti pembukaan sekolah atau politeknik yangterkait dengan tenaga kesehatan, seperti bidan, keperawatan dan gizi.<strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong> tidak memiliki data dan informasi yang memadai untuk mendukung analisis yangmendalam tentang kualitas kesehatan. Akan tetapi beberapa indikator kesehatan dan input-input yangtersedia bagi sistem kesehatan yang ada di <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong> dapat digunakan sebagai gambaran tentangkondisi kualitas kesehatan yang ada. Indikator-indikator capaian dan input kesehatan dimaksud pelayanankesehatan, yang meliputi kualitas fasilitas kesehatan, kualitas dan kualifikasi tenaga kesehatan, sertakemampuan pendanaan kesehatan.Status dan pelayanan kesehatan <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong> masih tergolong relatif rendah. Ketertinggalan provinsiini misalnya dapat dilihat angka kematian bayi, kematian ibu, status gizi buruk, serta berbagai indikatorpelayanan kesehatan seperti cakupan imunisasi, dan persalinan oleh tenaga kesehatan lebih burukdibandingkan dengan provinsi lain. Berbagai indikator yang mencerminkan kualitas kesehatan sepertiangka harapan hidup, mortalitas, morbiditas, serta pelayanan kesehatan telah dibahas di bagian terdahulubab ini.Berbagai penjelasan dapat digali dari berbagai data dan informasi yang tersedia. Kualitas pelayanan kesehatanditentukan oleh kualitas tenaga kesehatan, yang merupakan faktor penentu kepuasan pengguna layanankesehatan. Fasilitas kesehatan sangat perlu ditunjang dengan kualitas tenaga kesehatan yang dilihat darikompetensi, keterampilan pelayanan kesehatan, afektif/ perilaku (KAP), dilihat dari tingkat pendidikan. Tidakhanya dari segi kualitas, tetapi jumlahnya pun masih kurang. Hasil wawancara mendalam menginformasikandengan keterbatasan tenaga kesehatan, memaksa bidan desa tidak penuh menjalankan tupoksinya sebagaibidan desa, karena merangkap beberapa pekerjaan yang tidak dilaksanakan oleh tenaga teknis.66Kualifikasi pendidikan tenaga kesehatan di <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong> secara rata-rata belum memenuhi standarkebutuhan pelayanan. Tabel berikut mengindikasikan kekurangan tenaga kesehatan seperti terlihat darirasionya dengan jumlah penduduk. Sebenarnya rasio ini perlu dilihat wilayahnya, karena jumlah pendudukdi Indonesia bagian timur lebih sedikit, dan persebarannya lebih luas. Meskipun tenaga perawat dan bidansudah tersedia, namun kualifikasinya masih rendah. Tenaga perawat masih lebih banyak lulusan sekolahperawat daripada sarjana keperawatan. Begitu pula dengan bidan, masih didominasi oleh lulusan sekolahkebidanan daripada lulusan DIII atau sarjana.Untuk mengatasi kelangkaan tenaga bidan desa, beberapa wilayah melakukan kemitraan dengan tenagatradisional (dukun) dalam menangani ibu hamil dan melahirkan. Meskipun sudah tidak ada lagi pelatihankesehatan bagi dukun, karena ingin menghapuskan peran dukun. Namun peran dukun masih diperlukankarena kurangnya tenaga bidan desa.<strong>Pembangunan</strong> <strong>Provinsi</strong> <strong>Gorontalo</strong>:Perencanaan denganIndeks <strong>Pembangunan</strong> Manusia

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!