tentang ketersediaan air. Ketersediaanair dalam pengertiaan sumber daya airpada dasarnya berasal dari air hujan, airpermukaan dan air tanah. Untukmenganalisa ketersediaan air permukaanyang akan digunakan sebagai acuanadalah data rekaman debit aliran sungai.Akan tetapi, dalam analisa ini seringditemukan data curah hujan yang cukuppanjang dan data rekaman debit aliransungai yang terbatas sehingga untukdapat menganalisa ketersediaan air,maka data curah hujan tersebut dapatdibangkitkan dengan menggunakanmetode pendekatan modelling hujanaliran.Menurut Bappenas (2007) salahsatu metode pendekatan modellinghujan-aliran yang sering digunakan diIndonesia adalah Metode Mock karenapenerapanya mudah dan data yangdigunakan relatif lebih sedikit. MetodeMock hanya merupakan pendekatansecara teori untuk menghitungketersediaan air, hal ini akan dilakukanapabila pada daerah yang ditinjau tidakada dokumentasi data debit aliransungai.Metode Mock dikembangkanberdasarkan atas daur hidrologi yangmemperhitungkan volume air masukberupa hujan, volume air keluar berupainfiltrasi, perkolasi dan evapotranspirasi,volume air yang melimpas dan yangdisimpan dalam tanah. Pada prinsipnya,Metode Mock digunakan untukmenganalisa besarnya debit pada suatudaerah aliran sungai untuk durasitertentu, misalnya debit tahunan,musiman, bulanan, tengah-bulanan atausepuluh-harian. Data yang digunakanuntuk memperkirakan debit ini adalahberupa data curah hujan, dataklimatologi, luas dan penggunaan lahandari cathment area .TINJAUAN PUSTAKAWaduk PLTA Koto Panjang. WadukPLTA Koto Panjang terletak di bagianhulu Sungai Kampar Kanan, KabupatenKampar, Propinsi Riau dengan luasdaerah tangkapan air (catchment area)sebesar 3.337 Km 2 dan memiliki 12stasiun hingga pada tahun 1986,diantaranya yaitu: Pangkalan Koto Baru,Batu Bersurat, Gunung Malintang,Galugur, Muara Paiti, Muara Mahat,Tanjung, Tanjung Balit, PadangGelugur, Koto Tinggi, Lubuk Sikapingdan Suliki.Sebagian besar daerah di sekitarwaduk merupakan daerah perbukitanyang berada di sepanjang kaki Bukit172
Barisan yang berbatasan denganpropinsi Sumatera Barat dengankemiringan 0–40% atau berada padaketinggian antara 200–300 meter daripermukaan laut (Kampar, BPI, 2008).Gambar 1. Peta DPS Sungai Kampar Kanan, 1986(Sumber : PT. Yodya Karya (1988)Siklus HidrologiSiklus hidrologi dapat diartikansebagai sebuah bentuk gerakan air lautke udara, yang kemudian jatuh kepermukaan tanah sebagai hujan ataubentuk presipitasi yang lain danakhirnya mengalir ke laut kembali(Soemarto, 1999).Presipitasi yang jatuh dipermukaan bumi dalam bentuk es/saljuakan tertahan sementara di permukaanbumi sebelum es/salju tersebut mencair.Sedangkan presipitasi yang jatuh dalambentuk hujan akan jatuh di permukaanbumi dan mengalir melalui sungaiataupun saluran. Aliran ini disebutdengan aliran/limpasan permukaan. Jikatanah yang dialiri memiliki rongga tanahyang cukup, maka air akan meresap kedalam tanah melalui peristiwa yangdisebut infiltrasi. Sebagian air yangmengalir akan kembali ke atmosfermelalui penguapan dan transpirasi olehtanaman.Presipitasi. Presipitasi adalahuap yang mengkondensasi dan jatuh ketanah dalam rangkaian proses hidrologi.Jumlah presipitasi selalu dinyatakan173
- Page 1 and 2:
Jurnal Teknobiologi, 1(2) 2010: 1 -
- Page 4 and 5:
Tabel 2. Rata-Rata Waktu Berbunga,
- Page 6 and 7:
entuk mahkota bunga. Untuk peubahju
- Page 8:
genotipe yang diuji tidak memiliki
- Page 11 and 12:
Jurnal Teknobiologi, 1(2) 2010: 11
- Page 13 and 14:
Cara lain untuk mendapatkanbiometri
- Page 15 and 16:
Tabel 2. Indeks helix, antihelix, t
- Page 17 and 18:
atau berbaring serta dapat dilakuka
- Page 19 and 20:
Jurnal Teknobiologi, 1(2) 2010: 19
- Page 21 and 22: hara sehingga dapat dimanfatkan unt
- Page 23 and 24: Pada Tabel 1, 2, dan 3 dapat diliha
- Page 25 and 26: Agustina (1990) menyatakanbahwa K m
- Page 27 and 28: Jurnal Teknobiologi, 1(2) 2010: 27
- Page 29 and 30: ditumbuhkan pada 100 ml medium N-fr
- Page 31 and 32: Setelah 60 jam ketiganya mengalamip
- Page 33 and 34: DAFTAR PUSTAKAAnderson, J.R. & Drew
- Page 35 and 36: Dalam pemanfaatan tanah lempunguntu
- Page 37 and 38: Tabel 1. Kekuatan Tekan Rata-rata B
- Page 39 and 40: HASIL DAN PEMBAHASAN1. Pemeriksaan
- Page 41 and 42: Gambar 6. Grafik pengujian batas ko
- Page 43 and 44: komposisi 1:1:1/4. Kuat tekan batu
- Page 45 and 46: Berat jenis batu bata campuran tana
- Page 47 and 48: Jurnal Teknobiologi, 1(2) 2010: 47
- Page 49 and 50: BAHAN DAN METODEPenelitian ini tela
- Page 51 and 52: P 2 (Serasah Jarak Pagar+Ppk kandan
- Page 53 and 54: mendukung. Kebutuhan air yang cukup
- Page 55 and 56: Prawinata, W., Harran, S. & Tjandro
- Page 57 and 58: Antrian. Antrian adalah penundaanka
- Page 59 and 60: tersebut. Lebih lanjut, waktu pelay
- Page 61: apabila nilai Derajat Kejenuhannyam
- Page 64: Gambar 4. Kurva distribusi frekuens
- Page 67 and 68: intensitas lalu lintas () kendaraan
- Page 69 and 70: Berdasarkan hasil perhitunganderaja
- Page 71: Jurnal Teknobiologi, 1(2) 2010: 70
- Page 75 and 76: Metode mock sudah pernahditeliti un
- Page 77 and 78: ata kecepatan angin, dan rata-ratap
- Page 79 and 80: Gambar 3. Grafik Hubungan Debit Ter
- Page 81 and 82: Secara keseluruhan debit terukurmem
- Page 83 and 84: KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan ana
- Page 85 and 86: Jurnal Teknolobiologi, 1(2) 2010: 8
- Page 87 and 88: penyulingan yang efektif terhadapre
- Page 89 and 90: Kombinasi perlakuan juga akanmempen
- Page 91 and 92: 1 hari dan kepadatan bahan 100gr/lt
- Page 93 and 94: terhadap sistem kehidupan akuatik(S
- Page 95 and 96: Media tanam berupa tanahdicampur de
- Page 97 and 98: persentase peningkatan pertumbuhand
- Page 99 and 100: LCKS. Berat segar tanaman adalahpar
- Page 101 and 102: Jurnal Teknobiologi, 1 (2) 2010: 10
- Page 103 and 104: Sehubungan dengan uraian diatas, ma
- Page 105 and 106: skala 1:50.000; dan peta lereng ska
- Page 107 and 108: penelitian ini taraf signifikan yan
- Page 109 and 110: hujan.Hasil analisis regresi linier
- Page 111 and 112: sebesar 74,58% dijelaskan oleh vari
- Page 113: Santoso, S., 2000, Statstik Paramet