Penghidupan Perempuan Miskin dan Akses Mereka terhadap Pelayanan Umum
297mj3Q
297mj3Q
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Mayoritas anggota keluarga yang berstatus menikah melakukan pernikahan secara agama <strong>dan</strong><br />
disahkan oleh negara (memiliki akta/buku nikah). Namun, masih ada 25% yang hanya menikah<br />
secara agama (belum memiliki akta/buku nikah) <strong>dan</strong> kurang dari 1% yang hanya menikah secara<br />
adat. Pernikahan yang dilakukan hanya secara agama atau hanya secara adat cenderung<br />
merugikan karena tidak disahkan oleh negara sehingga umumnya tidak memiliki akta nikah. Jika<br />
di kemudian hari terjadi masalah dalam pernikahan, tidak ada pengaturan yang jelas mengenai<br />
hak <strong>dan</strong> kewajiban masing‐masing pihak, misalnya terkait harta gana‐gini <strong>dan</strong> hak pengasuhan<br />
anak. Khusus di NTT, terdapat sekitar 15% pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan<br />
pernikahan. Penyebabnya antara lain mahalnya mahar <strong>dan</strong> besarnya biaya pernikahan yang<br />
mencakup pengeluaran untuk serangkaian upacara adat.<br />
5.3.4 Pendidikan<br />
Angka melek huruf <strong>dan</strong> tingkat pendidikan anggota keluarga perempuan cenderung lebih rendah<br />
bila dibandingkan dengan laki‐laki. Tingkat buta huruf pada anggota keluarga yang berusia di atas 15<br />
tahun lebih tinggi daripada tingkat buta huruf secara nasional. Menurut BPS (2015), tingkat buta<br />
huruf anggota keluarga berusia 15 tahun ke atas secara nasional pada 2013 adalah 6%, sementara<br />
berdasarkan hasil survei adalah 22%. Angka buta huruf perempuan (28%) lebih tinggi dibandingkan<br />
dengan laki‐laki (15%). Sementara itu, berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi, 41% anggota<br />
keluarga di wilayah studi tidak/belum tamat SD. <strong>Perempuan</strong> umumnya memiliki tingkat pendidikan<br />
yang lebih rendah daripada laki‐laki. Error! Reference source not found. menunjukkan bahwa<br />
jumlah perempuan yang tidak bersekolah <strong>dan</strong> tidak tamat SD lebih banyak daripada laki‐laki,<br />
se<strong>dan</strong>gkan jumlah perempuan dengan tingkat pendidikan SMP/sederajat <strong>dan</strong> SMA/sederajat lebih<br />
sedikit daripada laki‐laki.<br />
Gambar 7. Tingkat pendidikan anggota keluarga miskin dilihat dari persentase<br />
kepemilikan ijazah<br />
Sumber: Hasil survei tim peneliti SMERU, 2014.<br />
Keterangan: Sampel terdiri atas 2.447 laki-laki <strong>dan</strong> 2.883 perempuan.<br />
The SMERU Research Institute<br />
43