12.07.2015 Views

BAB IV - Direktorat Jenderal KPI

BAB IV - Direktorat Jenderal KPI

BAB IV - Direktorat Jenderal KPI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

masing-masing mencapai 218.8 juta US$ (0.38 %) untuk kopi, 66.45 juta US$(0.12%) untuk tembakau dan 88.14 juta US$ (0.15 %) untuk lada.4.1. Komoditas Kopi4.1.1. Perdagangan KopiIndonesia merupakan salah satu negara net exporter kopi. Oleh karenaitu, kebijakan pemerintah yang menonjol di bidang perdagangan lebih berkaitandengan ekspor kopi. Namun kopi juga diimpor oleh pabrik pengolahan kopi diIndonesia sebagai bahan pencampur (blending) agar diperoleh aroma dan rasayang lebih baik. Jenis kopi yang masih diimpor karena kurang mencukupi adalahkopi Arabika. Produksi utama adalah Robusta yang aroma dan rasanya tidakseperti kopi Arabika. Kebijakan perdagangan yang pernah ditempuh Indonesiaadalah sebagai berikut.Kebijakan Kuota EksporKesepakatan perdagangan internasional yang harus dipatuhi olehIndonesia adalah kuota ekspor kopi, yaitu volume ekspor kopi yang dijatahkankepada suatu negara dengan tujuan untuk menjaga agar harga kopi di pasardunia dan domestik tidak jatuh. Pembatasan jumlah ekspor diadakan setelahterbentuknya International Coffee Organization (ICO) pada tahun 1960-an yangberanggotakan 44 negara yang terdiri dari 13 negara produsen dan 31 negarakonsumen. Pembentukan ICO adalah sebagai respon terhadap menurunnyaharga kopi di pasar dunia karena kelebihan penawaran.Data USDA (1999) menunjukkan bahwa selama 1965-1968, rata-rataharga kopi Arabika di pasar New York turun dari 44,8 sen menjadi 37,30 sendolar AS. Tetapi kemudian sejak tahun 1969 sampai 1977 harga terus meningkathingga menjadi 307,66 sen dolar AS. Barangkali ini merupakan keberhasilan ICOdalam mengangkat harga kopi di pasar dunia. Setelah itu harga cenderungmenurun lagi hingga mencapai 106,37 sen dolar AS pada tahun 1987.Munculnya frost di Brazil pada tahun 1988 sedikit mengangkat harga kopimenjadi 121,84 sen.Namun kuota ekspor ternyata dihentikan pada tanggal 4 Juli 1989,walaupun pada saat itu harga kopi turun menjadi 98,76 sen. Ekspor dibebaskanke negara mana saja tanpa melihat apakah anggota ICO atau bukan. Hapusnyakuota dan bebasnya tujuan pengiriman ekspor ternyata menyebabkan hargadunia terus menurun hingga titik yang rendah, yaitu 56,49 sen dolar AS padatahun 1992.Merosotnya harga kopi di pasar dunia tersebut menyebabkan negaranegaraprodusen kopi dunia pada tahun 1993 membentuk sebuah asosiasi barubernama Association of Coffee Producing Countries (ACPC). Asosiasi iniberanggotakan 13 negara produsen kopi, dimana Indonesia merupakan astusatunyanegara di Asia yang menjadai anggota ACPC membuat suatu export

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!