pembenihan, penanaman, pemanenan, dan juga hingga prosesfermentasi dan penyortiran daun-daun di dalam gudang.Klasifikasi produk yang dihasilkan mempunyai kualifikasi sebagai berikut :(1) Tembakau wrapper mutu baik :Lelang di Bremen : JermanPenawaran yang datang :Jerman,Belanda, Denmark, Swiss, Austria,Perancis, Spanyol, Belgia, Inggris(2) Tembakau Wrapper mutu rendah :Dijual langsung ke tujuan ke :Jerman danDenmark(3) Tembakau FillerDijual langsung ke tujuan :Jerman danInggris(4) Tembakau Chewing : USA4.3. Komoditas Lada4.3.1. Perdagangan LadaDalam perdagangan lada, pemerintah relatif belum dapat beruat banyakkarena lingkup perdagangan lada sangat luas, yakni pasar lokal, domestik danpasar global/internasional. Harga komoditas sepenuhnya tergantung padamekanisme pasar tersebut. Untuk mendorong ekspor, komoditas lada tidakdikenakan pajak ekspor seperti yang diberlakukan pada ekspor minyak kelapasawit.Arah kebijakan negara produsen lada termasuk Indonesia dewasa iniadalah ingin mencapai stabilitas harga lada pada tingkat yang menguntungkan.Untuk mencapai tujuan itu, telah dirumuskan beberapa program,sepertimenetapkan Minimum Export Price (MEP) lada hitam di New York. Kemudianusulan tentang Voluntary Stock Retention Scheme (VSRS), pengaturan supplydan demand di pasar internasional, usulan intensifikasi tanpa memperluas lahanlada. Namun kesemuanya itu ternyaya belum mampu memberikan sumbanganterhadap stabiliasi harga lada pada tingkat yang menguntungkan.Risiko selalu melekat pada setiap kegiatan usaha, keuntungan ataukerugian usaha banyak ditentukan oleh kemampuan mengelola risiko tersebut.Risiko yang dihadapi dunia usaha ini pada dasarnya berasal dari inflasi,perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar uang, perubahan harga komoditas,sentimen pasar dan lain-lain. Tekanan akibat risiko fluktuasi harga ini akan makinbesar di masa yang akan datang sejalan dengan perubahan lingkungan
strategis, antara lain globalisasi dengan terintegrasinya pasar domestik denganpasar global dampak pasca Putaran Uruguaya dan berkurangnya komitmenterhadap perjanjian komoditas internasional. Terlebih lagi dalam menghadapiliberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik pad tahun 2020.Perkembangan pasar ekspor lada Indonesia dan dunia adiperlihatkanpada Tabel 2. Volume ekspor Indonesia pada periode 1995-2000 mengalamipenurunan sebesar 9,6%/tahun. Jika pada tahun 1995 volumenya mencapai57.781 ton, pad atahun-tahun berikutnya turun dan terendah terjadi pada tahun1997 yakni hanya 33.386 ton. Pada tahun 2000 kembali naik tetapi masih dibawah volume ekspor tahun 1995. Sementara itu, volume ekspor dunia dalamperiode yang sama mengalami kenaikan sebesar 5,14%/tahun, yaitu daru224.758 ton pada tahun 1995 menjadi 251.863 ton pada tahun 2000. Pangsavolume ekspor Indonesia terhadap dunia berada di sekitar angka 13,87% (padatahun 1997) sampai dengan 25,70% (pada tahun 2000). Pangsa volume eksporIndonesia rata-rata menurun sebesar 13,6%/tahun.Berbeda dengan volume ekspor, nilai ekspor Indonesia mengalamikenaikan cukup besar yaitu 14,45%/tahun, dimana nilai ekspor tertinggi dicapaipada tahun 2000 dengan nilai US$ 221 juta. Perkembangan nilai eksporIndonesia searah dengan perkembangan nilai ekspor dunia yang jugamengalami kenaikan 14,17%/tahun. Hal ini terjadi disebabkan oleh naiknyaharga lada dunia sejak tahun 1998 dan masih bertahan hingga tahun 2000 disekitar US$ 4-5/kg. Walaupun nilai ekspor Indonesia dan dunia sama-samameningkat, panagsa Indonesia terhadap dunia masih menurun 2,77%/tahun disepanjang periode tahun 1995-2000 (Tabel 4.16).Tabel 4.16. Perkembangan volume dan nilai ekspor ladandonesia dan dunia, 1995-2000Volume (Ton)Nilai (1000 US$)TahunPangsaPangsaIndonesia DuniaIndonesia Dunia(%)(%)19951996199719981999200057.76136.84933.38638.72336.29347.592224.758241.989240.677217.405248.384251.86325,7015,2313,8717,8114,6118,88155.42998.864163.145188.920191.241221.090579.940570.601912.1811.012.2291.141.4601.014.73326,8017,3217,8818,6615,7621,78R (%) -9,6 5,14 -13,6 14,45 14,17 -2,77Sumber: Trade Statistics (FAO, 2002), diolahEkspor lada Indonesia terdiri atas delapan jenis produk. Volume dan nilaiekspor berdasrakan jenis produk tersebut pada tahun 2000 dikemukakan padaTabel 4.17. Dari lada putih ada tiga jenis produk yang diekspor, yang sangatdominan diantaranya adalah other white pepper neither crushed nor ground(kode HS 0904-112-90) dengan volume ekspor 33.004 ton dengan nilai US$
- Page 1 and 2: PENINGKATAN NILAI TAMBAHKOMODITAS I
- Page 3 and 4: Tujuan dari penelitian dan pembuata
- Page 5 and 6: 2.3. Indikasi geografis di tataran
- Page 7 and 8: lain dari barang tersebut adalah di
- Page 10 and 11: Hak yang diberikan oleh Uni Eropa a
- Page 12 and 13: telah menjadi nama generik yang leb
- Page 14 and 15: yang telah mendapatkan reputasi nas
- Page 16 and 17: Kopi lain yang cukup dikenal adalah
- Page 18 and 19: masing-masing mencapai 218.8 juta U
- Page 20 and 21: Sumber: Dokumen SKA (Direktorat Eks
- Page 22 and 23: Brazil, Colombia, dan lain-lain. Da
- Page 24 and 25: 2001. Secara rata-rata, luas kopi n
- Page 26 and 27: Tabel 4.7. Luas areal dan produksi
- Page 28 and 29: Khusus untuk provinsi Sumatera Utar
- Page 30 and 31: 3 2003 1,636 5,667 743 8,046 3,852.
- Page 32 and 33: Bangli dan hampir 99 persen menyedi
- Page 34 and 35: AlgeriaPerancisSpanyolArgentinaRep.
- Page 36 and 37: 2001 228.302 195.137 913.208Rataan
- Page 38 and 39: - Hasil dijual bebas ke pedagang at
- Page 40 and 41: Pada tahun 2003, aktivitas FTK Temb
- Page 44 and 45: 114,7 juta. Dari lad ahitam juga ad
- Page 46 and 47: sembilan negara penghasil yang terg
- Page 48 and 49: Tahun Tanaman BelumMenghasilkanTana
- Page 50 and 51: Di Sumatera Selatan, telah berhasil
- Page 52 and 53: persatuan dan kesatuan yang mendala
- Page 54 and 55: penepung yang digunakan dalam prose
- Page 56: BAB VI.KESIMPULANDalam Studi pustak